Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Antisipasi Status Gunung Merapi Naik, Tempat Pengungsian dan Jalur Evakuasi Disiapkan

Sejumlah pos pengungsian dan jalur evakuasi telah disiapkan untuk mengantisipasi status Gunung Merapi naik dari level siaga menjadi awas.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nuryanti
zoom-in Antisipasi Status Gunung Merapi Naik, Tempat Pengungsian dan Jalur Evakuasi Disiapkan
AFP/DEVI RAHMAN
Gunung Merapi mengalami erupsi dengan memuntahkan awan panas dan abu vulkanik seperti terlihat dari Desa Kaliurang Selatan, Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (12/3/2023). Sejumlah pos pengungsian dan jalur evakuasi telah disiapkan. AFP/DEVI RAHMAN 

TRIBUNNEWS.COM - Status Gunung Merapi belum dinaikkan dan masih berada di level III atau Siaga sejak mengalami erupsi pada Sabtu (11/3/2023) siang.

Untuk mengantisipasi naiknya aktivitas Gunung Merapi, sejumlah tempat pengungsian di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta telah disiapkan.

Satu di antara tempat pengungsian yang disiapkan yakni Disaster Oasis yang terletak di daerah Pakem, Sleman.

Front Office Disaster Oasis, Ambar Murcahyanto mengungkapkan, sejak Gunung Merapi erupsi, pihaknya sudah melakukan sejumlah persiapan jika warga di lereng Gunung Merapi dievakuasi.

Baca juga: Gunung Merapi Erupsi, Kata Pakar UGM soal Cuaca Panas hingga Polda DIY Siagakan Personel

Pembersihan lokasi hingga pencucian karpet juga telah dilakukan agar tempat tersebut sudah dalam keadaan siap jika status Gunung Merapi naik menjadi level IV atau Awas.

"Kami ada aula dan tiga barak, sudah kami bersihkan dari kemarin untuk menampung pengungsi. Semoga saja tidak ada kejadian," ujarnya, Senin (13/3/2023), dikutip dari TribunJogja.com.

Gedung yang menempati lahan seluas 8.000 meter persegi itu memiliki sejumlah fasilitas seperti 22 kamar mandi, alat kesehatan hingga dapur.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengaku telah menyiapkan jalur evakuasi dan pos pengungsian untuk memudahkan warga jika terjadi erupsi.

"Jalur evakuasi sudah kami siapkan. Itu batasnya 10 km dari puncak Merapi."

"Warga yang berada di area 10 km Merapi itu yang harus dijaga," bebernya.

Menurutnya seluruh masyarakat yang berada di radius 10 km dari Gunung Merapi harus mengungsi jika status Gunung Merapi naik.

Baca juga: Apakah Erupsi Gunung Merapi Sebabkan Cuaca Panas di Yogyakarta dan Solo Raya? Ini Kata Pakar

"Kalau status awas kami sudah siapkan kendaraan kecil. Kalau kendaraan besar (truk) kurang lincah," pungkasnya.

Selain itu, kepolisian juga melakukan geladi posko untuk memudahkan proses evakuasi jika aktivitas Gunung Merapi meningkat.

"Ada geladi posko memang tidak terlalu besar tapi manakala terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kita sudah gak perlu tanya harus bagaimana, akan otomatis di pos ini lalu siapa pengendalinya, ya yang ada di pos," paparnya.

Irjen Pol Suwondo mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada meski aktivitas Gunung Merapi sudah melandai.

Ia juga telah menyiagakan personel polisi untuk terus memantau situasi Gunung Merapi.

"Kami selalu standby jumlanya seluruh anggota Polda harus siap, ada 1.700 personel."

"Tapi yang disiagakan 50 sampai 100 itu untuk mantau kalau ada apa-apa mereka yang maju dulu, nanti ada back up untuk penambahan kekuatan," imbuhnya.

Gunung Merapi mengalami erupsi dengan memuntahkan awan panas dan abu vulkanik seperti terlihat dari Desa Tunggularum, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (11/3/2023). AFP/DEVI RAHMAN
Gunung Merapi mengalami erupsi dengan memuntahkan awan panas dan abu vulkanik seperti terlihat dari Desa Tunggularum, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (11/3/2023). AFP/DEVI RAHMAN (AFP/DEVI RAHMAN)

Alasan Status Gunung Merapi Tidak Dinaikkan

Hingga Senin (13/3/2023), status Gunung Merapi masih berada di level III atau Siaga.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso menjelaskan status Gunung Merapi yang tidak dinaikkan meski sudah erupsi sejak Sabtu (11/3/2023) siang.

Menurutnya penentuan kenaikan status aktivitas gunung berapi dilakukan berdasarkan ancaman bahaya pada masyarakat.

“Jadi, aktivitas vulkanik untuk yang menjadi sumber ancaman kepada masyarakat akan dievaluasi."

"Aktivitas saat ini belum mengubah rekomendasi bahaya setahun terakhir,” jelasnya, Minggu (12/3/2023).

Baca juga: Antisipasi Peningkatan Aktivitas Gunung Merapi, Tempat Pengungsian di Sleman Disiapkan

Agus Budi Santoso menambahkan status aktivitas Gunung Merapi masih berada di daerah yang belum mengenai pemukiman.

Selama beberapa waktu ke depan, Gunung Merapi masih akan mengeluarkan APG.

“Data pemantauan (kegempaan) saat ini masih tinggi. Gempa vulkanik dalam masih terjadi 60-70 kali per hari."

"Sedangkan, gempa vulkanik dangkal tiga kejadian per hari dan multifase ada 17 kejadian per hari,” paparnya.

Menurutnya angka kegempaan Gunung Merapi masuk dalam kategori tinggi.

Ia mengatakan jika Gunung Merapi berhenti mengularkan APG, masih ada kemungkinan Gunung Merapi akan erupsi lagi.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJogja.com/Bunga Kartikasari/Miftahul Huda)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas