Update Pembakaran Pesawat Susi Air: KKB Sandera Pilot, Polri Turunkan Tim Operasi Damai Cartenz
KKB disebut bertanggung jawab atas insiden terbakarnya pesawat Susi Air. Selain itu mereka juga menyebut telah menyandera pilot.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Kasus terbakarnya pesawat Susi Air di Landasan Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua pada Selasa (7/2/2023) telah memasuki babak baru.
Teranyar, klaim mengejutkan dilontarkan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yakni terbakarnya pesawat Susi Air tersebut disebabkan oleh kelompoknya.
Adapun klaim tersebut disampaikan oleh juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TNPB-OPM), Sebby Sambom.
"Sesuai laporan Egianus Kogoya, mereka telah melakukan pembakaran pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BvY di lapangan terbang Distrik Paro," ujar Sebby dikutip dari Tribun Papua.
Sebby mengungkapkan pembakaran pesawat tersebut dilakukan pada pukul 06.26 WIB.
Baca juga: Populer Regional: Sosok Pilot Susi Air yang Disandera KKB Papua - Ayah Aniaya 2 Anak Kandung
Tak hanya pembakaran, pilot dari pesawat tersebut yang berasal dari Selandia Baru bernama Philips tengah ditahan oleh kelompok Egianus Kogoya.
"Pilotnya kami tahan dan dia menjadi sandera kami, dan penyanderaan ini merupakan kedua kalinya yang kami lakukan," ungkapnya.
Terkait insiden ini, Sebby menyebut ada tujuh poin pernyataan sikap dari KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Salah satunya adalah perintah kepada TNI dan Polri agar tidak melakukan penembakan dan interogasi kepada masyarakat sipil.
Hal tersebut, lantaran pilot Philips diklaim masih bersama KKB pimpinan Egianus Kogoya.
"Pilotnya kami sudah sandera dan kami sedang bawah keluar, untuk itu anggota TNI polri tidak boleh tembak atau interogasi Masyarakat sipil Nduga sembarang, karena yang melakukan adalah kami TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma dibawah Pimpinan Panglima Bridgen Egianus Kogeya," ujar Sebby.
Selain itu, KKB pimpinan Egianus Kogoya menyebut akan melepaskan pilot pesawat Susi Air tersebut jika pemerintah Indonesia mau membiarkan Papua menjadi merdeka.
"Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma tidak akan pernah kasih kembali atau kasih lepas pilot yang kami Sandera ini, kecuali NKRI mengakui dan lepaskan kami dari negara kolonial Indonesia (Papua merdeka)," tutur Sebby dalam keterangannya.
Baca juga: Pesawat Susi Air Dibakar di Papua, Pilot Diduga Disandera KKB Pimpinan Egianus Kogoya
Untuk selengkapnya, berikut tujuh poin sikap KKB pimpinan Egianus Kogoya:
1. Semua penerbangan jalur masuk ke Kabupaten Nduga mulai sekarang Setop.
2. Roda pemerintahan Kabupaten Nduga sebelum alm Y.G berbeda dengan PJ sekarang, dalam hal ini setelah PJ Bupati dilantik banyak penangkapan masyarakat sipil, pengungsi, pemerkosaan terhadap mama di kebun, oleh TNI Polri dan lain-lain di ibu kota Kenyam;
3. Pilotnya kami sudah Sandera dan kami sedang bawah keluar, untuk itu anggota TNI polri tidak boleh tembak atau interogasi Masyarakat sipil Nduga sembarang, karena yang melakukan adalah kami TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma dibawah Pimpinan Panglima Bridgen Egianus Kogeya;
4. TPNPB 36 KODAP Se-tanah Papua segera bergerak;
5. Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma tidak akan pernah kasih kembali atau kasih lepas pilot yang kami Sandera ini, kecuali NKRI mengakui dan lepaskan kami dari negara kolonial Indonesia (Papua merdeka);
6. Sesuai sikap kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma bahwa, segala jenis pembangunan di tanah Ndugama kami sudah tolak resmi, apabila ada pembangunan di Ndugama apa lagi di distrik-distrik yang pengungsian, maka kami akan sapu bersih, dengan itu kami TPNPB lakukan sesuai sikap keputusan secara militer TPNPB.
7. Dan selama ini hampir 1 tahun Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma sudah istirahat sekalian dalam Duka Nasional, dan mulai sekarang kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma sudah mulai lanjut perang sampai Papua merdeka.
Polri Turunkan Tim Operasi Damai Cartenz
Dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan pihaknya telah mengerahkan Tim Operasi Damai Cartenz untuk mencari pilot dan penumpang pesawat Susi Air tersebut.
Listyo juga mengatakan akan menginformasikan perkembangan pencarian secepatnya.
"Terkait dengan perkembangan dari pilot dan penumpang yang diamankan oleh KKB saat ini sedang dalam pencarian tim gabungan dari Operasi Damai Cartenz," kata Listyo Selasa (7/2/2023).
"Untuk hasilnya nanti akan kami informasikan," sambungnya.
Baca juga: OPM Sandera Pilot, Nasib 5 Penumpang Masih Misterius Pasca Pembakaran Pesawat Susi Air
Terpisah, representatif Susi Air, Donal Fariz meminta agar pihak berwenang untuk segera melakukan upaya pencarian.
"Kami berharap otoritas berwenang bisa bergerak cepat untuk menemukan pilot dan penumpang," tuturnya.
Kronologi
Donal juga membeberkan kronologi terbakarnya pesawat Susi Air tersebut.
Ia mengungkapkan pesawat itu membawa lima penumpang dengan barang bawaan seberat 452 kilogram.
Lalu pesawat itu terbang dengan rute Timika-Paro-Timika.
Kemudian pada pukul 09.12 WIT, Susi Air mendapati ELT pesawat aktif.
Baca juga: Pesawat Susi Air Dibakar dan Pilotnya Disandera: Tidak Terkait Lukas Enembe
Perusahaan kemudian menjalankan kondisi emergency di internal perusahaan dengan mengirimkan pesawat lain mengecek posisi pesawat dan kemudian ditemukan dalam kondisi terbakar di runway.
"Dugaan sementara terbakarnya pesawat bukan karena gangguan teknis. Hal ini disebabkan karena pesawat mendarat dan parkir dengan aman," kata Donal.
Donal mengatakan, pihak Susi Air bersama otoritas terkait sedang mencari tahu apakah ada sabotase dari kelompok tertentu untuk melakukan pembakaran.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Ilham Rian Pratama)(Tribun Papua/Calvin Louis Erari)
Artikel lain terkait Pesawat Susi Air Dibakar di Papua