Polisi Lakukan Penyelidikan Meninggalnya Satu Peserta Tarik Tambang, 25 Saksi Diperiksa
Polisi lakukan penyelidikan penyebab meninggalnya satu peserta tarik tambang di Makassar. Jika ditemukan unsur pidana maka akan ditetapkan tersangka.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Satu peserta meninggal dalam acara tarik tambang di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (18/12/2022).
Korban bernama Masyita (43) meninggal karena kepalanya terbentur beton pembatas jalan.
Kini Satreskrim Polrestabes Makassar sedang menyelidiki acara yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin Makassar (Unhas) tersebut.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Budhi Haryanto menjelaskan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya unsur pidana yang mengakibatkan satu peserta meninggal.
"Adapun pemeriksaan dilakukan gunanya untuk melihat apakah dalam peristiwa tersebut ada pidana," jelasnya dikutip dari TribunMakassar.com.
Baca juga: Video CCTV Detik-detik Peserta Tarik Tambang di Makassar Tewas, Bukan Karena Selfie
Saat ini sudah ada 25 saksi yang diperiksa oleh polisi dan proses penyelidikan masih terus berjalan.
"Kita sudah memeriksa 9 orang, dan malam ini akan 16 orang. Hari ini total kita periksa 25 orang," terangnya.
Menurutnya jika kasus ini ditemukan unsur pidana, maka ada tersangka yang akan ditetapkan.
"Setelah kita simpulkan itu pidana tentunya kita akan mencari tau siapa yang melakukan peristiwa pidana tersebut," imbuhnya.
Barang bukti yang telah diamankan berupa rekaman CCTV dari 5 titik berbeda di lokasi kejadian dan tali tambang yang putus.
Hingga saat ini semua yang diperiksa masih berstatus saksi.
"Semua diperiksa termasuk penyelenggara masih dalam penyelidikan untuk membuat terang peristiwa," ungkapnya.
Budhi juga akan meminta keterangan saksi ahli terkait bahan yang digunakan pada tali tambang sudah memenuhi standar atau belum.
"Nantikan ada ahlinya akan kita minta keterangannya," jelasnya pada Selasa (20/12/2022) dikutip dari Kompas.com.
Bukti rekaman CCTV
Dilansir dari Kompas.com, dalam rekaman CCTV terlihat detik-detik sebelum korban meninggal.
Rekaman CCTV ini tidak sesuai dengan pernyataan panitia yang mengatakan korban sedang sibuk berswafoto ketika kejadian.
Baca juga: Acara Rekor MURI Tarik Tambang di Makassar Memakan Korban Jiwa, Ternyata Tak Kantongi Izin
Korban terlihat berdiri di lokasi dan bersiap menunggu aba-aba dari panitia tarik tambang.
Ketika menunggu aba-aba ini para peserta kaget karena tali sudah ditarik dan korban terkena tarikan tambang.
Kaki korban terseret tali tambang dan korban terpental jatuh mengenai beton pembatas jalan hingga pendarahan.
Penyebab tali tambang tertarik sebelum aba-aba belum diketahui.
Kata keluarga korban
Kakak korban, Ridwan mengatakan pihak keluarga sudah ikhlas atas kematian Masyita.
Ia dan pihak keluarga menganggap kematian Masyita adalah musibah dan tidak mau menyalahksan siapapun.
"Kalau masalah kejadian ini kita tidak bisa salahkan siapa pun, karena ini musibah. Kalau masalah kejadian, saya belum paham betul," jelasnya dikutip dari TribunMakassar.com.
Ridwan menjelaskan korban merupakan sosok pekerja keras di keluarga.
"Sosok almarhumah itu pekerja, apalagi dia boleh dibilang tulang punggung di keluarganya," terangnya.
Korban merupakan ketua RT dan sudah memiliki dua orang anak.
Baca juga: Korban Meninggal Lomba Tarik Tambang Pecahkan Rekor Muri: Ketua RT yang Dikenal Berdedikasi Tinggi
Kesaksian panitia
Panitia IKA Unhas Sulsel, Mursalin mengatakan insiden ini murni kecelakaan dan tidak ada unsur kesengajaan dari pihak panitia.
Ia menjelaskan, korban tertarik tali tambang dan saat kejadian sedang sibuk berswafoto.
"Dia main selfie ibu-ibu ini, pegang-pegang tali sambil selfie jadi seakan-akan dia pegangan tali begitu. Tiba-tiba tertarik. Jadi tidak ada unsur kesengajaan," jelasnya dikutip dari TribunMakassar.com.
Mursalin juga membantah adanya isu tali tambang putus dan menyebabkan korban meninggal.
"Tidak ada tali putus. Tali besar mana bisa putus. Tidak ada (terlilit di leher). Masa bisa terlilit orang banyak. Saya pegang toa disitu mengimbau warga tidak di sebelah kanan," terangnya.
Kesaksian peserta
Sementara itu, seorang peserta, Fahmi Erwin menjelaskan korban meninggal karena tali tambang putus.
Ia mengatakan ketika kejadian ribuan peserta sedang menunggu aba-aba untuk menarik tali dan setelah terdengar aba-aba tali tertarik sangat kencang.
"Tiba-tiba tali tambang yang tadinya membentang itu tertarik keras sampai putus," ujarnya pada Minggu (18/12/2022) dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Kronologi Tarik Tambang Rekor MURI di Makassar Tewaskan 1 Orang, Berawal dari Foto Selfie
Karena tali putus, korban terpental hingga kepalanya terbentur beton pembatas jalan.
"Kemudian korban terpental ke belakang dan kepalanya membentur benton pembatas jalan. Setelah terbentur, dia masih tertarik sampai ke aspal," katanya.
Korban yang merupakan ketua RT di wilayah Fahmi Erwin meninggal dunia karena mengalami pendarahan.
"Sampai dia (korban) terbaring di aspal dan kepalanya pendarahan banyak di situ," bebernya.
Kata Wali Kota Makassar
Sementara itu, Wali Kota Makassar, mengatakan panitia sudah berusaha agar acara dapat terselenggara dengan aman, namun hal tidak terduga terjadi.
"Atas insiden ini. Kita tidak pernah mau ada yang seperti ini. Makanya kita berusaha se-safety mungkin sejak awal. Bahkan saya datangi satu-satu tadi. Tapi namanya insiden tidak ada yang pernah duga. Antisipasi itu sudah lengkap," ujarnya.
Baca juga: Kronologi Tarik Tambang Rekor MURI di Makassar Tewaskan 1 Orang, Berawal dari Foto Selfie
Danny Pomanto turut berduka cita atas meninggalnya satu peserta wanita yang merupakan seorang ketua RT dan kader PKK.
"Saya minta semua diurus termasuk BPJS nya apa semua. Teman-teman harus urus dengan baik. Saya akan ke rumah duka. Ini ketua panitia sama ketua harian mendampingi jenazah ke rumah duka," ucapnya pada Minggu (18/12/2022) dikutip dari Kompas.com.
Acara belum kantongi izin polisi
Kapolsek Ujung Pandang, Kompol Syarifuddin mengungkapkan acara ini belum mengantongi izin dari kepolisian.
"Kegiatan ini sebenarnya kita tidak tahu, karena tidak ada pemberitahuan ke pihak kepolisian," ujarnya pada Minggu (18/12/2022) dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya, apabila acara ini sudah mengantongi izin kepolisian akan ada beberapa personel yang ikut mengamankan acara.
"Kebiasaan kita kan kalau ada pemberitahuan apalagi mendatangkan orang banyak, pastilah kita dari kepolisian menempatkan personel untuk melakukan pengamanan," imbuhnya.
Baca juga: Tarik Tambang di Makassar Telan Korban Jiwa, Kepala Korban Terbentur Beton Pembatas
Syarifuddin menjelaskan dalam acara tarik tambang ini ada 1 orang meninggal dan 11 orang mengalami luka-luka.
"Dari 11 orang luka, 8 orang sudah dipulangkan ke rumah masing-masing," tuturnya.
Saat ini pihak kepolisian dan tim Inafis Polrestabes Makassar sedang melakukan penyelidikan terkait insiden ini.
"Sementara kita masih mengumpulkan bahan siapa yang bisa dimintai keterangan," katanya.
(Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Hendro Cipto) (TribunMakassar.com/Edi Sumardi/Siti Aminah/Muslimin Emba)