Cerita Korban Selamat Ledakan Bahan Baku Petasan di Blitar, Keluarga Tertimpa Tembok saat Tidur
Salah satu warga menceritakan detik-detik ledakan bahan baku petasan di Blitar. Kejadian itu mengakibatkan anggota keluarganya tertimpa tembok.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Ledakan bahan baku petasan di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur dirasakan oleh puluhan warga.
Dampak dari ledakan tersebut 4 orang meninggal, 23 orang mengalami luka-luka dan 25 bangunan rumah rusak.
Keempat korban yang tewas tinggal di rumah milik Darman (65), diduga rumah tesebut merupakan tempat penyimpanan bahan baku petasan.
Salah satu warga yang selamat, Tri Wahyudi (27) mengatakan rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari rumah korban yang meninggal.
Tri Wahyudi menjelaskan ledakan terjadi pada Minggu (19/2/2023) sekira pukul 22.30 WIB.
Baca juga: Kapolda Jatim Bakal Usut Tuntas Ledakan di Blitar, akan Gelar Operasi Bina Kusuma untuk Edukasi
Saat kejadian, Tri Wahyudi sedang tidur di rumah bersama istri dan anaknya.
"Waktu kejadian sekitar pukul 22.30 WIB. Posisi saya, istri dan anak sudah tidur di kamar. Saat itu terdengar dentuman keras disertai angin."
"Lalu mati lampu dan kami langsung keruntuhan batako dari tembok kamar," terngnya, Selasa (21/2/2023), dikutip dari TribunJatim.com.
Ledakan itu mengakibatkan tembok rumah Tri Wahyudi rubuh dan mengenai dirinya, istri dan anak yang masih balita.
Seketika, ketiganya tertimbun reruntuhan batako tembok.
Tri Wahyudi tersadar lebih dahulu dan mencoba mencari istrinya dalam keadaan gelap.
"Saya, istri, dan anak tertimbun reruntuhan batako.Tubuh istri saya hampir semua tertimbun, hanya terlihat tangannya."
"Saya menolong istri dulu, karena terdengar suara meminta tolong," bebernya.
Baca juga: Kata Gubernur Jawa Timur soal Ledakan di Blitar, Minta Bupati Keluarkan SK untuk Korban Terdampak
Ia mengaku tidak berani melanjutkan pencarian terhadap anaknya yang juga tertimpa reruntuhan.
Menurut Tri, anaknya tidak juga menangis atau mengeluarkan suara sehingga ditakutkan terinjak dalam proses pencarian.
"Kalau anak saya tidak langsung menangis. Kalau langsung dicari posisinya juga tidak tahu, karena gelap, takutnya malah terinjak," pungkasnya.
Anak Tri akhirnya menangis dan dapat ditolong dari reruntuhan bangunan.
"Kemudian, saya langsung membawa istri dan anak ke Puskesmas. Saya bawa naik motor ke Puskesmas. Saya tidak menunggu mobil ambulans, karena di lokasi belum ramai. Istri luka lecet di kepala," sambungnya.
Kini tinggal anak Tri yang masih menjalani perawatan di RSUD Srengat, Blitar.
Tri menjelaskan ledakan terjadi begitu cepat dan dia tidak mengetahui tetangganya menyimpan bahan baku petasan di rumah.
"Tidak tahu kalau disitu (rumah Darman) membuat petasan. Tiba-tiba meledak. Saya kira terjadi gempa, karena bangunan tembok langsung runtuh," ujarnya.
Pengakuan Keluarga Korban
Para korban yang meninggal yakni pemilik rumah, Darman, Arifin dan Widodo yang merupakan anak Darman, serta Wawa yang diketahui adalah keponakan Darman.
Anak kedua Darman, Priyo mendatangi RSUD Srengat, Kabupaten Blitar pada Selasa (21/2/2023) untuk menerima jasad tiga anggota keluarganya.
Priyo mengatakan tiga korban yang meninggal merupakan anggota keluarganya.
"Arifin anak nomor tiga dan Widodo anak nomor empat. Saya anak nomor dua. Kami lima bersaudara," jelasnya, Selasa (21/2/2023), dikutip dari TribunJatim.com.
Baca juga: Warga Trauma Akibat Ledakan yang Tewaskan Satu Keluarga di Blitar: Saya Kira Gunung Kelud Meletus
Saat menerima tiga jenazah anggota keluarganya dari rumah sakit, Priyo mengaku hanya dapat mengenali jasad ayahnya.
"Tadi sempat di kamar jenazah, cuma mengenali (jenazah) ayah saya, kalau kedua adik saya, Widodo dan Arifin tidak bisa mengenali, kondisi rusak, tidak utuh," paparnya.
Ia sama sekali tidak mengira kedua adiknya memiliki bahan baku petasan di dalam rumah.
Priyo menjelaskan ayahnya hanya tinggal bersama Widodo di dalam rumah yang kini telah hancur.
Sementara, anak Darman yang lain sudah tinggal sendiri-sendiri.
"Saya tidak tahu (soal bahan petasan). Selama ini Bapak (Darman) tinggal sama Widodo. Kalau Arifin di tempat istrinya juga di Sadeng," pungkasnya.
Korban Darman sehari hari bekerja sebagai peternak dan petani, sedangkan Widodo bekerja di pabrik tripleks.
"Bapak sehari-hari tani dan ternak. Kalau Widodo kerja di pabrik tripleks," tandasnya.
Dampak Ledakan di Blitar
Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar terus mendata jumlah korban yang terdampak ledakan keras.
Baca juga: Priyo Tak Bisa Mengenali Wajah 2 Adiknya Korban Ledakan di Blitar, Kondisinya Rusak, tidak Utuh Lagi
Selain itu, jumlah bangunan rumah yang rusak karena efek ledakan juga telah didata.
Ledakan yang terjadi pada malam hari tersebut mengakibatkan empat orang meninggal dan 23 korban mengalami luka-luka.
Sementara, bangunan rumah yang rusak berjumlah 25 bangunan yang dua di antaranya sudah rusak berat dan hampir rata dengan tanah.
"Data sementara, korban jiwa ada empat orang, korban luka-luka ada 23 orang, dan data rumah rusak ada 25 unit," ungkap Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Bettryanto, Selasa (21/2/2023), dikutip dari TribunJatim.com.
Ia belum dapat mengategorikan rumah mana yang termasuk mengalami kerusakan sedang dan ringan.
"Untuk asesmen menentukan rusak ringan dan berat akan dilakukan dinas teknis. Itu nanti sebagai pertimbangan untuk melangkah lebih lanjut," lanjutnya.
Bangunan rumah yang mengalami kerusakan berada dalam radius 100 meter dari pusat ledakan.
Baca juga: Tanggapi Ledakan di Blitar, Polda Jawa Timur Ingatkan Bahaya Petasan, Tak Mau Insiden Terulang
"Kami sementara fokus pada penyelamatan jiwa. Sampai kemarin, kami melakukan langkah-langkah darurat kejadian luar biasa ini."
"Jumlah kerusakan mungkin bisa bertambah, kami masih terus melakukan asesmen," terangnya.
Sebanyak 29 keluarga terdampak ledakan dan rumahnya mengalami kerusakan.
Menurut Ivong Bettryanto, BPBD telah mengirimkan beberapa terpal untuk tempat mengungsi warga.
Namun warga lebih memilih tinggal di rumah yang mengalami kerusakan.
"Sementara, kami bagikan sekitar 15-20 terpal kepada warga. Rata-rata warga masih enggan mengungsi, mereka masih berupaya memperbaiki secara mandiri."
"Pemkab pasti akan memberikan bantuan. Sementara memberi bantuan sembako dan buka dapur umum," pungkasnya.
Sisa Bahan Baku Petasan Ditemukan
Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono mengatakan, sisa bahan baku petasan ditemukan oleh Tim Penjinak Bom dan Labfor Polda Jatim saat olah TKP, Senin (20/2/2023).
"Berdasarkan informasi dari Tim Jibom, pusat ledakan diperkirakan berada di belakang rumah, kemungkinan di dapur."
"Makanya sedang di detailkan oleh Tim Labfor posisi ruangannya seperti apa," paparnya.
Selain itu, ditemukan panci yang diduga sebagai tempat penyimpanan bahan baku petasan.
"Dari daya ledak ditemukan ada panci. Kondisinya sudah hancur semua, tapi masih teridentifikasi panci. Ada tiga panci. Kemungkinan disitu (panci) tempat menyimpan bubuk bahan baku petasan," tandasnya.
Baca juga: Update Ledakan di Blitar: Tim Jihandak Polda Jatim Sisir Lokasi, Diduga ada 4 Korban Jiwa
Menurut keterangan warga, terjadi tiga kali ledakan yang membuat rumah korban hancur dengan tanah dan puluhan rumah warga lain hancur.
Ledakan paling besar adalah ledakan pertama, sementara dua ledakan berikutnya lebih kecil.
"Untuk jumlah bahan peledak masih prediksi, tidak bisa dipastikan. Tapi dengan melihat kondisi kerusakan tentunya cukup besar."
"Misalkan satu panci berisi 3-5 kilogram, berarti kali tiga kalinya," bebernya.
Kini, sisa bahan baku petasan yang ditemukan masih diidentifikasi oleh Tim Labfor Polda Jatim.
"Untuk memastikan bahan baku petasan, kami menunggu hasil dari Tim Labfor," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Samsul Hadi)