Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Bongkar Makam Bocah SD yang Tewas Diduga Dianiaya Kakak Kelas, Jasad Korban Diautopsi

Makam siswa SD di Sukabumi yang meninggal diduga dianiaya kakak kelas dibongkar. Proses pembongkaran makam telah disetujui pihak keluarga.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nuryanti
zoom-in Polisi Bongkar Makam Bocah SD yang Tewas Diduga Dianiaya Kakak Kelas, Jasad Korban Diautopsi
TribunJabar
Ilustrasi siswa SD dan prosesi pemakaman siswa SD di Sukabumi yang mengalami pengeroyokan oleh kakak kelasnya. Polisi melakukan pembongkaran makam korban untuk mengungkap penyebab kematiannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Jajaran Polres Sukabumi Kota dibantu warga melakukan pembongkaran makam bocah kelas 2 SD yang diduga meninggal karena dianiaya kakak kelas, Rabu (31/5/2023).

Jasad korban MDH (9) dimakamkan di Kampung Komprang, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat.

Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Ari Setyawan Wibowo menjelaskan proses pembongkaran makam atau ekshumasi jenazah dilakukan untuk mengungkap kasus meninggalnya MDH.




"Kami akan melaksanakan autopsi, untuk memastikan penyebab kematiannya," paparnya, Rabu, dikutip dari TribunJabar.id.

Baca juga: Pria di Maguwoharjo Aniaya Tetangga, Beraksi Saat dalam Kondisi Mabuk

Menurutnya pihak keluarga korban sudah menyetujui untuk dilakukan ekshumasi jenazah.

Jasad korban akan diautopsi oleh dokter forensik dari Rumah Sakit Bunut, Sukabumi.

Sebelumnya, Polres Sukabumi Kota telah memeriksa 20 saksi dalam kasus ini.

BERITA TERKAIT

Para saksi terdiri dari pihak puskesmas, rumah sakit, guru dan teman-teman MHD.

"Bahkan kami sudah melibatkan psikolog anak untuk mendampingi, apakah keterangan yang disampaikan itu benar atau tidaknya," terangnya.

Kata Kuasa Hukum Korban

Diketahui, korban sempat kritis selama 3 hari di rumah sakit dan dinyatakan meninggal pada Sabtu (20/5/2023) sekitar pukul 08.00 WIB.

Kuasa Hukum korban, Rolan Benyamin Pardamean Hutabarat mengatakan pihak keluarga menganggap ada yang janggal dalam kematian korban dan menyetujui untuk dilakukan pembongkaran makam.

"Hari ini sudah dilakukan pengangkatan (jenazah), tujuannya adalah kita ingin mengungkap penyebab kematian yang sebenarnya. Karena kematian ini kita anggap tidak wajar," jelasnya.

Baca juga: Oknum TNI di Wakatobi Sultra Dilaporkan ke Polisi Karena Aniaya Warga, Diduga Masalah Utang

Ia menambahkan korban sempat mengaku mendapat penganiayaan di sekolah sebelum meninggal.

"Indikasinya memang tidak wajar, karena dari keterangan mengatakan bahwasanya korban pernah berkata seperti itu, dia menjadi korban penyeroyokan. Itu yang memastikan nanti pihak penyidik," tuturnya.

Rolan Benyamin juga membantah keterangan dari pihak rumah sakit yang menyatakan korban memiliki penyakit tetanus.

"Dari pihak rumah sakit menurut keterangan adalah tetanus. Sementara menurut keterangan keluarga korban tidak ada riwayat penyakit tetanus," bebernya.

Pihak keluarga korban telah menyerahkan kasus ini ke pihak kepolisian dan berharap dapat terungkap penyebab kematian korban.

"Kami tidak mau menduga-duga dan kita mengawal kasus ini dengan baik sesuai koridor hukum yang berlaku," imbuhnya.

Siswa kelas 2 Sekolah Dasar (SD) di Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia karena diduga teman sekolahnya.
Siswa kelas 2 Sekolah Dasar (SD) di Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia karena diduga teman sekolahnya. (Capture Kompas TV)

Korban Sempat Menyebut Nama Terduga Pelaku

Berdasarkan keterangan korban sebelum meninggal, ada tiga kakak kelas korban yang diduga melakukan penganiayaan.

Kakek korban, MY (52) mengatakan MHD sering jadi korban perundungan di sekolah karena statusnya sebagai siswa yang baru pindah.

Baca juga: Ibu dan Anak di Lampung yang Aniaya ART hingga 4 Tak Berikan Gaji, Kini Dicokok Polisi

Pihak keluarga sepakat memindahkan sekolah korban agar lebih dekat dengan rumah kakeknya.

"Jadi baru 4 bulan pindah kesini, tujuannya agar dekat dan sudah membikinkan rumah untuk orang tua dekat sekolah," paparnya, Minggu (21/5/2023), dikutip dari TribunJabar.com.

MY mengungkapkan cucunya dianiaya selama dua hari dan pelaku penganiayaan ada yang dari kelas 5 SD, kelas 4 SD, bahkan kelas 2 SD.

"Kejadian dari hari Senin, Selasa. Jadi dua hari itu dipukulin di lingkungan sekolah. Dianiayanya di belakang sekolah dekat dan kamar mandi," imbuhnya.

Ia tidak mengetahui identitas para pelaku penganiayaan, tapi sebelum korban meninggal sempat diungkapkan inisial seorang terduga pelaku.

"Ketika ditanya siapa yang melakukannya (penganiayaan), korban hanya bilang oleh inisial AZ, namun itu tidak berlanjut karena suara korban sudah tidak ada," terangnya.

Polisi masih mendalami kasus ini karena siswa dengan inisial AZ di sekolah tersebut ada 4 siswa.

"Sedangkan seteleh dicek di sekolahnya, ada 4 orang namanya disebutkan (sama)," bebernya.

Baca juga: Muksin Terancam 10 Tahun Penjara karena Aniaya sang Istri, Sempat Kabur

Ketika berada di rumah sakit, korban juga enggan untuk mengakui telah mendapat penganiayaan dari kakak kelasnya.

Dokter di rumah sakit harus membujuk korban berterus terang untuk mengetahui kejadian yang dialami korban.

"Akhirnya dokter pura-pura menyuruh keluarga untuk keluar ruangan, dan pihak keluarga bersembunyi di balik tirai di ruangan periksa."

"Dari situ korban baru mangakui bahwa dirinya sudah dikeroyok oleh 3 orang kakak kelasnya," jelasnya.

Dari hasil visum di rumah sakit, terungkap korban mengalami luka di organ luar dan dalam.

"Hasil visum korban mengalami luka pecah pembuluh darah, dada retak dan tulang punggung retak," tuturnya.

Menurutnya, pihak sekolah dan orang tua dari para pelaku harus bertanggung jawab atas kejadian ini.

Hal ini karena kasus penganiayaan terjadi di lingkungan sekolah dan saat jam pelajaran berlangsung.

"Harapan dari kami sebagai keluarga, minta dituntaskan siapa pelaku yang sebenarnya, dan minta pertanggungjawaban dari keluarganya (pelaku) dan tanggungjawab sekolah," tegasnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Dian Herdiansyah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas