Kronologi Perawat di Kendari Dianiaya Keluarga Pasien, Korban Dipukul di Belakang Telinga
Seorang perawat RSUD Kendari Sulawesi Tenggara dianiaya keluarga pasien hingga alami gangguan pendengaran
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Beredar rekaman CCTV yang menunjukkan seorang perawat yang dianiaya seorang pria.
Korban bernama Elking, perawat RSUD Kendari, Sulawesi Tenggara.
Dalam rekaman CCTV tersebut terlihat korban mengenakan pakaian medis dan sedang merapikan fasilitas kesehatan yang berada di dekat pasien.
Di dalam ruangan juga terlihat banyak orang dan beberapa di antaranya memeluk pasien.
Setelah korban dipukul, rekan pelaku nampak melerai keduanya.
Tindak penganiayaan tersebut terjadi pada Rabu (24/5/2023) sekitar pukul 23.00 Wita.
Baca juga: Kejanggalan Tewasnya Siswa SMP di Makassar, Diduga Alami Penganiayaan sebelum Jatuh dari Lantai 8
Menguti TribunnewsSultra, penganiayaan bermula ketika seorang pasien datang ke RSUD Kendari dalam kondisi kritis.
Pasien tersebut pun dirawat di ruang IGD dengan gejala gagal napas.
Kondisi pasien diketahui terus menurun, dan pihak rumah sakit meminta kepada keluarga pasien agar pasien dirawat intensif.
"Bahkan beberapa jam saat pasien berada diruang ICU, pasien mengalami henti jantung dan henti napas," ujar dokter Rumah Sakit RSUD Kendari, Faisal.
Karena kondisi yang terus memburuk, pihak rumah sakit meminta ke keluarga pasien untuk dilakukan resusitasi jantung paru.
Namun, keluarga korban menolak.
Pasien pun akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
"Dan keluarga pasien sudah menerima kondisi pasien," sambungnya.
Korban yang saat itu sedang melakukan pengurusan jenazah pun mendapatkan penganiayaan.
Ia dipukul dibagian belakang telinga sebelah kiri hingga membuat korban alami gangguan pendengaran.
"Saat saya membuka alat alat di tubuh pasien, anaknya pegang tangan saya, sambil bertanya siapa tadi yang larang makan, dia langsung pukul saya," ujar korban.
Korban pun langsung meminta tolong ke teman-temannya.
"Pas oleng, saya langsung keluar, dan minta tolong kepada teman-teman yang lain, untuk mengurus jenazah pasien tersebut," tutupnya.
Baca juga: Dosen UNS Diduga Lakukan KDRT, Terduga Pelaku Ajukan Cerai hingga Kata Rektor
Singgung Tak Boleh Makan
Saat insiden penganiayaan, pelaku menyinggung bahwa pasien tak boleh makan.
Mengutip TribunnewsSultra.com, ternyata, dokter mengimbau pasien untuk puasa karena mengalami gagal pernapasan.
Hal tersebut diungkappkan oleh Direktur RSUD Kendari, dr Sukirman.
"Jadi pas masuk ke rumah sakit, kondisinya memang dalam keadaan kritis, dia (pasien) gagal pernapasan,"
"Imbauannya dokter seperti itu, untuk puasa dulu tapi keluarga pasien tidak mengindahkan," ujar Direktur RSUD Kendari.
Namun, tak lama pasien pun kembali kritis dan dibawa ke ICE, lalu dinyatakan meninggal dunia.
Hal tersebutlah yang memicu emosi keluarga pasien dan melakukan tindak kekerasan ke perawat.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunnewsSultra.com, Sugi harto)