Kepala Balita di Sukabumi Bocor Akibat Jatuh dari Timbangan Besi, Ibu Korban Kecewa dengan Posyandu
Balita di Sukabumi mengalami kepala bocor usai jatuh dari timbangan besi. Kepala korban harus dijahit dan kondisinya kini belum sembuh.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Seorang balita di Kota Sukabumi, Jawa Barat bernama Khadijah Ghania Adhwa mengalami bocor kepala akibat kejatuhan timbangan besi milik posyandu.
Kepala korban yang masih berusia 4 tahun 8 bulan itu terluka dan harus dijahit.
Ibu korban, Zena Miftahul Jannah (26) mengatakan insiden ini terjadi pada Rabu (24/5/2023) di Posyandu Delima 14 Baros, Kota Sukabumi.
Ia mengaku kecewa dengan pihak posyandu karena hingga saat ini tidak ada bentuk pertanggungjawaban atas insiden yang dialami anaknya.
Selain itu, pihak posyandu tidak ada yang mendampingi korban ketika proses perawatan.
Baca juga: Kronologis Balita di Samarinda Positif Narkoba, Berawal dari Ibunda Diminta Cabut Uban Tetangga
"Saya sakit hati, sangat sakit hati. Mereka belum ada iktikad baik untuk datang ke rumah dengan alasan punya kesibukan masing-masing atau belum ada waktunya."
"Berarti anak saya tidak diutamakan atas tragedi kepala anak saya bocor akibat timbangan dacin di posyandu," paparnya, Rabu (14/6/2023), dikutip dari TribunJabar.id.
Zena menambahkan kondisi posyandu saat itu sedang sepi dan hanya ada beberapa petugas.
"Pada saat itu memang di posyandu lagi ada tim polio, akhirnya saya berangkat memutuskan bawa anak ke posyandu sekitar 10.30 WIB, saat datang sudah tidak ada siapa-siapa."
"Jadi hanya ada petugas posyandu dan lurah karena itu kebetulan mau ada pemilihan ketua posyandu," sambungnya.
Ia berangkat ke posyandu bersama korban dan anaknya yang masih berumur 1 tahun.
"Saya lagi gendong anak. Saya ditanya sama salah satu kader posyandu 'teh mau ditimbang yang mana' terus ditimbang itu aja di timbangan dacin," tuturnya.
Baca juga: Balita di Samarinda Positif Narkoba, Botol Minum yang Diberi ke Korban Bekas Bong untuk Isap Sabu
Kemudian kedua anaknya ditimbang di timbangan besi yang berbentuk seperti ayunan.
"Nurut lah anak saya buat ditimbang di timbangan dacin posisi memang seperti ayunan diam ga berontak anaknya jadi pecicilan anteng," tandasnya.
Zena kaget ketika mendengar anaknya yang pertama jatuh dari timbangan besi dan posisi besi menindih perut korban.
"Tiba-tiba buk aja jatuh. Jatuh itu karena putus tali timbangan ke si kayu penahannya, terus lihat kondisi anak saya, posisi timbangan udah di atas perutnya."
"Jadi saya kira tidak kena kepala, pada saat itu anak saya kan masih diam kaget terus kata saya ya udah ga apa apa bu karena saya kira di perut (jatuhnya)" ujarnya.
Dari luar tidak terlihat luka di kepala korban karena berjilbab, tapi setelah jilbab dibuka terlihat ada bagian kepala yang bocor diduga terkena besi timbangan.
"Saya buka ternyata darahnya udah banyak banget, di situ langsung dari pihak nakesnya ngambil tisu untuk nahan luka kepalanya."
"Terus langsung bawa aja ke Puskesmas dan mendapat penangaan medis dengan dua kali jahitan di bagian kepala," bebernya.
Baca juga: Balita di Samarinda akan Direhabilitasi usai Minum Air Putih Bercampur Sabu, Dua Tetangga Diamankan
Menurutnya timbangan besi yang digunakan posyandu tidak sesuai standar Kementerian Kesehatan.
Setelah beberapa hari berlalu, korban sering mengeluhkan sakit kepala dan demam.
Zena mengaku kesulitan mendapat surat rujukan untuk melakukan CT Scan guna memastikan kondisi kepala anaknya.
"Anak saya panasnya naik turun, selalu mengeluh sakit di bagian kepala, uring-uringan rewel, tidur tidak nyenyak."
"Hak anak saya untuk kesembuhan dan keselamatan di masa depan belum terlaksana. Kekhawatiran saya sebagai ibunya sampai sekarang masih terbayang-bayang," tandasnya.
Atas inisiden ini, Zena berharap Pemkot Bekasi memberikan perhatian serius terhadap anaknya.
"Masa harus ada anak yang meninggal dulu baru ditangani dengan serius," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Dian Herdiansyah)