Update Bentrok di Tamansiswa Jogja: Kelompok yang Terlibat, 352 Orang Diamankan, dan Berakhir Damai
Berikut update bentrok yang terjadi di Jalan Tamansiswa, Kota Yogyakarta pada Minggu (4/6/2023) malam. Mulai kepompok yang terlibat hingga kini damai.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Berikut update bentrok yang terjadi di Jalan Tamansiswa, Kota Yogyakarta pada Minggu (4/6/2023) malam.
Fakta barunya mulai terungkapnya kelompok yang terlibat bentrokan.
Kemudian akhir dari insiden ini kedua belah pihak sepakat untuk berdamai.
Meskipun demikian, sudah ada ratusan orang diamankan oleh pihak kepolisian.
Selengkapnya, simak informasi terbaru insiden bentrokan di Tamansiswa Jogja.
Baca juga: Kronologi Kerusuhan di Tamansiswa Yogyakarta: Dipicu Keributan di Parangtritis, Sudah Terkondisikan
Libatkan PSHT dan Brajamusti
Belakangan terungkap, kelompok yang terlibat dalam bentrokan berasal dari Brajamusti dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
Dikutip dari jogjakota.go.id, Brajamusti merupakan pendukung setia dari Perserikatan Sepak Bola Indonesia Mataram (PSIM) Yogyakarta.
Brajamusti didirikan pada tahun 2023.
Sementara PSHT adalah perguruan silat yang lahir di Madiun, Jawa Timur.
Dikutip dari pshtlampung.com, PSIM didirkan oleh Ki Hajar Harjo Utomo pada Sabtu legi tanggal 2 September tahun 1922 Masehi yang bertepatan dengan tanggal 10 Muharram tahun 1341 Hijriyah.
Penjelasan Brajamusti
Presiden Brajamusti, Muslich Burhanuddin membenarkan ada oknum dari Brajamusti yang terlibat bentrokan.
Oleh karenanya, ia sangat menyesalkan kejadian tersebut.
Burhanuddin juga meminta pihak kepolisan untuk mengusut pemicu bentrokan.
Termasuk kejadian penganiayaan di kawasan Pantai Parangtritis pada 28 Mei 2023 lalu.
"Kami sesalkan kejadian di kawasan Pantai Parangtritis pada 28 Mei lalu, kasus itu sudah ditangani kepolisian dan ditangani sesuai proses hukum berlaku," kata Burhanuddin, dikutip dari TribunJogja.com.
Burhanuddin kemudian meminta semua pihak menjaga kondusifitas di Yogyakarta.
Baca juga: Truk Aparat Kepolisian Dilempar Batu Saat Bentrok Antarkelompok di Jalan Taman Siswa
Berakhir damai
Sementara itu, Ketua Cabang PSHT Bantul Tri Jaka Santosa menjelaskan, pihaknya sudah berdamai dengan Brajamusti.
Kini permasalahan antara PSHT dan Brajamusti sudah clear.
"Terkait masalah tadi malam itu kita dan pihak BI (Brajamusti) sudah sepakat untuk saling berdamai, tidak ada masalah," ucap Tri Jaka, dikutip dari Kompas.com.
Tri Jaka dalam kesempatannya juga meminta anggota PSHT di luar daerah untuk menahan diri.
Mereka diminta tidak datang ke Yogyakarta.
"Jangan kotori Yogyakarta dengan kegiatan-kegiatan yang tidak diinginkan," tegasnya.
Terakhir, Tri Jaka menegaskan PSHT bersaudara dengan Brajamusti.
Tidak sedikit anggota PSHT yang juga ikut bergabung dengan Brajamusti.
"PSHT dengan Brajamusti adalah sama-sama saudara, karena mereka semua bernaung di PSHT dan bernaung di Brajamusti.
Untuk itu sekali lagi saya meminta maaf kepada saudara-saudaraku pengurus Brajamusti dan semua warga Brajamusti saya minta maaf yang sebesar-besarnya," tutup Tri Jaka.
Kronologi bentrokan
Dihimpun dari TribunJogja.com, bentrokan antara PSHT dan Brajamusti berawal pada Minggu (28/5/2023), di Parangtritis, Kalurahan Kretek, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul.
Ketika itu terjadi keributan hingga berujung anggota PSHT terluka.
Keributan berbuntut panjang hingga menimbulkan mobilisasi massa pada Minggu (4/6/2023) sore, sekira pukul 17.00 WIB.
Massa kemudian dihadang petugas gabungan dari TNI-Polri.
Pukul 18.15 WIB, massa didorong ke arah Jalan Tamansiswa.
Hingga malam suasana mencekam masih menyelimuti kawasan lokasi bentrokan.
Baca juga: Bentrok 2 Perguruan Silat di Ponpes Mbah Lepo Solo Berhasil Diredam Polisi, Tak Ada Korban Terluka
Ratusan orang diamankan
Ratusan orang diamankan oleh Polda DIY pasca-bentrokan.
"Untuk massa yang dievakuasi atau kami amankan berjumlah 352," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda DIY, Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra, dikutip dari TribunJogja.com.
Sementara untuk dampak kerusakan hingga saat ini polisi masih melakukan pendataan.
Nuredy menambahkan, ke-352 orang diduga terlibat dalam bentrokan.
Meskipun demikian belum ada penetapan tersangka.
"Saksi-saksi belum ada, karena belum ada yang membuat laporan. Jadi ini kami terapkan model A," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunJogja.com/Miftahul Huda)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.