Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun
tag populer

Viral Keluarga Pasien Diduga Diusir dari RS di Grobogan, Crazy Rich Joko Suranto Beri Bantuan

Keluarga mengaku mereka diminta segera berkemas pulang walau Asmuri saat itu masih hidup.

Editor: Erik S
zoom-in Viral Keluarga Pasien Diduga Diusir dari RS di Grobogan, Crazy Rich Joko Suranto Beri Bantuan
KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO
Srikayati (59) saat ditemui di rumahnya di Desa Kedungrejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah kemarin. 

TRIBUNNEWS.COM, GROBOGAN-  Asmuri (69) warga Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, dikabarkan meninggal dunia setelah pulang dari rumah sakit.

Keluarga mengaku mereka diminta segera berkemas pulang walau Asmuri saat itu masih hidup.

Baca juga: Crazy Rich Grobogan Joko Suranto Bikin Masjid di Lokasi Gempa Cianjur, Bisa untuk Salat Idul Fitri

Joko Suranto, (54) crazy rich asal Kabupaten Grobogan kemudian berkunjung ke rumah mendiang Asmuri (69) di Desa Kedungrejo, Kecamatan Purwodadi, Grobogan, Jumat (21/4/2023) siang.

Joko datang bersama keluarga dan kerabatnya menumpang mobil meluangkan waktu sejenak berbincang dengan istri dan anak-anak Asmuri.

Rombongan kemudian dipersilahkan masuk. Joko sendiri terlihat duduk bersimpuh di atas tikar dan menunduk di hadapan keluarga Asmuri.

Joko pun mengaku prihatin jika apa yang dialami Asmuri benar-benar terjadi.

"Pasien RS hanya ada dua, sehat dan tak bisa ditolong. Ketika sehat baru boleh pulang, tapi ketika sakit tak dapat pelayanan layak dan bahkan minta ambulans tidak dikasih, itu sangat menyedihkan sekali. Orangtua saya pernah mendapatkan pelayanan seperti itu di RS Grobogan," kata Joko.

Berita Rekomendasi

Setelah lima belas menit bertamu, Joko dan rombongan lantas berpamitan pulang.

Baca juga: Mobil Dinas Lurah Baru Tengah Kecelakaan di Tol Balikpapan-Samarinda

Saat itu, sebelum keluar pintu rumah, Joko menyerahkan amplop tebal kepada perwakilan keluarga Asmuri.

Hanya saja, Joko enggan menyampaikan apa iso amplop putih tersebut. Ia langsung berlalu pergi.

Istri Asmuri, Srikayati (59) dan M Toha (36) putra kedua Asmuri trenyuh atas simpati Joko Suranto yang sudi menyambanginya.

"Terimakasih banyak Pak Joko Suranto mau bertamu ke rumah kami. Kami tak menyangka diperhatikan," tutur Srikayati.

Sebagai catatan, Joko Suranto adalah pengusaha properti yang ramadhan tahun lalu viral disebut crazy rich usai membeton jalan 1,5 kilometer di kampung halamannya di Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah dengan kocek pribadi Rp 2,8 miliar.

Baca juga: Bus Karunia Bakti Alami Kecelakaan di Jalan Lingkar Luar Karawang, Begini Nasib Penumpang

Perawat kurang bersahabat

Keluarga mengaku terpaksa pulang karena perawat meminta mereka buru-buru berkemas.

Selain itu sikap para perawat juga kurang bersahabat hingga membuat kurang nyaman.

Saat pulang pun dikatakan mereka tidak difasilitasi ambulans

Senin (10/4/2023) sore adalah duka yang mendalam bagi Srikayati (59) dan ketiga anaknya warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Asmuri, suami Srikayati, mengembuskan napas terakhir setelah sempat menjalani perawatan selama belasan hari di RS Panti Rahayu Yakkum, Purwodadi.

Baca juga: Kecelakaan Tunggal di Kabupaten Banjar Mengakibatkan Bocah Berusia 7 Tahun Alami Patah Kaki

Buruh tani itu meninggal dunia di kamar rumahnya selang satu hari selepas dipulangkan dari rumah sakit.

"Minggu sore pulang, Senin sore suami saya berpulang. Inalillahi wa innailaihi rojiun," tangis Srikayati, Minggu (16/4/2023).

Korban ditabrak motor

Srikayati menuturkan, pada Kamis (23/3/2023) malam, suaminya yang sedang berjalan kaki tertabrak pengendara motor matik di jalan desa tak jauh dari rumahnya.

"Malam Jumat, pulang shalat tarawih kedua, suami saya tertabrak motor Vario yang dikendarai Kuswanto warga desa sebelah, Desa Nambuhan," tutur Srikayati.

Seketika itu juga, Asmuri yang kritis langsung dilarikan ke RS Yakkum untuk dirawat intensif.

Kasus kecelakaan itupun juga sudah dilaporkan ke Polsek Purwodadi.

Merujuk hasil diagnosis tim medis, kata Srikayati, suaminya itu dinyatakan menderita gegar otak berat akibat benturan keras pada bagian kepala.

"Masuk IGD, ICU, HCU dan Ruang Durian selama 17 hari," terang Srikayati.

Baca juga: Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang-Solo KM 486, Diduga Bus Alami Rem Blong

Selama lebih dua pekan dirawat, ujar Srikayati, kondisi kesehatan suaminya itu belum juga menunjukkan perkembangan signifikan.

Dirundung gelisah tak karuan menyoal kesembuhan suaminya, Srikayati pun hanya bisa berpasrah diri.

"Belum pulih, namun sudah bisa melek. Saya hanya bisa berdoa," kata Srikayati.

Singkat kata, Srikayati yang begitu sabar menjaga suaminya di ranjang pesakitan justru kian merasa terbebani dengan sikap dan perkataan tenaga kesehatan yang bertugas mengurus suaminya.

Mereka, kata Srikayati, berulang kali mempersilakan keluarga petani itu buru-buru berkemas.

"Perawatnya galak-galak. Kami terus saja diusir diminta untuk pergi. Kalau lama-lama katanya akan ketularan penyakit.

Apa karena kami orang tak punya? Saya jengkel kalau ingat itu, padahal suami saya masih sakit dengan banyak selang di tubuhnya," tangis Srikayati.

Tak tahan diperlakukan seperti itu, sambung Srikayati, keluarga akhirnya dengan sangat terpaksa membawa pulang Asmuri dirawat secara mandiri di rumah.

Mereka mengaku sakit hati dan kecewa dengan pelayanan RS Yakkum.

"Padahal dua bulan lagi, saya dan suami akan berangkat haji. Biaya itu kami cicil selama 18 tahun. Tapi takdir berkata lain.

Kalau saja dirawat di rumah sakit, suami saya mungkin selamat. Kami sakit hati," tutur Srikayati sembari menyeka air matanya.

Baca juga: Terlibat Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang-Solo KM 486, Ini Pengakuan Sopir Fortuner

M Toha (36), putra kedua Asmuri mengatakan, sebelum hengkang dari RS Yakkum, keluarganya diminta melunasi terlebih dulu biaya puluhan juta rupiah selama penanganan dan perawatan Asmuri.

Tagihan itupun akhirnya bisa terbayarkan setelah meminjam uang kerabatnya.

Keluarga pun menyadari biaya membengkak lantaran Asmuri tak terdaftar sebagai pasien BPJS Kesehatan.

Hanya saja, mereka tak habis pikir mengapa proses pemulangan Asmuri tidak difasilitasi ambulans.

"Kami utang saudara untuk bayar biaya rumah sakit sekitar Rp 42 juta. Parahnya, kami minta diantar ambulans tapi katanya tidak ada.

Padahal kami lihat jelas ada beberapa ambulans di sana. Akhirnya minta bantuan saudara diantar mobil pribadi karena bapak masih sakit dan tidak bisa berjalan," tangis Toha pekerja serabutan ini

Bantah usir pasien

Kepala Bagian Hukum dan Administrasi RS Panti Rahayu Yakkum Purwodadi, Yoyok, mengucapkan turut berbelasungkawa atas meninggalnya Asmuri.

Yoyok pun membenarkan Asmuri adalah pasien kecelakaan lalu lintas yang sempat menjalani perawatan selama 17 hari di RS Yakkum.

Hanya saja, Yoyok dengan tegas membantah jika Asmuri telah diusir dari RS Yakkum.

"Pertama kami ikut berdukacita. Dan kalau ada informasi kami memulangkan paksa atau mengusir pasien itu tidak benar. Kami sudah konfirmasi ke semua perawat dan dokter jaga menyatakan itu tidak benar. Intinya kami sudah sesuai protokol," kata Yoyok.

Dijelaskan Yoyok, akibat tertabrak motor Asmuri didiagnosis menderita luka serius pada bagian kepala.

Asmuri yang mengalami cedera kepala berat, kata Yoyok, semula dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) kemudian masuk Intensive Care Unit (ICU) dan High Care Unit (HCU) hingga dipindahkan ke ruang rawat inap, Ruang Durian.

Baca juga: Daftar Kecelakaan di Tol Semarang-Solo, Terjadi 3 Kali dalam Waktu Dekat hingga Tewaskan 11 Orang

"Ada perkembangan bisa membuka mata dan merespons. Memang kondisi pasien sepuh butuh waktu lama untuk normal kembali, tapi menurut dokter sudah bisa dirawat di rumah dan disarankan untuk home care," terang Yoyok.

Yoyok pun sekali lagi menegaskan, jika memulangkan paksa pasien adalah tindakan yang keluar jalur Standar Operasional Prosedur (SOP) dunia kesehatan

Pun demikian juga tidak ada alasan penolakan penyediaan ambulans lantaran sesuai peraturan medis disiagakan untuk pelayanan pasien.

"Sosialisasi sudah kami sampaikan, jadi sekali lagi kami tegaskan tidak pernah mengusir atau memaksa pulang pasien siapapun itu. Mungkin saja salah persepsi.

Bagaimanapun kami pelayan kemanusiaan. Dan untuk ambulans kami sediakan bagi pasien, jadi tidak ada penolakan, mestinya diantar," pungkas Yoyok. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Warga Grobogan Meninggal Sepulang dari RS, Keluarga Bilang Mereka Diusir: Perawatnya Galak

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas