Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Empat Ekor Sapi di Kabupaten Pangadaran Mati Disambar Petir

Selain Nano, Mamat yang sapinya mati tersambar petir juga dari keluarga yang serba kekurangan

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Empat Ekor Sapi di Kabupaten Pangadaran Mati Disambar Petir
KOMPAS.com/Nabilla Tashandra
ILUSTRASI - Sambaran petir di Pangadaran Jawa Barat mengakibatkan matinya sapi. Peristiwa sapi mati tersambar petir terjadi di Blok Karangtalun RW 09, Dusun Karangmukti, Desa Selasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Kamis (23/3/2023) sekitar pukul 02.00 WIB. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNNEWS.COM, PANGANDARAN - Sambaran petir di Pangadaran Jawa Barat mengakibatkan matinya sapi.

Peristiwa sapi mati tersambar petir terjadi di Blok Karangtalun RW 09, Dusun Karangmukti, Desa Selasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Kamis (23/3/2023) sekitar pukul 02.00 WIB.

Matinya sapi membuat Nano (33) sedih dan bingung.

Pasalnya sapi itu menjadi modal untuk menikah.

Nano merupakan satu di antara pemilik sapi empat ekor yang mati tersambar petir.

Selain milik Nano, dua ekor sapi milik Ruswan dan satu ekor sapi milik Mamat juga bernasib sama.

Baca juga: Viral Sapi Masuk Tol Cengkareng Berlarian ke Arah Bandara Soekarno-Hatta, Berikut Cerita Lengkapnya

BERITA TERKAIT

Bagi Nano, seekor sapi yang mati tersambar petir ini adalah hasil jerih payahnya selama tiga tahun merawat sapi milik orang lain.

"Jadi, sapi milik Nano yang mati tersambar petir itu, bekal untuk modal nikah.

Saya juga ikut terharu, karena orangnya prihatin," ujar Tatang Tahyan, Ketua RW 09, dihubungi Tribunjabar.id melalui WhatsApp, Kamis (23/3/2023) sore.

Nano setiap hari merawat sapinya yang sekarang mati tersambar petir.

"Padahal, sapi itu buat modal untuk nikah dan sudah dirawat sekitar tiga tahun," katanya.

Nano yang masih berstatus bujang dan sudah berusia 33 tahun ini tinggal bersama neneknya.

"Nano ditinggal orang tuanya yang sudah cerai," ucap Tatang.

Nano ini hanya punya bekal satu ekor sapi yang sekarang sudah mati. 

"Itu juga hasil jerih payahnya merawat sapi milik orang lain.

Kalau di sini istilahnya maro (jasa dibayar sapi yang diternaknya) sapi," ucapnya.

Setelah sapinya mati, Nano sempat kebingungan dan berharap ada gantinya untuk modal nikah.

"Tadi, Nano sempat bingung. Tapi, kita kasih support supaya semangat mencari rezeki. Insyaallah, rezeki di luar itu juga banyak," ujarnya.

Baca juga: HEBOH Truk Pengangkutnya Terguling, Sapi Berlarian di Jalan Tol Sedyatmo Arah Bandara Soekarno Hatta

Mengenai waktu menikah belum ditentukan karena sampai sekarang juga Nano belum ada calon istrinya. 

"Cuman, sehari-hari sering ngomong ke tetangga, sapi itu buat bekal nikahnya. Sekarang, tinggal mencari calon istrinya," ucap Tatang.

Salah satu sapi yang ditemukan mati di kandang di Desa Selasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Kamis (23/3/2023). Diduga sapi ini mati akibat tersambar petir.
Salah satu sapi yang ditemukan mati di kandang di Desa Selasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Kamis (23/3/2023). Diduga sapi ini mati akibat tersambar petir. (Istimewa)

Selain Nano, Mamat yang sapinya mati tersambar petir juga dari keluarga yang serba kekurangan.

"Mamat ini, seorang yatim-piatu yang sekarang numpang tidur di kakaknya," kata Tatang.

Kalau Ruswan, ucap dia, ekonominya cukup stabil karena selain peternak, dia juga seorang bakul sapi yang cukup terkenal di Pangandaran. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sedihnya Nano di Pangandaran, Sapinya Mati Tersambar Petir Padahal Buat Bekal Nikah

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas