4 dari 12 Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Berhasil Diidentifikasi, Ada Pasutri asal Lampung
Daftar korban Mbah Slamet dukun pengganda uang asal Banjarnegara yang berhasil diidentifikasi. Ada pasutri asal Lampung.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.com - Empat dari 12 jenazah korban pembunuhan TH alias Mbah Slamet (45), dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Jawa Tengah, telah berhasil diidentifikasi.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iqbal Alqudusy, mengungkapkan dua di antara 12 korban adalah pasangan suami istri asal Lampung.
Untuk mencocokkan dengan antemortem keluarga korban, Polda Jateng telah menghubungi Polda Lampung.
"Iya warga Lampung," kata Iqbal di kantor Polda Jateng, Rabu (5/4/2023), dikutip dari TribunJateng.com.
"Kami sudah hubungi Polda Lampung untuk mencocokkan data antemortem keluarga korban," imbuhnya.
Selain pasutri asal Lampung, polisi juga telah berhasil mengidentifikasi korban Mbah Slamet yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan.
Baca juga: Chat WA Terakhir Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang ke Anak, Takut Mati, Share Loc Rumah Pelaku
Mulyadi ditemukan terkubur di satu liang bersama kekasihnya.
"Ada sepasang kekasih asal Palembang atas nama Mulyadi dan pacarnya dikubur di liang yang sama," ungkap Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi, di kantornya di Kota Semarang, Rabu.
Berikut ini daftar korban Mbah Slamet yang telah berhasil diidentifikasi:
1. Irsad (44) warga Kabupaten Pesawaran, Lampung;
2. Wahyu Tri Ningsih (44) warga Kabupaten Pesawaran, Lampung;
3. Paryanto (53) warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat;
4. Mulyadi, warga Palembang, Sumatra Selatan.
Hasil Autopsi
Untuk mengetahui penyebab pasti kematian para korban, telah dilakukan autopsi terhadap sembilan dari 12 korban Mbah Slamet.
Autopsi ini dilakukan oleh tim forensik Biddokes Polda Jateng, Senin (3/4/2023), yang dipimpin langsung oleh Kabid Dokkes Polda Jateng, Kombes Sumy Hastry Purwanti.
Berdasarkan hasil pemeriksaan forensik, terungkap enam jenazah berjenis kelamin laki-laki dan tiga perempuan.
Sumy Hastry mengungkapkan rata-rata usia korban Mbah Slamet itu antara 25 hingga 50 tahun.
"Usianya antara 25 hingga 50 tahun," ungkapnya, Selasa (4/4/2023), dikutip dari TribunJateng.com.
Baca juga: Mbah Slamet Ungkap Reaksi Korban setelah Minum Potasium dan Obat Penenang: Muntah hingga Tak Teriak
Lebih lanjut, Sumy Hastry mengatakan kondisi jenazah masih dalam keadaan pembusukan berlanjut.
Tim forensik Biddokes Polda Jateng, kata Sumy Hastry, memperkirakan para korban sudah meninggal sejak enam hingga 24 bulan lalu.
Terkait penyebab kematian para korban, dipastikan lemas karena racun.
Meski demikian, soal racun yang digunakan Mbah Slamet, Sumy Hastry mengatakan masih menunggu hasil laboratorium forensik.
"Kami perkirakan waktu kematian antara enam bulan sampai 24 bulan," ujarnya.
"Racunnya jenis apa nanti menunggu hasil laboratorium forensik," sambungnya.
Mbah Slamet Tak Ingat Nama-nama Korbannya
Menurut pengakuan Mbah Slamet, ia telah beraksi menjadi dukun pengganda uang sejak 2020.
Ia mengaku bisa menggandakan uang hingga Rp5 miliar.
Untuk 'mempromosikan' pekerjaannya, Mbah Slamet menggunakan media sosial Facebook.
'Promosi' itu dilakukan oleh anak buah kepercayaannya, BS.
Karena unggahan BS di Facebook, korban termasuk PO, tergiur dengan iming-iming Mbah Slamet yang bisa menggandakan uang.
"Tersangka menjanjikan dapat menggandakan uang sampai Rp 5 miliar."
Baca juga: Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Mulai Membunuh 12 Korbannya Sejak 2020
Baca juga: Peran BS, Pria yang Bantu Promosi Kemampuan Mbah Slamet Lewat Facebook, Terima Uang hingga Rp10 Juta
"Pengakuan tersangka melakukan penipuan kepada lima orang yang masing-masing dari mereka ada yang memberikan uang Rp 40 juta sampai yang Rp 50 juta," jelas Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, Senin (3/4/2023), masih dari TribunJateng.com.
Lantaran sudah lama beraksi dan membunuh banyak orang, Mbah Slamet mengaku tak ingat nama-nama korbannya.
"Ditanya lubang ini atas nama siapa lupa," ujar Hendri.
Diketahui, jenazah yang pertama ditemukan adalah atas nama Paryanto, warga Sukabumi.
Jenazah Paryanto ditemukan pada Sabtu (1/4/2023) malam.
Lalu, pada Senin, ditemukan lagi sembilan jenazah.
Dua jenazah kembali ditemukan pada Selasa sore.
Ke-12 jenazah itu dikubur Mbah Slamet di lahan sebuah kebun dekat rumahnya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Para korban diketahui berasal Sukabumi, Tasikmalaya, Jakarta, Palembang, hingga Yogyakarta.
Pihak kepolisian tak menampik kemungkinan jumlah korban Mbah Slamet akan bertambah.
Karena itu, Polda Jetang dan Polres Banjarnegara membuka posko pengaduan orang hilang untuk mengetahui adakah korban Mbah Slamet yang lain.
Bagi yang merasa kehilangan anggota keluarga bisa melapor ke Polres Banjarnegara atau ke Polda Jawa Tengah.
Posko pengaduan masyarakat untuk menjaring data antemmortem bagi masyarakat yang merasa kehilangan keluarga.
"Dirkrimum juga membuka posko, di Banjarnegara juga ada posko karena tim DVI di sana," ujar Irjen Ahmad Luthfi.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJateng.com/Iwan Arifianto/Jen)