Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologis Balita di Samarinda Positif Narkoba, Berawal dari Ibunda Diminta Cabut Uban Tetangga

Cerita ini berawal saat Meli dan anaknya berkunjung ke rumah tetangganya TR (51) hendak mencabut uban

Editor: Erik S
zoom-in Kronologis Balita di Samarinda Positif Narkoba, Berawal dari Ibunda Diminta Cabut Uban Tetangga
Tribunnews.com
Meli (32) menceritakan kronologis bagaimana anaknya yang masih balita, N positif narkoba karena minum air di bekas tempat bong sabu-sabu. 

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA- Meli (32) menceritakan kronologis bagaimana anaknya yang masih balita, N positif narkoba karena minum air di bekas tempat bong sabu-sabu.

Warga Samarinda, Kalimantan Timur itu mengungkapkan anaknya positif narkoba seusai diduga meminum air yang diberikan oleh tetangganya.

Baca juga: Soal Balita Positif Narkoba, Pemberi Air Terancam 10 Tahun hingga Botol Minum Bekas Sabu

Cerita ini berawal saat Meli dan anaknya berkunjung ke rumah tetangganya TR (51), pada Selasa (6/6/2023) pukul 16.00 WITA.

Meli datang karena sering ditelepon TR agar mencabut ubannya.

"Pada Selasa sore itu, tetangga saya (TR- red) meminta saya untuk datang ke rumahnya, melalui chat WA dan nelpon-nelpon terus, untuk cari uban," ucap Meli kepada TribunKaltim.co saat wawancara eksklusif, Senin (12/6/23).

Diungkapkannya, permintaan tetangganya itu bukan rutinitas biasa, namun permintaan tersebut telah diminta jauh-jauh hari kepada Meli.

"Dari jauh-jauh hari memang dia sudah minta tolong cari uban, tapi saya nggak pernah datang, jadi daripada saya ditelepon terus jadi saya yaudahlah biar aja saya cabutin ubannya," ungkap ibu sang balita.

Berita Rekomendasi

Kronologi Ibu dan Balita ke Rumah Tetangga

Meli dan TR adalah teman satu tempat kerja.

Baca juga: Air yang Diminum Balita di Samarinda Dipastikan Mengandung Sabu, Tersangka Pakai Botol Bekas Bong

"Sekitar jam 4 sore, sampai di sana saya langsung cari uban karena teman. Kemarin satu tempat kerja sama dia, kenal baik. Jarak rumah dekat saja," ucapnya.

Saat tiba di rumah TR, sempat main dan minta snack dan minta air minum.

Air minum tersebut diakui Meli diambilkan langsung oleh TR.

"Karena saya bertamu ke rumah dia, anak saya haus dan minta minum jadi saya bilang, 'Nanti Budhe yang ambilkan' jadi tuan rumah sendiri yang mengambil botol itu, sisa setengah," terang Meli.

Meli mengatakan, tidak ada kecurigaan dari air minum yang diberikan kepada balitanya tersebut

"Botolnya tanggung, 600 ml, saya juga tidak ada kecurigaan, jadi tetangga saya yang mengambil botol itu sendiri," lanjut Meli.

Baca juga: Balita di Samarinda Positif Narkoba, Botol Minum yang Diberi ke Korban Bekas Bong untuk Isap Sabu

Lanjutnya, keadaan botol minum tersebut normal dan tetangganya langsung membukakannya dan memberikan kepada balita itu.

Si balita meminumnya tetapi tidak samapi habis. Tidak ada menyebutkan ada rasa pahit atau lainnya saat meminum air tersebut.

Ia dan balitanya pun langsung pulang usai mencabut uban.

"Setelah minum, saya selesai cabut uban, langsung saya pulang, (anak) tetap aktif kayak biasa, saya pulang sekitar jam 5 lewat, sebelum maghrib," ucap ibu sang balita.

Tanda-tanda Aneh Sang Balita Usai Pulang dari Rumah Tetangga

Ia menemukan keanehan dari anaknya mulai pukul 8 malam hingga pagi hari. Tidak mau makan, minum, berkeringat berlebih, hingga tidak mau tidur.

"Keanehan pertamanya sekitar jam 8 (malam) itu saya tawarin makan nggak mau makan, mungkin saya pikir udah kenyang makan jajan, bekeringat terus, keringatnya bau, saya mikirnya gini, 'lho keringatnya kok bau? nggak pernah baunya begini' cuma saya mikir mungkin karena kebanyakan main," ungkap Meli.

Baca juga: Kasus Balita Samarinda Positif Narkoba usai Minum dari Bekas Bong, Kemenkes Bantu Rehabilitasi

"Sudah jam 9 malam kok anak saya nggak mau tidur juga, saya bilang yaudah biar aja sampai nanti jam 10 biar agak siang bangunnya. Sampai jam 10 nggak mau tidur saya paksa, menangis dia, karena saya nggak enak sama tetangga saya, rumah saya kan rumah kayu biasa dempet begitu kan, akhirnya saya ketiduran sampai jam setengah 1," lanjutnya.

Usai terbangun, Meli melihat anaknya masih belum tidur.

"Saya bangun kan, saya lihat anak saya masih main, becerita-cerita sendiri, celoteh sendiri, sambil kayak bersih-bersih kumpulin sampah di ambal," ungkap Meli.

Meli pun akhirnya mencoba mengirimkan pesan kepada tetangganya.

"Sampai pagi dia nggak mau tidur, setengah 6 pagi saya chat WA tetangga saya, saya tanya 'maaf Mbak, air yang Mbak kasih semalam itu air apa?' terus dia balas, 'itu air dari tempat kerjaan'," lanjut Meli.

"Langsung saya jawab kembali, 'Mbak tapi ini (anak saya) nggak mau tidur sampai pagi, dia celoteh-celoteh terus ini', sambil saya kirim video waktu subuh-subuh," tukasnya.

Meli Tidak Mendapatkan Jawaban dan Diblokir oleh Tetangganya

"Terus saya lanjut lagi chat WA nya, 'Mbak, ini kata tetangga di samping kok kayak efek narkoba, jadi ini mau dibawa ke BNN untuk diperiksa', setelah itu tetangga saya tidak mau membalas chat saya, tidak mengangkat telepon saya, dan memblokir nomor HP saya," lanjut Meli bercerita.

Usai diblokir, Meli memilih menceritakan soal keanehan balita tersebut di media sosial.

"Setelah saya diblokir oleh tetangga saya, saya curhat di media sosial kondisi saya, mungkin ada yang paham kenapa anak saya seperti itu, lalu di komentar banyak yang bilang kesambet, keteguran, saya sempet mau bawa dia ke orang pintar," ucap Meli.

"Setelah curhat di media sosial ada tim RCP (Reaksi Cepat Perlindungan) Kaltim yang membaca postingan saya dan beliau langsung menghubungi saya, lalu membawa saya ke RSJ untuk tes urine dan dokter menyatakan hasil tes urine saya positif Narkoba," lanjutnya.

Meli diketahui merupakan orang tua.

Baca juga: Kondisi Terkini Balita Positif Narkoba di Samarinda: Sudah Lahap Makan tapi Jadi Suka Marah

Meli adalah warga asli Balikpapan merantau ke Samarinda bekerja, sempat berjualan online lalu bekerja di warung makan bersama tersangka.

Saat ini, diungkapkan Meli, sang balita sudah bisa makan, minu, dan tidur, meskipun sempat mengalami demam. 

Hanya saja, saat ini emosi sang balita menjadi tidak terkontrol.

Adapun harapan yang disampaikan Meli kepada TribunKaltim.co saat wawancara.

"Kekhawatirannya karena efek jangka panjangnya, masih kecil banget udah ngerasain hal seperti itu untuk ke depannya semoga dapat jalan keluar kondisi anak saya sekarang ini untuk pemulihan dan penyembuhannya. Anak lebih baik di dalam rumah aja, jaman sekarang itu susah mempercayai orang walaupun orang itu kita kenal baik," pungkasnya. (*)

Penulis: Briandena Silvania Sestiani

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Cerita Meli tentang Anak Balitanya Positif Narkoba di Samarinda, Berawal dari Cabut Uban Pelaku

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas