Kronologi Terungkapnya Kasus Dukun Sadis Banjarnegara, Tewaskan 12 Orang, Modus Gandakan Uang
Berikut kronologi terungkapnya pembunuhan berantai , Mbah Slamet, dukun pengganda uang Banjarnegara yang dirangkum Tribunnews.com.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Kasus seorang dukun pengganda uang yakni Tohari (45) alias Mbah Slamet tengah menjadi perhatian publik.
Mbah Slamet merupakan warga di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Diketahui dukun tersebut menghabisi 12 nyawa orang dan mengubur jenazah mereka di jalan setapak menuju hutan sekitar rumah pelaku.
Beberapa jenazah ditemukan terkubur dalam satu lubang.
Ada beberapa jenazah korban yang sulit teridentifikasi, sebab aksi bejat dukun tersebut sudah dilakukan sejak 2020.
Berikut kronologi terungkapnya pembunuhan berantai Mbah Slamet yang dirangkum Tribunnews.com:
Baca juga: Soal Dukun Sadis di Banjarnegara, Bawa Korban ke Ladang sebelum Eksekusi hingga Polisi Temukan Botol
- Juli 2022
Dikutip dari TribunJateng.com, pada Juli 2022, salah satu korban berinsial PO dan anaknya, GE, diajak bersama dengan ayahnya bertemu dengan dukun tersebut di Wonosobo.
Maksud kedatangan tersebut untuk bertemu dengan Mbah Slamet dukun pengganda uang yang dimaksud.
Ketika sampai di Wonosobo pelaku Mbah Slamet mengajak korban ke rumahnya yang ada di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara.
Di rumahnya itu korban menginginkan adanya tujuan penggandaan uang.
Selepas itu korban dan anaknya pulang lagi ke Sukabumi.
- Maret 2023
- Senin, 20 Maret 2023: PO datang lagi dari Sukabumi ke Banjarnegara, namun tak ditemani anaknya.
- Kamis, 23 Maret 2023: Korban sampai di tujuan.
Sesampainya di rumah pelaku, korban sempat berkomunikasi dengan anaknya yang lain yaitu SL dan mengirim sebuah pesan WhatsApp.
"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," kata SL dalam kiriman pesan singkatnya kepada korban.
- Jumat, 24 Maret 2023: Komunikasi sudah tak terhubung dan hp milik korban sudah tidak aktif.
- Senin, 27 Maret 2023: Anak dari korban PO, yaitu GE melapor kepada kepolisian akan kehilangan ayahnya.
- Sabtu, 1 April 2023: Setelah dilakukan pegembangan oleh pihak kepolisian akhirnya jasad berhasil dievakuasi.
April 2023
- Senin, 3 April 2023: Sebanyak sembilan jenazah korban pembunuhan dukun pengganda uang ditemukan.
Para korban ditemukan terkubur di sebuah kebun Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Sembilan korban tersebut kemudian dikuburkan dalam 3 lubang.
"Kita menerima pemakaman di sini untuk kesembilan jenazah tersebut karena memang kita yang ketempatan," Kades Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Mahbudiono, Selasa (4/4/2023), dikutip dari TribunJateng.com.
2 Korban Ditemukan di Evakuasi ke Tiga
- Selasa, 4 April 2023: Dua korban tewas ditemukan lagi di kasus pembunuhan dukun pengganda uang ini.
Kini total korban bertambah menjadi 12 orang.
"Sudah tiga hari evakuasi, hari pertama kami menemukan satu mayat. Hari kedua, sembilan mayat. Dan, hari ketiga, hari ini, dua mayat."
"Saya pastikan, hari ini, totalnya 12 mayat," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, Selasa (4/3/2023) dikutip dari TribunBanyumas.com.
Saat dihadirkan di lokasi penggalian jenazah, Tohari tidak dapat menjawab identitas para korban di setiap lubang.
Tohari hanya bisa menjawab ada dua orang korban, atas nama Irsyad dan istrinya.
Diajak Ritual
Cara bejat Tohari menghabisi nyawa yakni dengan dalih mengajak korban melakukan sebuah ritual di lahan pertanian milik pelaku.
Menurut pengakuan dari Tohari, korban diajak ke lokasi pukul 16.00 WIB.
Namun ritual tersebut baru dimulai malam hari, yakni pukul 19.30 WIB.
Pelaku mengatakan, ritual tersebut dilakukan kurang lebih selama satu jam.
Pernyataan tersebut disampaikan Tohari saat dihadirkan di lokasi pembunuhan dan penguburan para korban, Selasa (4/3/2023).
"Kalau kemalaman, takut. Jadi, berangkatnya agak siangan."
"Prosesi ritual sekitar satu jam. Ritualnya cuma ngobrol-ngobrol saja," tutur Tohari, dikutip dari TribunBanyumas.com.
Diberi Minuman Beracun
Pada saat ritual tersebut lah Tohari melancarkan aksinya dengan memberikan minuman yang dicampur potasium dan obat penenang.
Setelah menegak minuman tersebut, kata Tohari, korban kemudian tak bisa berbuat apapun.
"Korban hanya muntah sedikit, lalu tidak terasa apa-apa," ujarnya.
Menurutnya, potasium dan obat penenang yang dicampurkan ke minuman sangat ampuh mematikan korbannya.
Bahkan, korban tidak berteriak setelah meminum air yang diberikannya.
"Jadi, korban dikubur setelah betul-betul mati. Kalau belum, ya tidak bisa dikubur," akunya.
Tohari mengaku mengajak para korbannya ke lokasi menggunakan kendaraan miliknya.
Hal tersebut dilakukan lantaran Tohari ingin menghilangkan jejak.
"Jadi, ke tempat saya naik bus. Kalau korban bawa kendaraan, tidak berani, akan ketahuan," katanya.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Dewi Agustina) (TribunBanyumas.com/Permata Putra/Rahdyan Trijoko) (TribunJateng.com/Catur Waskito)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.