Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasutri Irsad & Wahyu Korban Mbah Slamet Sosok Ramah, Peci Tapis Jadi Kenangan Terakhir bagi Tukidi

Irsad pernah membuat dan memberikan peci tapis buatannya kepada masyarakat setempat. Peci inilah yang menjadi kenangan terakhir bagi Tukidi.

Penulis: Dewi Agustina
zoom-in Pasutri Irsad & Wahyu Korban Mbah Slamet Sosok Ramah, Peci Tapis Jadi Kenangan Terakhir bagi Tukidi
Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya
Peti Jenazah Irsad dan Wahyu Triningsih, korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slamet di Banjarnegara tiba di Pesawaran Lampung, Sabtu (8/4/2023) pukul 03.00 WIB. Tetangga mengenal pasutri ini sebagai sosok yang ramah dan mudah berinteraksi. 

TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Meninggalnya pasangan suami istri (pasutri) asal Pesawaran Lampung, Irsad (44) dan Wahyu Tri Ningsih (41), korban Slamet Tohari alias Mbah Slamet menyisakan duka bagi keluarga dan warga sekitar.

Mereka tak menyangka pasangan yang dikenal sebagai perajin tapis di Pesawaran Lampung ini tewas dibunuh.

Kain Tapis adalah jenis tenunan yang berbentuk seperti kain sarung, dipakai oleh kaum wanita suku bangsa Lampung.

Tapis terbuat dari benang kapas, pada umumnya bermotif dasar garis horizontal, pada bidang tertentu diberi hiasan sulaman benang emas, benang perak, atau sutera dengan menggunakan sistem sulam.

Baca juga: Keluarga Pasutri Irsad & Wahyu dari Lampung Tiba di Mapolres Banjarnegara Jalani Tes Ante Mortem

Salah satu tetangga korban Irsad di Dusun Simbaretno, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Tukidi menceritakan sosok pasutri Irsad dan Wahyu semasa hidupnya.

Berikut penuturan Tukidi kepada wartawan Tribunlampung.co.id, Oky Indra Jaya.

Tukidi mengaku mengenal dekat almarhum Irsad sebagai perajin terkenal di Desa Tanjung Rejo, juga di Kabupaten Pesawaran.

Berita Rekomendasi

Irsad pernah membuat dan memberikan peci tapis buatannya kepada masyarakat setempat.

"Yang saya pakai ini merupakan peci tapis buatannya," ucap Tukidi kepada Tribun Lampung.

Tukidi menyebut, sosok Irsad adalah pengusaha yang tekun dalam merintis usaha.

Bahkan, Irsad memiliki usaha sendiri di rumah dengan membuka kursus dan pelatihan membuat tapis.

Rumah Produksi Tapis Belum Selesai

Irsad dan istrinya merupakan perajin peci tapis asli Pesawaran Lampung yakni Peci Bordir Dendi.

Profesi dan status korban pembunuhan dukun pengganda uang diungkap oleh Kepala Desa Tanjung Rejo, Sanjaya kepada Tribun Lampung pada Rabu (5/3/2023).

Baca juga: Sosok Mulyadi, Korban Pembunuhan Berantai Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet, Hilang Sejak 2021

Sebelum kepergiannya, Irsad telah membuat bangunan yang nanti menjadi rumah produksi untuk membuat tapis.

Bangunan tersebut belum selesai, dan berhenti dibangun pada tahun 2021.

"Masih belum selesai, tinggal pasang rolling door dan perlengkapan lainnya," tutur Tukidi, salah satu tetangga Irsad.

Saat itu menurut Tukidi, usaha produksi tapis Irsad sudah mulai maju.

Tetangga menunjukkan peci hasil pasutri perajin tapis di Pesawaran Lampung yang tewas dibunuh Mbah Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara, Jawa Tengah.
Tetangga menunjukkan peci hasil pasutri perajin tapis di Pesawaran Lampung yang tewas dibunuh Mbah Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara, Jawa Tengah. (Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)

Bahkan Irsad telah memiliki beberapa pekerja yang membantu usahanya tersebut.

"Bangunan yang berada di depan rumahnya kini telah terbengkalai dan tidak dilanjutkan pembangunannya," jelasnya.

"Padahal itu akan dipakai untuk jadi tempat kerjanya," imbuh Tukidi.

Hingga akhirnya pembangunan produksi tapis terhenti sejak Irsad dan istri pergi merantau ke Jawa di tahun 2021.

Tukidi mengatakan, Irsad dan istri adalah sosok yang ramah.

Almarhum Irsad adalah sosok yang mudah berinteraksi dengan lingkungan.

Baca juga: Dukun pengganda uang Tohari alias Mbah Slamet habisi 12 korban, bagaimana agar kasus serupa tidak terulang?

"Bahkan jadi pribadi yang religius," kata dia.

Dengan peristiwa yang menimpa tetangganya tersebut menjadi cerminan bagi dirinya serta masyarakat lainnya.

Untuk tidak melakukan hal serupa, yakni percaya dengan hal-hal di luar nalar.

"Saya tidak menyangka dengan kepergian orang sebaik dia," pungkasnya.

Proses evakuasi 10 korban pembunuhan oleh Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Senin (3/4/2023).
Proses evakuasi 10 korban pembunuhan oleh Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Senin (3/4/2023). (dok.)

Jenazah Dimakamkan Sabtu Pagi

Sementara itu jenazah pasangan suami istri Irsad dan Wahyu Triningsih tiba di rumah duka Pesawaran Lampung, Sabtu (8/4/2023) pukul 03.00 WIB.

Irsad dan Wahyu Triningsih adalah dua dari 12 korban pembunuhan yang dilakukan oleh dukun pengganda uang Slamet Tohari alias Mbah Slamet di Banjarnegara.

Selain pasutri Irsad dan Wahyu Triningsih, pasutri Suheri dan Riani juga berasal dari Pesawaran Lampung.

Kedatangan jenazah pasutri ini lebih cepat dua jam dari yang dijadwalkan sebelumnya yakni pukul 05.00 WIB.

Kepala Desa Tanjung Rejo, Sanjaya mengatakan dalam perjalanan tidak ada kendala, sehingga kedatangan jenazah bisa lebih cepat dari yang diperkirakan.

Baca juga: Viral Unggahan Diduga Korban Mbah Slamet, Setahun Lalu Berniat Geruduk Pelaku di Banjarnegara

Kedatangan jenazah Irsad dan istri didampingi oleh Alda Cahya, anak korban dan pihak keluarga.

Sanjaya menyebut, terdapat dua peti jenazah yang diantarkan ke kediaman.

"Satu peti untuk jenazah Irsad dan satu peti untuk Wahyu Tri Ningsih," ungkapnya.

Sesampainya di kediaman, warga dan keluarga besar langsung menyambut kedatangan jenazah.

Untuk saat ini warga sudah mulai berdatangan untuk melakukan prosesi pemakaman.

Mbah Slamet (45) dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah, yang membunuh korbannya dengan cara diracun (kiri). Lokasi Mbah Slamet menguburkan korbannya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara (kanan).
Mbah Slamet (45) dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah, yang membunuh korbannya dengan cara diracun (kiri). Lokasi Mbah Slamet menguburkan korbannya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara (kanan). (KOMPAS.com FADLAN MUKHTAR ZAIN/DOK. Polda Jateng)

Rencananya jenazah akan dimakamkan pada pukul 08.00 WIB di TPU Dusun Simbaretno, Desa Tanjung Rejo.

"Tadi sudah diyasinkan dan menunggu untuk siap dimakamkan," ucapnya.

Sanjaya mengucapkan terima kasih kepada Polres Banjarnegara, pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Polres Pesawaran dan Pemerintah Kabupaten Pesawaran.

"Atas difasilitasinya pengiriman jenazah hingga sampai ke rumah duka," pungkasnya.

Dua Pasutri Sahabat Dekat

Selain pasutri Irsad dan Wahyu Triningsih, pasutri Suheri dan Riani juga berasal dari Pesawaran Lampung.

Ternyata kedua pasutri ini merupakan sahabat dekat.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolres Pesawaran, AKBP Pratomo Widodo saat diwawancarai pada Rabu (5/4/2023).

Pratomo menjelaskan, bahwa kedua pasutri tersebut telah saling mengenal dan keduanya sama-sama melakukan keberangkatan ke lokasi dari Slamet Tohari.

"Dan memang sebenarnya para korban saling memberi tahu dan kemudian berangkat kesana," kata Pratomo.

Terkait hubungan antara siapa yang mengenalkan Slamet Tohari kepada dua pasutri tersebut, Polres Pesawaran masih mendalami perantaranya.

"Jadi, siapa yang memperkenalkan kepada Slamet Tohari ini ada satu orang," ucap Pratomo.

Dan sampai saat ini masih akan berkoordinasi dengan Polres Banjarnegara untuk mengambil keterangan dari seorang perantara tersebut.

"Terkait apakah perantara itu terlibat atau tidak," katanya.

"Atau bisa juga perantara itu merupakan seorang korban," jelas dia.

Awal Mula Terbongkarnya Kasus Pembunuhan

Kasus pembunuhan dengan modus penggandaan uang ini terbongkar dari pesan WhatsApp korban Paryanto kepada anaknya.

Anaknya lantas melapor ke polisi, setelah diinterogasi, tersangka Slamet Tohari mengaku telah membunuh lima orang.

Para korbannya dikubur di lokasi sama di jalan setapak area perkebunan Dusun Balun, Wanayasa, Banjarnegara.

"Awalnya mengaku lima, setelah dibongkar ternyata ada sejumlah mayat lain," ucap Kapolda Jateng.

Polisi sejauh ini telah menemukan 12 jasad dari berbagai liang berbeda dari area kebun milik tersangka.

Dua jasad telah teridentifikasi, sisanya masih polisi dalami.

"Ada sepasang kekasih asal Palembang atas nama Mulyadi dan pacarnya dikubur di liang yang sama," ujar Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi.

Berikut nomor liang dan asal korban yang dikuburkan:

Para korban lainnya dipendam oleh tersangka, dibagi ke dalam beberapa liang.

Menurut pengakuan tersangka, korban Paryanto (53) asal Sukabumi dikubur di liang nomor 1.

Satu warga asal Gunung Kidul laki-laki dikubur di liang nomor 2.

Dua warga Tasikmalaya laki-laki dan perempuan dikubur di liang nomor 3.

Dua warga Jakarta laki-laki dan perempuan dikubur liang nomor 4.

Dua warga Palembang atas nama saudara Mulyadi dikubur dalam satu liang bersama sang kekasih di liang nomor 5.

Dua warga Jogja dikubur di lubang yang sama di liang nomor 6.

"Tiap dua jenazah dikubur di lima liang berbeda. Sisanya ada di tiap satu liang," imbuh Kapolda.

12 belas jasad tersebut telah diperiksa oleh Tim Forensik Polda Jateng.

(Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya) (Tribun Jateng) (Tribunnews)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Perajin Tapis Lampung Tewas Dibunuh Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Sempat Bagi Peci

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas