Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejumlah Bangunan Rusak Akibat Gempa Magnitudo 6,1 Guncang Mentawai, 5 Rumah Warga Ambruk

Sejumlah bangunan dikabarkan mengalami kerusakan imbas dari gempa berkekuatan Magnitudo 6,1 yang mengguncang Mentawai

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Sejumlah Bangunan Rusak Akibat Gempa Magnitudo 6,1 Guncang Mentawai, 5 Rumah Warga Ambruk
BPBD Kab Kepulauan Mentawai
Kondisi kerusakan dan situasi terkini Puskesmas Betaet, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kepulauan Mentawai setelah diguncang gempa bumi M 6.1, Minggu (11/9/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Sejumlah bangunan dikabarkan mengalami kerusakan imbas dari gempa berkekuatan Magnitudo 6,1 yang mengguncang Mentawai, Sumatera Barat, Minggu (11/9/2022) pagi.

Diketahui gempa berkekuatan 6,1 mengguncang Mentawai pukul 6.10 WIB.

Gempa yang sempat membuat panik masyarakat tersebut diikuti tiga gempa susulan.

Gempa susulan pertama terjadi pukul 6.26 WIB dengan kekuatan M 5.4.

Kemudian disusul lagi dengan gempa berkekuatan M 4,4 pada pukul 09.40 WIB, dan M 4,2 pukul 10.29 WIB.

dilaporkan lima rumah warga ambruk akibat gempa tersebut.

Baca juga: Penjelasan BMKG Soal Gempa Magnitudo 6,1 yang Mengguncang Mentawai Minggu Pagi: Ini Harus Diwaspadai

Gempa Mentawai juga mengakibatkan 3.327 masyarakat di dua desa Kecamatan Siberut mengungsi.

BERITA TERKAIT

Kecamatan Siberut Barat merupakan wilayah yang paling terdampak karena berada dekat dengan lokasi pusat gempa.

Camat Siberut Barat Jop Sirirui menjelaskan berdasarkan pendataan di lapangan, sebanyak lima rumah warga rusak berat atau ambruk.

"Kemudian sebanyak delapan rumah mengalami rusak sedang, kerusakan terjadi karena lepas sandi rumahnya akibat guncangan gempa," katanya, Minggu (11/9/2022).

Baca juga: 2 Gempa Besar Terjadi Pagi Ini, di Mentawai M 6,2 dan Papua Nugini 7,6 Sempat Ada Peringatan Tsunami

Kemudian satu masjid mengalami rusak berat, lalu satu gedung TK rusak ringan, satu unit Postu rusak ringan, satu balai dusun di dusun Muara Utara rusak ringan dan Puskesmas Bataet juga mengalami rusak ringan.

Kondisi kerusakan dan situasi terkini Puskesmas Betaet, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kepulauan Mentawai setelah diguncang gempa bumi M 6.1, Minggu (11/9/2022).
Kondisi kerusakan dan situasi terkini Puskesmas Betaet, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kepulauan Mentawai setelah diguncang gempa bumi M 6.1, Minggu (11/9/2022). (BPBD Kab Kepulauan Mentawai)

Kemudian gempa juga mengakibatkan sebanyak 3.327 warga Kecamatan Siberut Barat mengungsi ke daerah ketinggian atau ke atas bukit.

Pemerintah kecamatan juga telah menurunkan tim untuk memantau penanganan pengungsi.

"Sampai saat ini semua masih bertahan di tempat pengungsian di sejumlah titik, kita saat ini terus memantau masyarakat untuk penanganan traumanya," katanya.

Untuk kebutuhan pengungsi sampai saat ini diakomodir sembako yang ada di gudang milik kecamatan.

"Bantuan ini merupakan bantuan sebelumnya, kita bagikan sebanyak satu ton beras dan mie instan, kita bagikan untuk kebutuhan masyarakat hari ini," ujarnya.

Baca juga: FAKTA Gempa Mentawai Sumbar: Terjadi 3 Kali Guncangan hingga Kerusakan Ringan Dilaporkan di Siberut

Pihaknya belum mengetahui kapan masyarakat kembali ke rumah, sebab saat ini masih waspada karena gempa susulan masih terjadi.

Sementara untuk korban jiwa, diketahui dua orang mengalami luka ringan.

Plt Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan gempa yang terjadi di Mentawai pagi ini merupakan rangkaian gempa yang bersumber dari zona Megathrus segmen Mentawai-Siberut.

"Kita ketahui segmen Mentawai-Siberut ini merupakan zona seismic gab, yaitu zona gempa potensial yang mengalami kekosongan sejak waktu yang lama, sejak tahun sekitar 1700 an," katanya saat dihubungi, Minggu (11/9/2022).

Dia melanjutkan, kalau diamati sejak tahun 2000 maka sudah banyak terjadi gempa besar di kawasan pesisir barat pulau Sumatera, artinya semua segmen sudah lepas.

Di antaranya gempa di Pulau Enggano Provinsi Bengkulu tahun 2000 berkekuatan M 7,9.

Kemudian Provinsi Aceh tahun 2004 dengan kekuatan M 9,2.

Kemudian gempa di Nias tahun 2005 dengan kekuatan M 8,5.

Kemudian Bengkulu di tahun 2007 gempa berkekuatan juga 8,5 dan di Pagai Mentawai pada tahun 2010 dengan kekuatan M 7,8.

"Semua gempa yang saya sebutkan ini memicu tsunami kecuali yang di tahun 2000, dari semua gempa itu yang lowong yang mana? Ya itu di segmen Mentawai-Siberut, jadi ini patut kita waspadai karena dia belum melepas energinya," katanya.

Kemudian Kabupaten Mentawai sendiri dalam beberapa bulan terakhir sering dilanda gempa.

Hal ini merupakan pesan atau pertanda bahwa telah terjadi rekah-rekahan kecil di bawah.

"Edukasi kepada masyarakat ini sangat penting, terutama kepada masyarakat di pesisir Mentawai dan masyarakat di pesisir Pulau Sumatera, terutama Sumatera Barat karena berhadapan langsung," katanya.

Masyarakat menurut dia harus terus diedukasi bagaimana bisa memahami dan melakukan evakuasi mandiri.

Masyarakat diharapkan bisa segera menjauhi pantai dan mencari tempat tinggi atau aman jika terjadi gempa besar.

Sementara indikator gempa tersebut, yaitu apabila gempa terasa kuat atau tidak terlalu kuat tetapi mengayun lama maka hal ini ciri utamanya yang bisa memicu tsunami.

"Kewaspadaan soal ini harus terus diingatkan sedini mungkin, apalagi seluruh sumatera ini sudah lepas segmennya karena beberapa kali terjadi gempa, tetapi kalau ditanya kapan itu terjadi kita tidak tahu kapannya, namun siklus gempa itu pasti terjadi," katanya.

Penulis: Rahmadi

Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Lima Rumah Ambruk akibat Gempa Mentawai, 3.327 Warga Mengungsi ke Atas Bukit

Sumber: Tribun Padang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas