Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

DDS Bunuh Keluarganya dengan Racun Arsenik dan Sianida, Beli Secara Online Pakai Uang dari Orangtua

DDS membeli racun sianida dan arsenik secara online dengan uang dari orang tuanya. Racun itu kemudian digunakan untuk membunuh ayah, ibu, dan kakaknya

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in DDS Bunuh Keluarganya dengan Racun Arsenik dan Sianida, Beli Secara Online Pakai Uang dari Orangtua
Kolase Twitter/Tribunnews.com
Tampang DDS, pelaku pembunuhan sekeluarga di Magelang. Dhio Tega Racuni Keluarganya. | DDS membeli racun sianida dan arsenik secara online dengan uang dari orang tuanya. Racun itu kemudian digunakan untuk membunuh ayah, ibu, dan kakaknya. 

TRIBUNNEWS.COM - Plt Kapolresta Magelang AKBP Muchamad Sajarod Zakun mengungkapkan cara tersangka pembunuhan satu keluarga di Magelang, DDS, mendapatkan racun arsenik dan sianida untuk membunuh keluarganya.

Sajarod menyebut DDS mendapatkan racun arsenik dan sianida dengan cara membelinya secara online, dengan harga Rp 450 ribu untuk arsenik dan Rp 750 ribu untuk sianida.

Kedua jenis racun tersebut pun akhirnya membuat ayahnya, Abas Ashari (58); ibunya, Heri Riyani (54) dan kakak kandungnya, Dea Khairunisa (25) meninggal dunia.

"Yang bersangkutan (tersangka) menjelaskan, beli arsenik dengan harga Rp 450.000, sedangkan untuk sianida seharga Rp 750.000," kata Sajarod dilansir Kompas.com, Senin (5/12/2022).

Menurut Sajarod, DDS merupakan seorang pengangguran, sehingga seluruh kebutuhannya dipenuhi oleh orangtuanya.

DDS juga mendapatkan uang jajan dari orangtuanya yang berujung digunakan untuk membei racun arsenik dan sianida untuk membunuh keluarganya itu.

Baca juga: Kasus Munir dan Mirna Jadi Inspirasi Tersangka Pembunuh Anggota Keluarga di Magelang

"Tersangka merupakan anak bungsu, selalu diberikan kasih sayang yang berlebih dari kedua orangtuanya, menuruti permintaannya untuk mencukupi kebutuhannya, dipenuhi. Terlebih, uang jajan dan sebagainya," papar Sajarod.

Berita Rekomendasi

Sajarod menambahkan, sianida dan arsenik ini dipilih DDS untuk membunuh keluarganya setelah ia belajar dari kasus meninggalnya aktivis Munir, kopi sianida Mirna, dan sate sianida Bantul.

Lebih lanjut Sajarod menyebut DDS membeli arsenik sekitar seminggu sebelum pembunuhan pada Rabu, 23 November 2022.

Arsenik itu dicampur pada es dawet sebelum diberikan kepada tiga korban.

Namun karena dosisnya terlalu kecil, arsenik tersebut hanya membuat ketiga korban merasakan mual.

Baca juga: Kedekatan Korban dan Tersangka Kasus Pembunuhan di Magelang, Pernah Unggah Kebersamaan di Medsos

Lalu DDS memutuskan untuk membeli sianida dan menggunakannya untuk membunuh ayah, ibu, dan kakaknya pada 28 November 2022.

"Tersangka membeli sianida setelah percobaan pertama (yang gagal). Dia langsung beli lagi dan digunakan pada hari Senin (28 November 2022)," ungkap Sajarod.

DDS mencampurkan sianida ke dalam teh dan kopi yang sebelumnya dibuat oleh ibunya.

Selang 15-30 menit setelah diminum, para korban merasakan mual dan muntah hebat hingga akhirnya meninggal dunia.

"Sianida dipakai untuk bapaknya, sebanyak 1,5 sendok teh. Untuk ibunya 1 sendok teh. Kakak kandungnya 1,25 sendok teh. Sisanya masih dicek labfor Polda Jateng," imbuh Sajarod.

Baca juga: Fakta Baru Soal Pekerjaan Pelaku Pembunuhan di Kabupaten Magelang dan Misteri Mobil Innova K 17 DA

Belajar dari Kasus Munir dan Mirna

Diberitakan sebelumnya, DDS (22) ternyata terinspirasi dari kasus Munir hingga Mirna dalam melancarkan aksinya membunuh keluarganya.

