Polisi Ungkap Jenis Racun dan Obat yang Dipakai Dukun Pengganda Uang Habisi 12 Korbannya
Polda Jawa Tengah menjelaskan jenis racun yang digunakan Tohari (45) alias Mbah Slamet dukun pengganda uang untuk habisi 12 korban.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Polda Jawa Tengah mengungkap jenis racun yang digunakan Tohari (45) alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Dukun tersebut menghabisi nyawa 12 orang dan mengubur jenazah di jalan setapak menuju hutan sekitar rumah pelaku.
Ia membunuh korbannya dengan dalih diajak ritual di malam hari, dan kemudian diberi minuman beracun.
Dari hasil otopsi para korban ditemukan racun mematikan dengan tingkat fatalitas tinggi dan bereaksi dalam waktu singkat.
Sejumlah senyawa kimia tersebut di antaranya potasium sianida dan clonidine.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Bidang Labfor Polda Jateng, Kombes Slamet Iswanto saat konferensi pers di Mapolresta Solo, Kamis (6/3/2023).
Baca juga: Pasutri dari Lampung Jadi Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang, Keluarga Sebut Tahu dari TikTok
"Diambil kesimpulan dua butir apotas positif mengandung zat potasium sianida. Ini adalah zat yang beracun, yang efeknya sangat fatal dan sangat cepat."
"Kemudian dua tablet berwarna putih mengandung clonidine," kata Kombes Slamet dikutip dari tayangan youTube Kompas TV, Jumat (7/3/2023).
Clonidine sendiri merupakan obat keras untuk mengontrol hipertensi atau darah tinggi.
Efek samping dari obat ini bisa menimbulkan pusing, lelah, gelisah, sakit kepala hingga mengantuk.
"Clonidine adalah suatu zat sedatif, ini sebetulnya adalah obat hipertensi, yang menyebabkan orang itu mengantuk," ujar Kombes Slamet.
Kombes Slamet menyimpulkan, penyebab kematian korban karena racun sianida.
Menurut penjelasannya, sianida merupakan racun mematikan yang beraksi satu hingga lima menit usai ditenggak.
"Jadi bisa kita simpulkan bahwa matinya korban adalah karena racun sianida."
"Racun sianida ini reksinya sangat cepat, jadi bekerja di dalam perusakan sel itu antara satu hingga lima menit," ujar Kombes Slamet.
Kombes Slamet menjelaskan, korban terlebih dahulu diminta meminum clonidine.
"Ini merupakan modus dari pelaku. Ketika diberikan tablet kemudian ngantuk berarti gagal di dalam penggandaan uang," ujarnya.
Selanjutnya saat korban lengah, barulah korban diracuni potasium sianida oleh Mbah Slamet.
Hasil Autopsi
Setidaknya 9 jenazah korban pembunuhan telah diperiksa tim forensik Bidokkes Polda Jawa Tengah.
Dalam pemeriksaaan tersebut, enam jenazah berjenis kelamin laki-laki, tiga orang berjenis kelamin perempuan.
Kombes Sumy Hastry Purwanti, Kepala Bidang (Kabid) Dokkes Polda Jateng mengungkap waktu kematian korban antara 6 sampai 24 bulan.
Kondisi jasad, kata Kombes Sumy, dalam keadaan pembusukan lanjut.
"Usianya antara 25 hingga 50 tahun," paparnya Selasa (4/4/2023) sore, mengutip TribunJateng.com.
Enam Jasad Berhasil Diidentifikasi
Enam jasad dari 12 korban Mbah Slamet berhasil diidentifikasi.
Identitas 6 dari 12 korban pembunuhan telah terungkap setelah ada laporan dari sejumlah warga yang mengaku kehilangan anggota keluarganya.
Berikut daftar 6 korban tewas yang dibunuh Mbah Slamet, dikutip dari wartakotalive.com:
1. Paryanto, warga Sukabumi
2. Mulyadi, warga Palembang
3. Irsad, warga Lampung
4. Wahyu Tri Ningsih, warga Lampung (istri Irsad)
5. Suheri, warga Lampung
6. Riani, warga Lampung (istri Suheri)
Diketahui polisi mengalami kendala dalam identifikasi karena jasad para korban sudah menjadi tulang dan tengkorak.
Bahkan pelaku sendiri, yakni Mbah Slamet tak mengingat orang-orang yang dibunuhnya.
Setelah melakukan aksi pembunuhan, pelaku sengaja membakar kartu identitas korban untuk menutupi kasus ini.
Jasad para korban ditemukan dalam keadaan terkubur di dalam hutan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
(Tribunnews.com/Milani Resti) (TribunJateng.com/Iwan Arfianto) (Wartakotalive.com/Junianto Hamongan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.