PUTRA Mantan Wapres AS Hilang di Pantai Papua, Ditemukan Bersama Suku Asmat 8 Tahun Kemudian
Ribuan penduduk setempat bergabung pencarian yang melibatkan puluhan kapal, pesawat dan helikopter untuk mencari keberadaan Michael Rockefeller
Editor: Eko Sutriyanto
Dua pemandunya yang merupakan warga asli Papua berhasil berenang ke pantai yang berjarak sekitar sembilan mil.
Michael Rockefeller dikabarkan berusaha berenang ke pantai menggunakan dua jeriken sebagai pelampung.
“Saya rasa saya bisa membuatnya,” ujar satu rekannya, seorang antropolog asal Belanda.
Antropolog asal Belanda itu berhasil diselamatkan keesokan harinya, tapi Michael Rockefeller tak berhasil ditemukan.
Rumor bertahan hingga pada 1968, Editor Majalah New York, Milt Machlin, terbang ke Papua dan meluncurkan pencarian selama berbulan-bulan.
Dia menemukan seorang pensiunan tentara Belanda yang menjadi misionaris di Papua, Cornelius van Kessel, yang telah tinggal di bersama suku Asmat ketika Michael Rockefeller menghilang.
Kepada Machlin, Kessel mengisahkan cerita yang luar biasa; seminggu setelah para pencari Michael Rockefeller menyerah, ada desas-desus orang Amerika itu telah ditangkap dan dibunuh.
Pasalnya, ia mengklaim, adalah bahwa tiga tahun sebelum Rockefeller menghilang, patroli polisi Belanda datang ke sebuah desa bernama Otsjanep untuk memilah perang pengayauan suku.
Takut mereka akan diserang, polisi melepaskan tembakan, menewaskan lima kepala desa.
Dengan kode suci mereka, suku harus membalas dendam dan mengambil kepala-kepala orang kulit putih seperti pemimpin patroli Belanda itu.
Diduga kesempatan itu terbuka saat sekitar 50 orang Otsjanep pulang ke rumah dari perjalanan perdagangan menemukan orang kulit putih sedang kelelahan dan tidak bersenjata akibat berenang dari perahu mereka ke pantai.
Salah satu warga suku dikatakan telah menusuknya tombak sebelum mereka menariknya ke perahu dan membawanya ke pantai.
Di sana mereka mencincangnya, memasak, dan memakannya.
Kessel mengatakan warga suku itu mengaku mereka telah membunuhnya sebagai balas dendam atas serangan polisi.