Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Temukan Serbuk dalam Kendi di Kamar Terduga Teroris di Sleman

Polisi menemukan serbuk dalam wadah menyerupai kendi yang disimpan di kamar terduga teroris

Editor: Erik S
zoom-in Polisi Temukan Serbuk dalam Kendi di Kamar Terduga Teroris di Sleman
Kompas (11/6/2016)
(Ilustrasi) Densus 88 kembali menggeledah rumah terduga teroris AW di Jogopaten, Pandowoharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin (23/1/2023) sore. 

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Densus 88 kembali menggeledah rumah terduga teroris AW di Jogopaten, Pandowoharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin (23/1/2023) sore.

Hasil penggeledahan tersebut, polisi menemukan serbuk dalam wadah menyerupai kendi yang disimpan di kamar terduga teroris.

Baca juga: Temukan 2 Bom Rakitan, Densus 88 Masih Dalami Target Operasi Tersangka Teroris di Yogyakarta

"Barusan dilakukan tambahan pencarian barang bukti, dan tadi ditemukan lagi. Semacam serbuk di dalam (wadah) kayak bejana. Kayak kendi lah. Ditemukan di dalam kamar (terduga)," kata Dukuh Jetis Jogopaten, Agus Suwardana, Senin (23/1/2023). 

Menurutnya, ada sembilan petugas yang hari ini melakukan penggeledahan di rumah terduga.

Petugas tersebut berasal dari Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jateng dan INAFIS Polda DIY.

Ia bersama Ketua RT setempat dan penghuni rumah yang diwakili adik AW diminta menyaksikan penggeledahan tersebut. 

Penggeledahan menyasar pada beberapa tempat yaitu di kamar AW dan bagian belakang rumah.

BERITA REKOMENDASI

Di bagian belakang negatif. Petugas tidak menemukan apa-apa.

Baca juga: Teroris yang Ditangkap di Yogyakarta Ditetapkan Tersangka, Diduga Kelompok Anshor Daulah

Tapi di kamar AW petugas kembali menemukan serbuk yang disimpan di dalam wadah serupa kendi.

Selain itu, petugas juga menemukan semacam swab residu yang digunakan untuk mendeteksi apakah serbuk tersebut bahan peledak atau bukan. Swab tersebut tersimpan dalam amplop. 

Menurutnya, penggeledahan tersebut berlangsung selama 45 menit.

Dimulai dari pukul 14.00 dan berakhir pada 14.45 WIB. Meski menemukan serbuk namun, kata Agus, polisi tidak langsung membawa serbuk tersebut. Petugas hanya membawa sampelnya saja. 

"Hanya sampelnya saja yang dibawa. Serbuknya masih ada (di dalam kamar terduga). Saya suruh mengamankan, karena itu sangat bahaya," tutur Agus. 

Tidak Ada Pengucilan

Lebih lanjut, Agus menilai atas insiden penangkapan terduga teroris di wilayahnya ini, masyarakat akan menyikapi dengan bijaksana.

Baca juga: Densus 88 Temukan 2 Bom Rakitan dari Terduga Teroris yang Ditangkap di Yogyakarta

AW, yang merupakan warganya itu dinilai hanya tergiur oleh ajaran yang melenceng dan tidak tepat.

Pihaknya mengaku tetap welcome atau akan menerima AW, seandainya nanti telah selesai menjalani proses hukumnya. Tentu dengan dilakukan pembinaan. 

Terhadap keluarga terduga pun, Ia mengaku masyarakat tetap terbuka. Tidak mengucilkan.

"Keluarga (terduga) ndak, ndak dikucilkan. Kita interaksi biasa. Tidak ada pengecualian," kata dia. 

Diketahui sebelumnya, adik AW, US mengaku kaget ketika mendapatkan kabar dari ketua RT bahwa kakaknya ditangkap polisi.

Saat itu, yang Ia khawatirkan cuma satu, yaitu kesehatan sang Ibu yang sudah tua dan sakit. 

Di samping itu, Ia juga khawatir penangkapan kakaknya sebagai terduga teroris, akan berdampak sosial di masyarakat.

Baca juga: Penggerebekan Terduga Teroris di Sleman: 2 Bom Rakitan Dimusnahkan, Disebut Simpatisan ISIS

Ia takut keluarganya dikucilkan. Padahal, kata US, apa yang dilakukan AW adalah pribadi.

Pihak keluarga tidak tahu menahu. US berharap, sang Kakak bisa berubah. 

"Harapan saya buat mas AW. Berubahlah. Jangan tertutup atau gimana. Dia itu kan ya seperti biasa (pada umumnya), tapi kita ndak tau yang di dalamnya apa saja, kita gak tau. (Harapan saya) Terbuka. Kemudian mengingat ibu, kondisi ibu," kata dia.

US menceritakan, kakaknya yang berprofesi ojek online (Ojol) selama ini dikenal beraktivitas normal seperti masyarakat pada umumnya. Pihak Keluarga mengaku kaget dengan kabar penangkapan tersebut. 

"(Pas kejadian). Saya kerja. Jam 6 masuk kerja. Pulang jam 5. Saya pulang dikabari sama Pak RT, saya kaget. Ndak tau, ada kejadian seperti itu," katanya. 

AW memiliki dua adik. US merupakan adik kedua atau yang terakhir.

Ia menyampaikan, pihak keluarga tidak tahu menahu dengan barang bukti yang diamankan pihak Kepolisian dari dalam rumahnya.

Baca juga: Densus 88 Antiteror Polri Tangkap Teroris Simpatisan ISIS di Sleman Yogyakarta

Sebab, di dalam rumah, AW memiliki kamar sendiri yang berada di bagian depan, dan anggota keluarga jarang ada yang masuk ke dalam kamar tersebut. 

Menurut US, kehidupan AW dalam keseharian biasa, selayaknya masyarakat pada umumnya.

Jika ada orang meninggal, ia datang melayat. Ada acara kenduren juga datang.

Bahkan kadang juga ikut kerjabakti di kampungnya. Meksipun tidak selalu bisa ikut kegiatan karena harus mencukupi kebutuhan dengan bekerja menjadi driver ojek online. 

Tiap pagi, diceritakan dia, aktifitas AW mencari nafkah dengan menjadi driver ojek online.

Kadang dapat penumpang, kadangkala hingga siang juga tidak dapat. Untuk kebutuhan sehari-hari di rumah, Ia dan AW mencukupinya secara bergantian. 

"Untuk kebutuhan sehari-hari kita gantian. Misalnya, beli listrik. Nanti kalau saya ada, ya saya. Dan mas saya ada, ya Mas saya, karena kan ngojek gak tentu," kata dia. (rif)

Penulis: Ahmad Syarifudin

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Rumah Terduga Teroris di Sleman Kembali Digeledah, Polisi Temukan Serbuk dalam Kendi

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas