Siswa SMP Plus Baiturrahman Di-bully Teman Kelas, Kepsek: Pelaku akan Dibedakan Proses Pembelajaran
Video perundungan atau tindakan bully yang dilakukan seorang siswa SMP Plus Baiturrahman kepada temannya, viral di media sosial.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Video perundungan atau tindakan bully yang dilakukan seorang siswa kepada temannya, viral di media sosial.
Diketahui, perundungan tersebut dilakukan oleh siswa SMP Plus Baiturrahman, Ujung Berung, Kota Bandung, Jawa Barat.
Video tersebut menunjukkan seorang siswa yang dipakaikan helm.
Kemudian ada siswa lain yang menendang siswa yang memakai helm tersebut berkali-kali di bagian kepala.
Setelah beberapa kali tendangan, siswa yang mendapat perundungan tersebut jatuh pingsan.
Di akhir video, korban perundungan yang sudah tergeletak di lantai tiba-tiba ditindih oleh siswa lainnya.
Baca juga: Siswi SMAN 1 Sragen Jadi Korban Bully Guru Karena Tidak Pakai Kerudung, Ini Langkah Dinas Pendidikan
Tanggapan Kepala Sekolah
Mengutip TribunJabar, kejadian perundungan tersebut terjadi pada Kamis (17/11/2022).
Kepala SMP Plus Baiturrahman, Saefullah Abdul Muthalib mengungkapkan, peristiwa perundungan terjadi pada saat jam ketiga pelajaran.
Saat itu, guru yang mengajar sedang berada di luar kelas.
Saefullah juga mengatakan, siswa tersebut sedang bermain game saat guru sedang berada di luar.
"Kebetulan guru jam ke tiga itu sedang ke luar kelas sebentar, ketika itu anak-anak membuat game," ujar Saefullah
Game yang dimainkan adalah tebak-tebakan.
Cara mainnya, helm akan dipasangkan kepada salah satu orang, kemudian ia akan dipukul oleh temannya dari belakang.
Orang yang dipasangkan helm harus menebak, siapa yang memukulnya.
Baca juga: Oknum Guru Rundung Siswi karena Tak Berkerudung di Sragen, Kepala Sekolah akan Lakukan Pembinaan
"Kemudian menebak siapa (yang memukul) itu permainannya, tapi lama-kelamaan bukan dengan tangan, tapi dengan kaki seorang (siswa) sampai tiga kali pukulan dengan kaki," katanya.
Pada video, korban terlihat lemas hingga jatuh ke lantai, tapi kepala sekolah menyangkal korban pingsan.
"Tidak (pingsan) memang ada yang menginformasikan pingsan, tapi tadi saya tanya katanya tidak pingsan anak itu."
"Setelah ditendang kemudian dia jatuh itu bukan pingsan, pusing mungkin," ucapnya.
Bakal Lebih Mengawasi Siswa
Saefullah melanjutkan, peristiwa pem-bullyan ini akan jadi bahan evaluasi bagi pihak sekolah dalam mengawasi siswa di sekolah.
"Kami sangat menyesalkan kejadian ini, dan tentu ini menjadi evaluasi bagi kami untuk lebih ketat lagi dalam memberikan pengamanan pembelajaran di sini," lanjutya.
TribunJabar melansir, pihak sekolah juga mengecam aksi tersebut.
Pihak sekolah menganggap, aksi yang dilakukan siswa tersebut sudah mengarah ke kekerasan.
"Kejadian ini luar biasa, terus terang kami sangat mengecam dan tidak setuju dengan kejadian ini, karena ini kekerasan."
"Semua orang pasti tidak menginginkan ini terjadi, tapi apa yang terjadi ini lah sesuatu yang tidak kami inginkan," tutur Saefullah.
Baca juga: Iriana Jokowi Dihina, Video Lawas Kaesang Viral, Akui Marah Jika sang Ibu Jadi Korban Bully Warganet
Pelaku Bakal Dipisah
Untuk menindak lanjuti kasus ini, pihak SMP Baiturrahman bakal memberikan sanki bagi pelaku perundungan.
Pelaku yang diketahui adalah siswa kelas 9 atau siswa kelas 3 SMP ini bakal diberikan pembelajaran secara daring.
"Kita ada pemberian efek jera dari pihak sekolah kepada pelaku, melalui teguran dan nasehat dan mungkin juga akan memberikan cara pembelajaran yang berbeda dengan siswa lain, sanksinya seperti itu," lanjut Saefullah.
Dilansir oleh TribunJabar, proses pembelajarannya akan dibedakan.
Kemungkinan akan diberikan pelajaran secara daring, agar kondisi pembelajaran lebih kondusif.
"Proses pembelajaran akan kita bedakan, mungkin pelaku ini belajar secara daring, supaya lebih kondusif lagi pembelajarannya, pelaku tetap belajar dan korban juga tetap belajar," tambahnya.
Tindakan Sekolah kepada Keluarga
Saefullah yang mewakili sekolah pun minta maaf kepada orang tua korban.
Minta maaf ini dilandasi karena lalai dalam melakukan pengawasan di sekolah.
"Jelas, secara pribadi dan lembaga kami sudah meminta maaf kepada keluarga atas kelalaian kami, terlebih kepada publik secara umum, kepada kepala dinas, kementerian pendidikan dan ini menjadi langkah awal untuk memperketat sistem pengawasan di sekolah kami," pungkasnya.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunJabar.id, Nazmi Abdurahman)