Pelat Nomor Merah yang Digunakan Perampok Rumah Dinas Wali Kota Blitar Dipastikan Palsu
Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono mengungkapkan jika dari hasil identifikasi, pelat nomor merah tersebut adalah palsu.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Berikut tanggapan kepolisian soal mobil dengan pelat nomor merah yang digunakan perampok rumah dinas Wali Kota Blitar, Jawa Timur.
Pihak kepolisian telah melakukan identifikasi pada pelat nomor merah yang digunakan para perampok.
Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono mengungkapkan jika dari hasil identifikasi, pelat nomor merah tersebut adalah palsu.
Digunakannya pelat nomor merah disimpulkan hanya untuk penyamaran.
"Nomor ini kan hanya penyamaran. Tidak digunakan yang asli. Kita sudah cek kendaraan tersebut," ujarnya.
Ia menambahkan, identifikasi yang dilakukan berfokus pada dua kombinasi nomor.
Baca juga: Populer Regional: Viral Kloset Jongkok Tanpa Sekat | Fakta Baru Kasus Perampokan Wali Kota Blitar
Hasil dari pelacakan, ternyata kendaraan dengan salah satu kombinasi pelat nomor tersebut merupakan kendaraan dinas milik Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri.
"Ada dua nomor, salah satunya ternyata ada di sebuah bengkel, (kendaraan) milik Pemkot Kediri. Satu nomor lagi (kendaraannya) ada di Surabaya. Itu juga sama," ujarnya.
Selain itu, tim yang dibentuk juga bergerak untuk mengumpulkan informasi dari para penjual jasa pembuatan pelat nomor di wilayah Blitar dan sekitarnya.
"Kita melakukan pengecekan ke pembuat-pembuat nomor di pinggir jalan itu. Apakah dalam waktu satu pekan ke belakang ada yang membuat nomor tersebut," jelasnya.
Polisi Temukan Fakta Baru
Pihak kepolisian juga menemukan fakta baru atas kasus perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar.
Pihak kepolisian menemukan jika para pelaku menggunakan atribut pegawai pemerintah seperti topi Korpri hingga seragam Satpol PP.
Argo mengungkapkan jika perampokan ini telah direncanakan secara matang.
Kesimpulan tersebut diungkapkan saat diketahui perampok menggunakan atribut pemerintahan.
"Kalau kita lihat pola seperti itu, ini sudah direncanakan. Menggunakan pelat dinas juga," jelasnya.
Baca juga: Mabes Polri Ikut Tangani Kasus Perampokan dan Penyekapan Wali Kota Blitar, 30 Saksi Diperiksa
Ia juga menambahkan jika penggunaan atribut pemerintahan tersebut digunakan untuk mempersulit penyelidikan dengan memunculkan kesan pelaku adalah orang dalam.
"Tentunya (memunculkan) asumsi-asumsi seolah-olah ada keterlibatan orang dalam. Ini juga mungkin sudah dipikirkan," terangnya pada Kamis (15/12/2022) dikutip dari Kompas.com.
Argo kembali mengungkapkan satu contoh, yakni dari rekaman CCTV.
Dalam rekaman CCTV, terlihat seorang yang membuka pintu gerbang menggunakan pakaian yang identik dengan seraman Satpol PP.
Ia menyebutkan bahwa yang membuka gerbang bukan merupakan anggota Satpol PP, namun salah satu dari lima pelaku.
"Kalau dari keterangan kemungkinan besar itu pelaku. Karena petugas (Satpol PP) saat itu sudah dilumpuhkan," tambahnya.
Tunggu Hasil Laboratorium
Pihak kepolisian saat ini sedang menunggu hasil uji laboratorium forensik dari data sidik jari dan DNA yang tertinggal di TKP.
"Kita juga masih menunggu hasil uji labfor atau data Inafis terkait pengujian sampel DNA dan sidik jari yang tertinggal di TKP."
"Sidik jari ini kan banyak pola dan tergantung dari kualitas (sampel) sidik jari itu sendiri. Pada saat (hasil) keluar tidak langsung mengarah ke seseorang, tapi ada sekian kemungkinan-kemungkinan," pungkasnya.
Baca juga: Fakta Baru Kasus Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Pelaku Pakai Atribut Korpri dan Satpol PP
Diketahui, Rumah Dinas Wali Kota Blitar dirampok pada Senin (12/12/2022) dini hari.
Perampok menyekap Wali Kota Blitar Santoso beserta istri serta sejumlah penjaga rumah dinas.
Perampok berhasil kabur dan membawa uang Rp 400 juta dan perhiasan.
Pelaku Pakai Mobil Berpelat Merah
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto menyebutkan ada saksi yang melihat pelaku menggunakan mobil berpelat merah.
"Saksi melihat pelaku menggunakan mobil Innova hitam berpelat merah. Ini sedang kami selidiki," kata Dirmanto.
Para saksi yang diperiksa juga menuturkan jika pelaku terdiri dari empat hingga lima orang.
"Ada saksi yang melihat salah satu pelaku menggunakan jaket warna krem dengan lambang bendera Indonesia," ujarnya seperti yang dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnews.com, Renald/Mohay)(Kompas.com, Asip Agus Hasani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.