Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Update Erupsi Gunung Semeru Hari Ini: Terjadi Erupsi dengan Amplitudo 23 mm dengan Durasi 73 Detik

Erupsi Gunung Semeru terjadi kembali hari ini, Selasa (6/12/2022) pukul 05.02 WIB, dengan amplitudo 23 mm dan durasi 73 detik.

Penulis: Rifqah
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Update Erupsi Gunung Semeru Hari Ini: Terjadi Erupsi dengan Amplitudo 23 mm dengan Durasi 73 Detik
SURYA/SURYA/PUR
ERUPSI GUNUNG SEMERU - Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar yang terpantau dari Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (5/12/2022). Erupsi Gunung Semeru terjadi kembali hari ini, Selasa (6/12/2022) pukul 05.02 WIB, dengan amplitudo 23 mm dan durasi 73 detik. 

TRIBUNNEWS.COM - Hari ini, Selasa (6/12/2022) terjadi kembali erupsi Gunung Semeru.

Dilansir magma.esdm.go.id, pada pukul 05.02 WIB hari ini melaporkan bahwa erupsi Gunung Semeru terjadi kembali.

Erupsi dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 400 meter.

Kolom abu teramati tersebut berada di atas puncak atau kurang lebih 4.076 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati diketahui berwarna putih hingga kelabu.

Baca juga: Update Erupsi Gunung Semeru: Pria Tak Mau Dievakuasi hingga Awan Panas Masih Keluarkan Asap

Dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan dan barat daya.

Erupsi Gunung Semeru yang terjadi hari ini terekam di seismograf.

Berita Rekomendasi

Dengan amplitudo maksimum 23mm dan durasi selama 73 detik.

Warga Diminta Tetap Berada di Pengungsian

Warga dari beberapa desa terdampak erupsi Gunung Semeru mengungsi di Balai Desa/Kecamatan Candipuro Lumajang, Minggu (4/12/2022). Erupsi Gunung Semeru terjadi kembali hari ini, Selasa (6/12/2022) pukul 05.02 WIB, dengan amplitudo 23 mm dan durasi 73 detik.
Warga dari beberapa desa terdampak erupsi Gunung Semeru mengungsi di Balai Desa/Kecamatan Candipuro Lumajang, Minggu (4/12/2022). Erupsi Gunung Semeru terjadi kembali hari ini, Selasa (6/12/2022) pukul 05.02 WIB, dengan amplitudo 23 mm dan durasi 73 detik. (surya.co.id)

Untuk mewaspadai rangkaian gempa vulkanik yang berpotensi terjadi, warga diminta untuk tetap berada di pengungsian.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Plt. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebnecanaan BNPB, Abdul Muhari.

"Tadi siang ada rangkaian gempa vulkanik kecil yang kita waspadai."

"Jadi masyarakat saat ini masih tetap ada di pengungsian," ujar Mutari, Senin (5/12/2022).

Timbunan Material Vulkanis Capai 800 Derajat

Timbunan material vulkanis awan panas di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Erupsi Gunung Semeru terjadi kembali hari ini, Selasa (6/12/2022) pukul 05.02 WIB, dengan amplitudo 23 mm dan durasi 73 detik.
Timbunan material vulkanis awan panas di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Erupsi Gunung Semeru terjadi kembali hari ini, Selasa (6/12/2022) pukul 05.02 WIB, dengan amplitudo 23 mm dan durasi 73 detik. (TribunJatim.com/Erwin Wicaksono)

Dikutip dari Tribunjatim.com, suhu timbunan material vulakanis erupsi Gunung Semeru mencapai 800 derajat celcius.

Hal tersebut berdasarkan catatan dari BPBD Kabupaten Lumajang.

Pantauan lokasi kepulan asap dan uap di timbunan material vulkanis masih mengepul hingga Senin (5/12/2022).

"Suhu awal saat erupsi terjadi sebesar 800 derajat celcius."

"Kemudian setelah berproses hingga kini masih di atas 200 celcius untuk timbunan material vulkanis yang di bawah," ujar Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi, Senin (5/12/2022).

Suhu material vulkanis yang ada disebut bisa bertahan cukup lama.

Hal tersebut tergantung pada kedalaman material dan cuaca.

"Pengalaman erupsi tahun kemarin bahkan bisa sampai berbulan-bulan untuk ketinggian material yang mencapai 5 meter," ungkap Patria.

Imbauan dari Badan Geologi untuk Warga

Dilansir vsi.esdm.go.id, karena adanya peningkatan aktivitas pada erupsi Gunung Semeru, maka Badan Geologi mengeluarkan rekomendasi sebagai berikut:

1. Mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

2. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 19 km.

3. Tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

4. Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat dan Kali Lanang serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

5. Agar masyarakat tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Api Semeru,dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya.

(Tribunnews.com/Rifqah/Rina Ayu Panca Rini) (Tribunjatim.com/Erwin Wicaksono)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas