Pengakuan Istri Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara, Klaim Tak Tahu Suaminya Bunuh 11 Orang
Sanem, istri Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah memberi pengakuan terkait suaminya yang kini menjadi tersangka pembunuhan
Penulis: Daryono
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Sanem, istri Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah memberi pengakuan terkait suaminya yang kini menjadi tersangka pembunuhan 11 orang.
Diketahui, Polres Banjarnegara menetapkan TH (45) alias Mbah Slamet sebagai tersangka pembunuhan.
Sadisnya, terdapat 11 orang yang diduga dibunuh oleh Mbah Slamet.
Mayat 11 orang itu ditemukan terkubur di lahan milik Mbah Slamet di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara.
Terkait suaminya yang menjadi dukun pengganda uang dan diduga membunuh 11 orang, Sanem memberi pengakuan.
Dikutip dari TribunJateng, Sanem mengaku tidak tahu menahu soal aktivitas suaminya yang diduga melakukan pembunuhan terhadap 11 orang.
Sanem justru mengaku sudah setahun ini dirinya ditelantarkan oleh sang suami.
"Apa aktivitasnya saya tidak tahu, saya saja ditelantarkan selama satu tahun ini," kata Sanem.
Baca juga: Populer Regional: Dukun Pengganda Uang Bunuh Pasien di Banjarnegara - Viral Prank Pocong di Demak
Sanem mengakui suaminya memang kerap menerima tamu yang datang ke rumah.
Tetapi dirinya mengaku tidak mengetahui secara persis maksud kedatangan para tamu tersebut.
Sanem mengatakan hanya diminta membuatkan minuman oleh sang suami.
"Saya cuma disuruh buatkan teh," kata Sanem.
Sudah lima tahun jadi dukun pengganda uang
Berdasarkan keterangan yang didapat polisi, Mbah Slamet mengaku sudah lima tahun ini menjadi dukun pengganda uang.
Selama itu, Mbah Slamet menjanjikan bisa menggandakan uang hingga Rp 5 miliar.
Sejauh ini, sejumlah korban memberikan uang sebesar Rp 40 juta hingga Rp 50 juta untuk digandakan.
"Tersangka menjanjikan dapat menggandakan uang sampai Rp 5 miliar."
"Pengakuan tersangka melakukan penipuan kepada lima orang yang masing-masing dari mereka ada yang memberikan uang Rp40 juta sampai yang Rp50 juta," kata Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto kepada Tribun saat konferensi pers, Senin(3/4/2023).
Agar para korban percaya, tersangka juga sempat memberikan uang pada korbannya Rp11 juta sebagai hasil penggandaan.
Menurut tersangka, uang yang didapat dari para korban kemudian dipakai Mbah Slamet untuk membayar hutang.
Atas perbuatannya, Kapolres mengatakan tersangka dikenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati dan seumur hidup.
Awal mula kasus pembunuhan terungkap
Kasus pembunuhan yang dilakukan Mbah Slamet terungkap berawal dari korban terakhir, PO (53), warga Sukabumi, Jawa Barat yang dilaporkan hilang oleh keluarganya.
Pada Senin (27/3/2023), anak PO, GE, melapor ke polisi karena ayahnya tidak pulang ke rumah.
GE mengatakan ayahnya pergi dari Sukabumi ke Banjarnegara pada Senin (20/3/2023).
Dengan mengendarai mobil Wuling hitan, PO tiba di Banjarnegara pada Kamis (23/3/2023).
Sesampainya di rumah pelaku, korban sempat berkomunikasi dengan anaknya yang lain yaitu SL dan mengirim sebuah whatsapp yang isinya sebagai berikut:
"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," kata SL dalam kiriman pesan singkatnya kepada korban.
Baca juga: Fenomena Masyarakat Percaya Dukun Pengganda Uang, Sosiolog: Imbas Tuntutan Gaya Hidup Makin Kuat
Sehari kemudian, PO sudah tidak bisa dihubungi dan nomor HP-nya tidak aktif.
Dari situ kemudian polisi melakukan penangkapan terhadap Mbah Slamet.
Sebelumnya, GE pernah diajak ke rumah mbah Slamet pada Juli 2022 oleh PO.
GE diajak bersama dengan ayahnya bertemu dengan pelaku TH alias Mbah Slamet di Wonosobo, Jawa Tengah.
Korban PO dan anaknya GE pergi dari Sukabumi menuju Wonosobo menggunakan bus.
Sesampainya di Wonosobo mereka bertemu dengan Mbah Slamet dukun pengganda uang yang dimaksud.
Ketika sampai di Wonosobo pelaku Mbah Slamet mengajak korban ke rumahnya yang ada di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara.
Di rumahnya itu korban menginginkan adanya tujuan penggandaan uang.
Selepas itu korban dan anaknya pulang lagi ke Sukabumi.
Sosok Mbah Slamet menurut Kepala Desa
Kepala Desa Balun, Mahbudiono menceritakan siapa sebenarnya Mbah Slamet atau Slamet Tohari.
Tribun Muria mewartakan, warga kurang begitu mengetahui apa profesi yang dilakoni Slamet Tohari.
Mahmudiono juga mengungkapkan istri Slamet Tohari mengais rezeki dengan berjualan kubis.
"Terkait profesinya banyak warga yang tidak tahu persis dan mengetahui akan hal itu. Tapi istrinya sempat dagang kubis," ungkapnya.
Sang kades mengetahui profesi Slamet Tohari sebagai dukun pengganda uang berdasarkan info dari korban asal Palembang.
Sosok Slamet juga jarang terlihat sosialisasinya di masyarakat.
Rumahnya berada di pinggiran desa dan bersebelahan dengan sungai.
Kediamannya tersebut membuat banyak orang yang tak tahu detail keseharian Slamet.
"Karena jauh dari warga yang lain artinya orang-orang juga cuek," ungkapnya.
Slamet diketahui menguburkan korban-korbannya di ladang milik orang tuanya.
"Saya tahu ada satu mayat saja merinding apalagi ini banyak sekali. Masyarakat juga resah dengan adanya kejadian seperti ini," katanya.
Sejauh ini, sudah ada 11 mayat yang berhasil ditemukan.
Slamet membunuh para korbannya diduga dengan diracun.
(Tribunnews.com/Daryono) (TribunJateng) (TribunMuria)