Winda Heran Suaminya Pernah Dipanggil Polisi & Diminta Ikrar Cinta NKRI Tapi Kini Malah Ditangkap
IS sekitar 2 bulan lalu pernah dipanggil Polda Sumut untuk mengucapkan ikrar setia NKRI. Namun sekarang malah ditangkap karena diduga teroris.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SERGAI - Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri mengamankan IS alias Ono, penjual air galon warga Dusun X, Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Sergai, Jumat (16/12/2022).
IS diamankan saat memperbaiki mobil di rumah mertuanya di Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Bandar Sono, Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebingtinggi.
Penangkapan terhadap IS dilakukan karena dia diduga terlibat jaringan teroris.
Namun penangkapan IS dianggap janggal oleh sang istri, Winda.
Baca juga: Pedang Hingga Busur Panah Ditemukan di Rumah Terduga Teroris yang Ditangkap di Tebing Tinggi
Saat ditemui Tribun-medan.com, Winda mengatakan bahwa suaminya itu sekitar 2 bulan lalu pernah dipanggil Polda Sumut untuk mengucapkan ikrar setia NKRI.
Namun sekarang sang suami malah ditangkap karea diduga sebagai teroris.
Winda mengatakan, IS dalam kesehariannya hanya bekerja mencari nafkah untuk keluarga dengan berjualan air galon.
Selama ini, IS tidak pernah terlibat dengan jaringan apapun.
"Suami saya sudah pernah dipanggil Polda Sumut pada bulan 10 (Oktober 2022) kemarin. Dia dipanggil untuk ikrar cinta NKRI," kata Winda, Minggu (18/12/2022).
IS memenuhi panggilan itu, guna menunjukkan bahwa dirinya adalah warga negara yang baik dan taat hukum.
Saat dipanggil polisi, IS juga diminta menandatangani ikrar yang dibuat polisi.
Jika IS menandatangani ikrar itu, polisi berjanji tidak akan menangkapnya dengan tuduhan terduga teroris.
"Setelah itu, suami saya pun menunggu kapan ikrar cinta NKRI itu akan dibuat. Tapi belum sampai sana, suami saya malah ditangkap," kata Winda.
Baca juga: Jenazah Pelaku Bom di Bandung Sempat Ditolak Keluarga, Agus Sujatno Dianggap Teroris oleh Istrinya
Winda mengaku heran dengan sikap polisi yang dianggapnya tidak komitmen dengan ucapannya sendiri.
Terlebih, IS selama ini tidak pernah melakukan apapun, apalagi terlibat dalam jaringan teroris.
"Menurut saya aneh, orang suami saya tidak kemana-mana dan hanya jualan air galon, dibilang teroris. Padahal kemarin waktu diajak ke Polda suami saya juga datang kooperatif, tapi kenapa justru di media disebut teroris, ini kan aneh," kata Winda.
Winda berharap agar aparat penegak hukum bisa memberikan kepastian hukum terhadap suaminya.
Polisi diminta menunjukkan bukti yang konkret atas tuduhan teroris itu.
Sebab, kata Winda, tuduhan teroris tidak lah main-main.
Ia khawatir suami dan keluarganya akan mendapat stigma negatif di masyarakat akibat penangkapan ini.
"Kalau sudah teroris ini kan kesannya sudah ngeri sekali. Padahal suami saya biasa-biasa saja, jualan dan tidak ada aktivitas yang begitu," kata Winda.
Winda juga berharap agar informasi yang disampaikan tidak dilebih-lebihkan.
Harapannya, agar masyarakat tidak jadi takut dan merugikan keluarga IS dan Winda.
IS sering jadi sukarelawan bencana
Suyadi, tetangga IS di Dusun X, Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Sergai merasa terkejut dengan penangkapan ini.
Ia juga heran, mengapa IS bisa dibekuk Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.
Selama ini, kata Suyadi, IS seperti warga pada umumnya.
Baca juga: Sosok Agus Sujatno, Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar, Eks Napi Teroris, Terafiliasi JAD
IS cuma bekerja sebagai penjual air galon.
"Kalau sekarang ini IS disebut ikut teroris, sepertinya saya kurang yakin. Karena tiap hari kami lihat dia di sini jualan air galon," kata Suyadi, Minggu (18/12/2022).
Suyadi mengatakan, IS juga tidak pernah berbuat yang aneh-aneh.
Selama bermasyarakat, IS dikenal sebagai sosok yang rajin menolong sesama.
Bahkan, kata Suyadi, IS ini sering turun membantu masyarakat, jika terjadi bencana.
"Dia itu orang baik, kalau ada bencana bencana, dia biasanya jadi sukarelawan," kata Suyadi.
Disinggung lebih lanjut mengenai IS, Suyadi kembali mengatakan bahwa dia tidak yakin dengan tuduhan terduga teroris yang dialamatkan petugas.
Suyadi tahu betul bagaimana IS.
Dari IS kecil, Suyadi tahu bagaimana asal usul keluarganya.
"Ya, terkejut lah. Kok polisi datang ramai sekali pakai senjata lengkap. Warga pun jadi heboh," kata Suyadi.
Amankan pedang berkarat
Setelah mengamankan IS, Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menggeledah dua rumah.
Pertama, petugas menggeledah kediaman IS di Dusun X, Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Sergai.
Lalu, petugas juga menggeledah rumah orangtua IS yang ada di lokasi sama.
"Yang diamankan itu ada tiga tas ransel biasa yang dipakai kalau kami mau pergi-pergi. Kemudian pedang samurai. Itu pedang sudah lama, peninggalan kakek suami saya," kata Winda, istri IS, Minggu (18/12/2022).
Karena sudah lama tidak dipakai dan cuma diletakkan di atas kamar mandi, pedang itu pun sudah berkarat.
"Busur panah itu dibawa dari rumah mertua, ya itu dulu punya keponakan saya, dari bambu dibuat untuk mainan keponakan," kata Winda.
Winda mengungkapkan, saat rumahnya digeledah, IS tidak dibawa petugas.
IS katanya sudah dibawa ke Polda Sumut.
"Katanya suami saya dibawa ke rumah, itu tidak benar, suami saya habis ditangkap dibawa ke Polda. Dan polisi dengan senjata lengkap datang ke rumah saya dan mertua saya. Ambil beberapa barang barang dan pergi," katanya.
Sebut terduga teroris JI
Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabag Banops) Densus 88, Kombes Aswin Siregar mengatakan bahwa sejumlah pria yang diamankan di Sumatera Utara diduga terlibat jaringan teroris Jamaah Islamiyah.
"Masih dalam pemeriksaan petugas Densus 88," kata Aswin, Minggu (18/12/2022).
Namun, Aswin tidak merinci lebih lanjut tindakan seperti apa yang sudah dilakukan para terduga teroris ini.
Apakah sudah ada rencana melakukan penyerangan, atau sebatas cuma simpatisan saja.
"Betul (terindikasi) JI," ujar Aswin.(tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Istri Terduga Teroris Beber Beragam Kejanggalan Penangkapan, Warga Sergai: Dia Sukarelawan Bencana