Gibran Perketat Keamanan Pernikahan Kaesang dan Minta Masyarakat Tidak Perlu Takut Aksi Terorisme
Gibran menegaskan keamanan di kota Solo terjamin menjelang prosesi pernikahan Kaesang dan Erina. Ia meminta masyarakat tidak perlu takut dan khawatir.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara pernikahan Kaesang dan Erina, Gibran Rakabuming Raka telah melakukan koordinasi dengan Polda Jawa Tengah dan Kodam IV/Diponegoro terkait pengamanan prosesi pernikahan adiknya.
"Yang jelas, kita sudah koordinasi dengan pak Kapolda, dan pak Pangdam," ujarnya dikutip dari TribunSolo.com.
Diketahui sehari menjelang rangkaian acara pernikahan Kaesang dan Erina terjadi aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).
Dengan adanya peristiwa tersebut, Gibran mengatakan pengamanan pernikahan Kaesang dan Erina akan diperketat.
"Beberapa kamera CCTV sudah terpasang, nanti akan kita lebih monitor keadaan sekitar terutama menjelang hari H," terangnya.
Baca juga: Undangan Semaan Alquran dan Pengajian Rangkaian Acara Pernikahan Kaesang-Erina Berlangsung Terbatas
Wali Kota Solo ini juga akan menjamin keamanan prosesi pernikahan yang akan dimulai pada Kamis (8/12/2022) di Yogyakarta dan berakhir pada Minggu (11/12/2022) di Solo, Jawa Tengah.
Ia meminta masyarakat untuk tidak perlu takut dengan aksi terorisme karena berbagai pengamanan telah disiapkan.
"Insyallah aman, semua tidak perlu takut, warga silahkan beraktivitas seperti biasa hadirin dan tamu undangan tenang saja. Saya yang menjamin," pungkasnya.
Sementara itu, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi memastikan wilayah Solo Raya aman dan meminta masyarakat tidak khawatir dengan ancaman terorisme.
"Kita tidak terpengaruh ya. Karena terorisme adalah crime yang tentu harus kita lakukan pengaman berlapis," tegasnya dikutip dari TribunSolo.com.
Irjen Pol Ahmad Luthfi telah meminta Kapolres di Solo Raya untuk menggelar Kegiatan kepolisian yang Ditingkatkan (KKYD).
"Baik itu fungsi intelejen, fungsi Reskrim. Untuk melakukan KKYD di seluruh batas kota untuk kegiatan ini," terangnya.
Menurutnya pengamanan berlapis yang dilakukan tidak akan memberikan ruang kepada pelaku terorisme untuk melakukan aksinya.
Baca juga: Pengamanan Pernikahan Kaesang-Erina Diperketat Pasca Insiden Bom Bunuh Diri di Bandung
Ia menegaskan pengamanan sudah diperketat mulai dari ring 3 hingga ring 1.
"Brimob maupun Sabara sudah kita tarik untuk bergerak ke wilayah Solo," ujarnya.
Tanggapan pengamat terorisme
Seorang polisi bernama Aiptu Sofyan meninggal dunia akibat ledakan bom di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung.
Aipda Sofyan merupakan Bhabinkamtibmas di Kelurahan Karanganayar, Astana Anyar, Kota Bandung.
Ia menjadi korban meninggal dunia akibat teror bom bunuh diri yang dilakukan Agus Sujatno alias Agus Muslim yang terafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung.
Pengamat terorisme sekaligus akademisi, Amir Mahmud mengatakan aksi bom bunuh diri di Bandung sebagai pengingat bahwa aksi serupa dapat terjadi dimanapun.
"Jadi bagi siapapun kita harus mewaspadai akan aksi-aksi yang suatu ketika akan muncul," ujarnya dikutip dari TribunSolo.com.
Ia mengungkap kelompok teroris tidak memiliki tanggal khusus untuk melakukan aksinya.
Baca juga: Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astana Anyar Bandung, Jammi: Ini Saatnya Bersatu Bukan Saling Menyalahkan
Namun, mereka memilih momentum tertentu dalam melakukan aksinya agar mendapat perhatian.
"Apalagi di Solo Raya ini terjadi penangkapan 4 orang, mereka dari Solo semua, ditambah yang tadi ini. Jadi bisa saja dia mengacaukan (pernikahan Kaesang)," terangnya.
Menurutnya, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung dari kelompok ISIS.
Dugaan tersebut muncul karena foto pelaku yang beredar dan stiker yang ada pada kendaraan pelaku.
"Dari (kelompok ISIS) tidak mengenal situasi (tertentu) namun bisa menjadikan momen tertentu agar ramai, supaya (memicu) konflik," tambahnya.
Ia juga mengatakan para teroris memilih polisi sebagai target mereka karena kelompok teroris bersinggungan langsung dengan polisi.
Polisi juga dianggap sering menghalangi misi kelompok teroris.
"Mereka ini tidak mengenal peringatan, karena mereka sudah mendoktrin bahwa penghambat atau penghalang dari penegakan misi dia, maka mereka adalah musuh dia (thogut)."
"Dalam hal ini kepolisian yang bersinggungan langsung dengan kelompok mereka," pungkasnya.
Baca juga: Kutuk Keras Aksi Bom Bunuh Diri di Bandung, Menag Yaqut: Agama Bukan Dalih untuk Lakukan Kekerasan
Kronologi meninggalnya Aipda Sofyan
Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat (Kasat Binmas) Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung, AKBP Sutorih mengungkap kronologi meninggalnya Aipda Sofyan.
Aipda Sofyan merupakan petugas yang menghadang pelaku bom bunuh diri ketika ingin masuk ke Mapolsek Astana Anyar.
Peristiwa itu terjadi ketika anggota Polsek Astana Anyar sedang apel pagi.
"Saat itu apel pagi pintu gerbang ditutup. Pelaku memaksa masuk dan dihalangi Babinsa. Kebetulan saat itu almarhum yang menghalangi (pelaku) supaya tidak masuk," ujarnya pada Rabu (7/12/2022) dikutip dari Kompas.com.
AKBP Sutorih mengatakan, Aipda Sofyan sempat bersitegang dan mendapat ancaman dari pelaku.
Pelaku juga mengacungkan senjata tajam ke Aipda Sofyan agar tidak mendekat.
Aipda Sofyan sempat mundur saat pelaku didorong menjauh darinya, namun ledakan bom bunuh diri itu tetap mengenai Aipda Sofyan dan membuatnya meninggal dunia.
"Pelaku bawa senjata tajam, Aiptu Sofyan mundur dan saat (pelaku) didorong, langsung meledak karena bawa bom," terangnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Putra Prima Perdana) (TribunSolo.com/Ibnu DT/Tri Widodo/Adi Surya Samodra)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.