DDS menjadi tersangka karena meracuni tiga anggota keluarganya menggunakan sianida.

Ketiga korban terdiri dari ayah pelaku Abbas Ashari (58); ibu, Heri Riyani (54); dan anak perempuan pertama, Dhea Chairunisa (25).

Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengatakan DDS mempelajari kasus Munir dan Mirna yang menggunakan sianida.

Baca juga: Anak di Magelang Mengaku Racuni Keluarga karena Jadi Tulang Punggung, Kerabat Korban: Pembelaan Diri

"Ternyata, yang bersangkutan menjelaskan belajar dari kasus-kasus yang pernah terjadi. Di mana kasus yang pernah terjadi itu kasus yang menggunakan zat kimia, antara lain kasus Munir yang waktu itu meninggal karena zat kimia arsenik," kata Mochammad Sajarod Zakun, Jumat (02/12/2022).

Kedua adalah pelaku belajar dari kasus di Jogja. Kasus tersebut adalah sate diolesi sianida dan kasus yang menyita perhatian publik yakni kopi sianida yang menyeret Mirna sebagai terpidana.

"Yang kedua, kasus yang terjadi di Jogja beberapa waktu lalu yang mana ada sate yang diolesi zat kimia berupa sianida ,dan juga kasus Mirna yang mengunakan sianida dicampurkan ke dalam kopi,"ujarnya di Aula Mapolresta Magelang.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, polisi juga menemukan fakta baru yakni perencanaan menghabisi nyawa keluarganya sendiri sudah dilakukan tersangka sejak lama.

Baca juga: Anak yang Bunuh Keluarganya di Magelang Sewa Mobil untuk Ambil Sianida dan Arsenik, COD dengan Kurir

Pelaku diketahui telah melakukan percobaan pembunuhan pertama yang dilakukan dengan mencampurkan zat kimia arsenik ke dalam minuman es dawet, pada Rabu (23/11/2022).

Lalu,mencoba kembali pada percobaan kedua hingga nyawa korban tidak terselamatkan, pada Senin (28/11/2022).

"Dia merencanakan itu sudah sejak lama, sejak tanggal 15 November yang lalu. Terkait percobaan pembunuhan yang pertama, karena tidak berhasil maka merencanakan kembali dan membeli zat kimia lain yang memiliki efek mematikan," ujarnya.

Ia melanjutkan, untuk kondisi kesehatan kejiwaan tersangka DDS saat ini dalam kondisi baik.

Baca juga: Anak di Magelang Racuni Keluarga Pakai Sianida, Simpan Sisa Racun di Mobil, Terancam Hukuman Mati

Tersangka mampu menjelaskan dengan detail dan gamblang terkait kronologi-kronologi kejadian.

"Tersangka masih memiliki ketahanan jiwa yang cukup. Karena setiap kali kita lakukan pemeriksaan baik wawancara maupun interogasi semua dijelaskan dengan gamblang dan jelas."

"Yang bersangkutan menjelaskan secara detail kronologi-kronologi, juga jawaban yang disampaikan kepada penyidik," terangnya.

Dengan begitu, kata dia, sementara untuk pemeriksaan kejiwaan kepada tersangka belum dilakukan.

Baca juga: Polisi Ungkap Kondisi Kejiwaan Tersangka Pembunuhan Keluarga di Magelang

Namun, pihaknya tetap mengkoordinasikan lebih lanjut untuk opsi tersebut.

"Untuk sementara ini, masih belum ya. Nanti akan kami koordinasikan lebih lanjut perlu tidaknya pemeriksaan kejiwaan. Karena, yang bersangkutan secara kasat mata memiliki ketahanan jiwa yg sangat bagus,"bebernya.

Sedangkan, saat ini tersangka sudah didampingi penasihat hukum yang ditunjuk oleh negara.

"Ya,karena ancaman hukumannya terkait pasal yang kami sangkakakan yakni hukuman mati atau penjara seumur hidup, itu wajib didampingi oleh penasihat hukum, yang ditunjuk oleh negara," urainya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Erik S)(Kompas.com/Ika Fitriana)

Baca berita lainnya terkait Sekeluarga Meninggal di Magelang

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas