Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

FAKTA Santri Gontor Tewas Dianiaya: Pesantren Sempat Tutupi Penyebab Kematian hingga Ada Korban Lain

Berikut ini fakta-fakta kasus santri Gontor tewas dianiaya, pihak pesantren sempat tutupi penyebab kematian hingga ada korban lain.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Miftah
zoom-in FAKTA Santri Gontor Tewas Dianiaya: Pesantren Sempat Tutupi Penyebab Kematian hingga Ada Korban Lain
KOMPAS.com Muhlis Al Alawi/Instagram @hotmanparisofficial
Jalan masuk menuju Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo, Jawa Timur (kiri). Soimah, ibu AM santri Gontor yang tewas karena dianiaya (kanan). Berikut ini fakta-fakta kasus santri Gontor tewas dianiaya, pihak pesantren sempat tutupi penyebab kematian hingga ada korban lain. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak fakta santri Pondok Pesantren Gontor asal Palembang, Sumatera Selatan, AM, yang tewas karena dianiaya.

Ibu korban, Soimah, mengaku mendapatkan kabar sang anak meninggal pada Senin (22/8/2022) sekitar pukul 10.20 WIB.

Kabar tersebut didapat dari Ustaz Agus, pengasuh Pondok Pesantren Gontor 1 di Ponorogo, Jawa Timur.

Jenazah AM diketahui tiba di rumah duka di Palembang pada Selasa (23/8/2022) siang.

Kala itu, Ustaz Agus juga memimpin rombongan yang mengantar jenazah AM.

Lantas, seperti apa fakta-fakta santri Gontor asal Palembang yang tewas dianiaya? Berikut Tribunnews.com rangkum dari berbagai sumber:

(Kiri) Pintu masuk Pondok Gontor 1 yang berada di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dan (Kanan) Saat Soimah mengaku ke Hotman Paris terkait tewasnya sang anak yang diduga menjadi korban penganiayaan.
(Kiri) Pintu masuk Pondok Gontor 1 yang berada di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dan (Kanan) Saat Soimah mengaku ke Hotman Paris terkait tewasnya sang anak yang diduga menjadi korban penganiayaan. (Kolase Tribunnews.com: Google Maps dan Instagram.com/hotmanparisofficial)

Baca juga: Ponpes Gontor Minta Maaf Proses Pengantaran Jenazah Santri Tidak Jelas dan Tidak Terbuka

1. Pihak Gontor sempat tutupi penyebab kematian

Berita Rekomendasi

Sebelum tahu AM tewas karena dianiaya, ibu korban bernama Soimah mendapat laporan bahwa sang anak meninggal karena kelelahan.

Tak hanya itu, pihak keluarga juga menerima surat keterangan kematian AM dari RS Yasfin Darusalam Gontor, yang menyatakan korban meninggal akibat sakit.

Dalam surat yang diterbitkan di hari kematian AM, Senin (22/8/2022), tertulis dokter bernama Mukhlas Hamidy menyatakan korban meninggal karena penyakit tidak menular.

Kendati demikian, Soimah yang tak percaya penyebab anaknya meninggal, meminta agar peti jenazah dibuka.

Ketika dibuka, banyak ditemukan luka lebam di bagian kepala hingga dada AM.

"Setelah didesak pihak Gontor mengakui bahwa AM ini meninggal karena dianiaya."

"Bukan sakit seperti yang terulis dalam surat itu," ungkap kuasa hukum keluarga AM, Titis Rachmawati, Selasa (6/9/2022), dikutip dari Kompas.com.

Karena itu, pihak keluarga AM menyesalkan sikap Gontor yang dinilai berusaha menutupi peristiwa sebenarnya.

Baca juga: Kasus Santri Gontor Tewas Dianiaya, Terduga Pelaku Dikeluarkan dari Ponpes, Ada 2 Korban Lain

"Yang disesalkan adalah, ada hal yang tidak konsisten ketika awal mengatakan anaknya meninggal karena sakit."

"Ketika mereka memaksa membuka jenazah melihat kondisi, ternyata dianiaya. Jadi terkesan ditutupi," imbuh titis.

2. Pihak Gontor sampaikan permintaan maaf

Jubir Pondok Modern Darusalam Gontor (PMDG) , Noor Syahid saat memberikan keterangan terkait tewasnya AM, santri yang diduga menjadi korban penganiayaan.
Jubir Pondok Modern Darusalam Gontor (PMDG) , Noor Syahid saat memberikan keterangan terkait tewasnya AM, santri yang diduga menjadi korban penganiayaan. (Tangkap layar kanal YouTube gontortv)

Dalam pernyataan resmi yang dirilis, pihal Gontor menyampaikan permintaan maaf atas meninggalnya AM.

Dikutip dari TribunJatim.com, pihak Gontor membenarkan bahwa telah terjadi penganiayaan hingga menyebabkan AM tewas.

"Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat," ujar juru bicara Gontor, Noor Syahid.

Menyikapi temuan tersebut, tambah Syahid, pihaknya telah mengeluarkan pelaku penganiayaan.

Tak hanya itu, pihak Gontor juga menegaskan tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apapun bentuknya.

"Pada hari yang sama ketika almarhum wafat, kami juga langsung mengambil tindakan tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada santri yang diduga terlibat, yaitu dengan mengeluarkan yang bersangkutan dari Pondok Modern Darussalam Gontor secara permanen dan langsung mengantarkan mereka kepada orang tua mereka masing-masing," terang Syahid.

Baca juga: Santri Ponpes Gontor Meninggal Diduga Dianiaya, Polres Ponorogo Periksa 9 Saksi Termasuk 4 Dokter

3. Sembilan saksi diperiksa

Hingga saat ini, sudah ada sembilan saksi diperiksa terkait kasus penganiayaan yang menewaskan AM, santri Gontor asal Palembang.

Sembilan saksi tersebut adalah dua santri, empat dokter, dan tiga pengasuh Gontor.

Diketahui, empat dokter yang dimintai kesaksian juga berasal dari RS Yasfin Darusalam Gontor.

Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo, mengatakan kemungkinan jumlah saksi akan bertambah.

"Untuk saksi kemungkinan akan bertambah lagi karena rangkaiannya ada beberapa titik," ungkap Catur, Selasa (6/9/2022), dilansir TribunJatim.com.

4. Polisi sudah bentuk tim

Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo.
Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo. (DOK. Polres Ponorogo)

Selain memeriksa saksi, Polres Ponorogo sebelumnya juga mengatakan telah membentuk tim untuk mengusut kasus penganiayaan terhadap AM.

AKBP Catur Cahyono Wibowo mengungkapkan pihaknya sudah bertemu dengan pihak Gontor pada Minggu (4/9/2022).

Ia mengatakan pihak Gontor sangat kooperatif dan berjanji akan terbuka dalam memberi keterangan.

Baca juga: Ponpes Gontor Minta Maaf Terkait Meninggalnya Santri Asal Palembang, Berikut Pernyataan Resminya

"Tadi malam kita laksanakan pertemuan dan pihak Gontor kooperatif dan akan membuka semuanya," ujarnya, Senin (5/9/2022), dikutip dari TribunJatim.com.

"Dugaan awal masih proses lidik, progres akan kita sampaikan," tambahnya.

5. Ada korban lain

Polres Ponorogo telah melakukan gelar olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait kasus penganiayaan yang menewaskan AM.

Olah TKP dilakukan setelah polisi memeriksa sembilan saksi.

Menurut AKBP Catur Cahyono Wibowo, rangkaian insiden penganiayaan ini tak hanya terjadi di satu titik.

Bahkan, ada korban selain AM yang saat ini tengah menjalani perawatan.

"Rangkaian kejadian tidak hanya satu titik saja," ungkapnya, Selasa (6/9/2022), dikutip dari Kompas.com.

"Untuk korban ada tiga. Satu meninggal dunia dan dua masih dirawat," tandasnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJatim.com/Sofyan Arif Candra Sakti, Kompas.com/Muhlis Al Alawi/Aji YK Putra)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas