Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anak-anak di Posko Pengungsian Gempa Cianjur Mulai Terjangkit Penyakit Karena Sanitasi Kurang Baik

Fasilitas dari tenda itu kurang memadai membuat pengungsi masuk angin dan gatal-gatal karena sanitasi di lokasi pengungsian yang kurang baik

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Anak-anak di Posko Pengungsian Gempa Cianjur Mulai Terjangkit Penyakit Karena Sanitasi Kurang Baik
Tribunnews.com/Ibriza
dr Rizky Utama saat diwawancarai di Posko Tim Medis RSUD Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022) 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Anak-anak di posko pengungsian gempa di Cianjur mulai terjangkit berbagai penyakit karena sanitasi kurang baik.

Koordinator Lapangan Bencana Rumah Sakit Umum (RSUD) Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dr Rizky Utama angkat bicara terkait hal itu.

"Yang anak-anak pada mulai demam, batuk, pilek, dan mulai diare," katanya saat diwawancarai di Posko Tim Medis RSUD Cimacan, Kamis (24/11/2022).

Ia menjelaskan, sakit perut dan diare menjangkiti para pengungsi anak-anak karena kondisi di pengungsian yang kurang bersih.

"Kurang bersih kalau untuk masalah sakit perut dan diarenya," kata Rizky Utama, saat ditemui, Kamis (24/11/2022).

Kemudian untuk demam, kata Rizky karena saat ini merupakan musim hujan.

Baca juga: Jalur Alternatif Menuju Sejumlah Desa yang Terisolir Akibat Gempa Cianjur Alami Macet Parah

Berita Rekomendasi

"Kalau meriangnya, memang kita kan lagi musim hujan ya. Di sana terbuka. Fasilitas dari tenda itu kurang memadai, jadi pada masuk angin lah gitu," jelasnya.

Sementara untuk penyakit gatal-gatal, dipicu sanitasi di lokasi pengungsian yang kurang baik.

"Udah ada sedikit dari laporan kalau yang gatal-gatal. Untuk sanitasinya di lapangan terlihat kurang," ujar Rizky.

Adapun Rizky menanggapi berbagai penyakit yang muncul di lokasi pengungsian.

Menurutnya, langkah preventif adalah hal yang utama.

"Jadi Yang pertama yang di atasnya itu, kita harus preventif dulu. Jadi harus cegah dulu," tuturnya.

"Sekarang kalau misalnya para pengungsi itu dibiarkan di alam terbuka, kedinginan, sanitasinya kurang bagus, ya pasti terjangkit lagi," sambung Rizky.

Ia mengatakan, para korban terdampak gempa membutuhkan dukungan dari berbagai sektor.

"Untuk dibenarin dulu sandang, pangan, dan papannya diutamakan dulu, dari pengobatannya. Dari kuratifnya, kita mendampingi," jelas Rizky.

Sebelumnya, jumlah korban gempa bumi yang masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengalami penambahan sebanyak 35 pasien, Kamis (24/11/2022).

Angka tersebut menambah jumlah total dari yang sebelumnya 270 pasien menjadi 305 pasien.

Sebagian dari ratusan warga pengungsi korban gempa di wilayah terisolir di kaki Gunung Gede Pangrango di Kampung Burangkeng, RW.01, Desa Mangunkerta, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Sebagian dari ratusan warga pengungsi korban gempa di wilayah terisolir di kaki Gunung Gede Pangrango di Kampung Burangkeng, RW.01, Desa Mangunkerta, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (dok. Tribun Jabar)

Koordinator Humas dan Layanan Publik RSUD Cimacan, Ida Farida, menejelaskan berdasarkan data terbaru dari pihak RSUD Cimacan

Katanya, korban luka ringan mengalami penambahan jumlah, dari yang sebelumnya 174 pasien saat ini sebanyak 183 pasien.

Kemudian, pasien luka sedang bertambah sebanyak 19 pasien.

"Pasien luka sedang total 72 pasien," kata Ida, saat ditemui di Posko Tim Medis RSUD Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis.

Selanjutnya, Ida mencatat pasien luka berat juga mengalami penambahan, yaitu menjadi 13 pasien.

Adapun pasien rawat inap dan meningal dunia di RSUD Cimacan tidak mengalami penambahan jumlah.

"Rawat inap 21 pasien dan meninggal 16 pasien," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas