Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Satu Senior di Poltekpel Surabaya Ditetapkan Tersangka karena Aniaya Juniornya hingga Tewas

Inilah kabar terbaru soal kasus dugaan perundungan dan penganiayaan hingga menewaskan satu orang korban mahasiswa Politeknik Pelayaran Surabaya

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Satu Senior di Poltekpel Surabaya Ditetapkan Tersangka karena Aniaya Juniornya hingga Tewas
poltekpel-sby.ac.id
Politeknik Pelayaran (Polrekpel) Surabaya - Inilah kabar terbaru soal kasus dugaan perundungan dan penganiayaan hingga menewaskan satu orang korban mahasiswa Politeknik Pelayaran Surabaya. 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal kasus dugaan perundungan dan penganiayaan hingga menewaskan satu orang korban mahasiswa Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya, Jawa Timur.

Terbaru, pihak Satreskim Polrestabes Surabaya telah menetapkan JP (19) sebagai tersangka atas kasus dugaan penganiayaan terhadap Muhammad Rio Ferdinana Anwar (19).

JP warga Sawahan, Surabaya ini merupakan satu angkatan di atas korban.

Mengutip TribunJatim.com, selama dimintai keterangan, JP telah mengakui perbuatannya.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Zainul Abidin.

Zainul Abidin mengatakan, penganiayaan dilakukan di kamar mandi asrama Gedung Poltekpel Surabaya.

Baca juga: Populer Regional: Dampak Gempa M 5,4 Jayapura - Mahasiswa Poltekpel Surabaya Tewas Dihajar Senior

"Pelaku memukul korban dengan menggunakan tangan kanan sebanyak 2 kali pada perut korban, mengakibatkan korban terjatuh,dan korban meninggal dunia," ujar Zainul Abidin.

Berita Rekomendasi

Pihak kepolisian juga menyita barang bukti seperti bekas tisue dengan bercak darah, dua gelas air minum kemasan, dan sebuah alat cukuran.

Korban sebelumnya diisukan meninggal dunia karena terpeleset di kamar mandi kampus.

Namun, luka-luka di beberapa bagian tubuh korban menunjukkan adanya kekerasan yang dialami korban hingga meninggal.

AKBP Mirzal maulana, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya mengatakan korban masuk ke kamar mandi atas perintah seniornya.

Korban pun mengiyakan permintaan seniornya.

Namun, saat di kamar mandi, korban diduga menalami penganiayaan.

"Hal itu yang mengakibatkan korban terjatuh dan meninggal dunia," ungkapnya seperti yang diwartakan TribunJatim.com.

Tangkapan layar video CCTV menunjukan saat tubuh Muhammad Rio Ferdinan Anwar (19), dibopong oleh beberapa orang diduga senior korban, di depan kamar mandi, Asrama Poltekpel Surabaya, Minggu (5/2/2023).
Tangkapan layar video CCTV menunjukan saat tubuh Muhammad Rio Ferdinan Anwar (19), dibopong oleh beberapa orang diduga senior korban, di depan kamar mandi, Asrama Poltekpel Surabaya, Minggu (5/2/2023). (Ist)

Baca juga: Bocah Berusia 6 Tahun di Surabaya Tewas di Kolam Renang Bekas Tempat Memelihara Ikan Hias

Meski sudah menetapkan satu tersangka, tak menutup kemungkinan ada tersangka lain.

Dari penganiayaan tersebut, ada beberapa luka yang dialami korban, yakni di bagian wajah, dada, hingga gigi.

Diketahui, seorang siswa Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya, Jawa Timur tewas dianiaya.

Dugaan penganiayaan tersebut datang dari ayah korban, M Yani.

Mulanya, ia mendapatkan kabar, anaknya meninggal pada malam hari.

Yani dikabari oleh seorang dokter di Poltekpel dan saat itu korban berada di RS Sukolilo Surabaya.

Baca juga: Detik-detik Mahasiswa Poltekpel di Surabaya Tewas Dianiaya di Kamar Mandi, 1 Senior Jadi Tersangka

"Dapat kabar anak saya meninggal itu jam pukul 22.48. Dikabari dokter W poltekpel, kalau anak saya sudah meninggal ada di rumah sakit Sukolilo Surabaya," ujarnya saat ditemui awak media di halaman Mapolsek Gunung Anyar, Surabaya, Senin (6/2/2023).

Mengutip Suryamalang.com, saat melihat jenazah anaknya, Yani melihat sejumlah luka memar di beberapa bagian tubuh korban.

"Soalnya bibirnya itu bengkak, pecah. terus hidung kanan itu juga bengkak. Dahi kanan kiri memar. Pipi, leher sama dada memar gosong-gosong semua. Terus mulut mengeluarkan darah, gak ada hentinya," tambah Yani.

Melihat kondisi anaknya, Yani menduga anaknya tewas dianiaya karena ada beberapa luka di tubuh korban.

Ia mengatakan, terdapat beberapa bagian tubuh korban yang mengalami pembengkakan seperti di bagian bibir dan hidung.

"Soalnya bibirnya itu bengkak, pecah. terus hidung kanan itu juga bengkak. Dahi kanan kiri memar. Pipi, leher sama dada memar gosong-gosong semua. Terus mulut mengeluarkan darah, gak ada hentinya," tambah Yani.

Pihaknya pun langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib.

(Tribunnews.com, Renald)(Suryamalang.com, Luhur Pambudi)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas