Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pariwisata Kawasan Danau Toba pada 2023 Jangan Hanya Andalkan Keindahan Alam Saja

Hasil letusan gunung berapi super atau disebut juga dengan istilah supervolcano itu memunculkan Danau Toba yang menebarkan keindahan alam mempesona

Penulis: Johnson Simanjuntak
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pariwisata Kawasan Danau Toba pada 2023 Jangan Hanya Andalkan Keindahan Alam Saja
dok.
Pemerhati dan pelaku pariwisata Sanggam Hutapea 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTADanau Toba merupakan danau hasil letusan gunung berapi yang maha dahsyat pada puluhan ribu tahun lalu. Konon, letusan Gunung Toba ini menjadi salah satu letusan gunung berapi terbesar di dunia yang menjadikan populasi manusia menurun drastis.

Hasil letusan gunung berapi super atau disebut juga dengan istilah supervolcano itu memunculkan Danau Toba yang menebarkan keindahan alam mempesona.

"Sebagai obyek wisata, Pemerintah menetapkan kawasan Danau Toba sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas. Sejak penetapan 10 destinasi prioritas oleh Presiden Jokowi, perkembangan pembangunan di kawasan Danau Toba dari tahun ke tahun memang sudah terlihat, namun soal koordinasi antar pemerintah daerah belum dilakukan secara maksimal. Artinya pemerintah daerah di tujuh kabupaten masih jalan sendiri-sendiri," ujar pemerhati dan pelaku pariwisata Ir Sanggam Hutapea, MM, Rabu (21/12/2022) di Jakarta.

Menurutnya, pengembangan kawasan Danau Toba sebagai destinasi wisata internasional harus dilakukan secara terpadu dan terintegrasi di antara aspek pendukung lainnya.

Dia menilai akses ke Danau Toba di era pemerintahan Jokowi ini sudah sangat terbuka, karena pemerintah memberikan perhatian penuh dengan membangun jalan tol guna memperpendek jarak tempuh ke Danau Toba.

Demikian juga dengan pembangunan bandara Internasional Silangit di Siborong-borong Tapanuli Utara, yang makin mendekatkan wisata langsung menikmati keindahan kawasan Danau Toba.

Baca juga: VIDEO Kemenparekraf Dongkrak Kunjungan Wisata Danau Toba Lewat Event F1 H20

Sanggam Hutapea pun menilai akses transportasi di danau juga sudah membaik dan memadai, apa lagi dengan kehadiran beberapa kapal penyeberangan yang diluncurkan  di beberapa lokasi, seperti kapal penyeberangan dari Tigaras Kebupaten Simalungun ke Samosir, penyeberangan dari Muara ke Samosir, penambahaan kapal penyeberangan dari Ajibata ke Ambarita Samosir, serta ketersediaan kapal-kapal milik pengusaha lokal yang sudah memenuhi syarat laik berlayar.

BERITA REKOMENDASI

"Akan tetapi, sarana dan prasarana  tidak serta merta mampu mendatangkan wisatawan, sebab kawasan Danau Toba sebagai obyek yang diandalkan menjadi daya tarik masih  saja monoton hanya mengandalkan keindahan alamnya saja," ujarnya.

Sanggam Hutapea pun menyoroti salah satu penyebabnya yakni belum adanya produk wisata yang ditawarkan di Danau Toba.

Sejak pemerintah menetapkan Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata, sampai sekarang belum ada bentuk produk wisata di kawasan Danau Toba yang dimunculkan sebagai usaha memberikan nilai tambah.

Apa sebenarnya produk wisata Danau Toba, apakah keindahan alam, kuliner, budaya, atau yang lain? Kalau kita putuskan produk wisata Danau Toba adalah keindahan alam, maka dititik-titik mana wisatawan harus dibawa. Kalau produk wisata budaya, tentu budaya seperti apa yang akan ditonjolkan.

Di kawasan Danau Toba juga belum ada tempat kuliner bagi wisatawan untuk menimati suasana kawasan Danau Toba. Dia mencontohkan di Bali ada Jimbaran tempat wisatawan makan malam di tepi pantai, dan pada saat makan malam, wisatawan disungguhi tari tarian tradisional dan alunan lagu-lagu.

Fasilitas yang begini belum ada di kawasan Danau Toba. Padahal, banyak lokasi di kawasan Danau Toba yang bisa dibenahi sebagai tempat kuliner.

“Jadi perumusan produk wisata Danau Toba ini harus dibicarakan seluruh pemerintah daerah supaya semua ambil bagian dan semua merasa memiliki. Begitu kita bicara produk maka masyarakat pasti terlibat," tandasnya.

Di berbagai tempat wisata yang saya kunjungi di Eropa, hampir semua ada pengamen. Para pengamen itu dijadwalkan tampil berbagai sudut kota.

Baca juga: Menpora Pimpin Rapat Persiapan F1 Powerboat Yang Akan Terselenggara di Danau Toba

Talenta masyarakat di kawasan Danau Toba yang rata-rata memilki suara merdu untuk menyanyi sejatinya bisa ditampilkan. Potensi yang dimiliki masyarakat kawasan Danau Toba ini salah satu yang perlu dievaluasi.

Sanggam Hutapea mengakui belum melihat banyak peran pemerintah daerah, khususnya Pemda di wilayah kawasan Danau Toba.

Demikian juga, keberadaan  Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) sebagai wakil pemerintah pusat di kawasan Danau Toba hanya membuat konsep, sedang yang mengeksekusi produk-produk itu sejatinya adalah Pemda di kawasan Danau Toba itu sendiri.

Sanggam Hutapea mengingatkan sudah hampir 20 tahun Danau Toba tidak pernah lagi diperhatikan Pemerintah sebelum Presiden Jokowi. Dengan demikian dapat dikatakan sekitar 20 tahun juga agenda pariwisata dunia melupakan Danau Toba.

"Mereka-mereka itu mengenal Danau Toba, tentu sudah tua. Jadi harus disadari karena sudah 20 tahun terputus maka diperlukan terobosan untuk mengenalkan pariwisata Danau Toba itu kembali ke pasar potensial," katanya.

Sebagai pelaku pariwisata aktif, Sanggam Hutapea berpandangan untuk promosi kawasan destinasi Danau Toba saat ini, penopangnya adalah pasar dalam negeri. Kalau pasar luar negeri (wisatawan mancanegara) butuh waktu.

Sanggam lebih mendorong promosi diintensifkan untuk pasar domestik dengan melakukan rekayasa-rekayasa mendatangkan wisatawan domestik ke Danau Toba.

Sanggam Hutapea menyarankan peran aktif Pemda mengimbau diaspora orang Batak yang banyak di perantauan guna datang berwisata ke Danau Toba.

"Jika tidak ada upaya dan kerja keras menggali potensi- potensi terpendam di kawasan Danau Toba, maka perubahan dan pembenahan yang bisa membuat wisatawan tertarik tidak akan terjadi. Kalau hanya andalkan keindahan alam Danau Toba maka akan sulit menjadikan Danau Toba sebagai tujuan utama wisatawan," ujarnya.

Alumni pasca sarjana Universitas Gajah Mada itu mengharapkan tujuh kabupaten yang daerahnya bersentuhan langsung di kawasan Danau Toba di 2023 dapat menjalin kerja sama yang permanen dan sepakat membangun destinasi wisata di kawasan Danau Toba.

Artinya setiap daerah harus mampu melahirkan produk dan menghadirkan destinasi-destinasi yang menjadi daya tarik, sehingga wisatawan tidak monoton hanya menikmati keindahan alam Danau Toba.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas