Tabungan Siswa di Pangandaran yang Mandek Capai Lebih dari Rp7 Miliar, Ada Guru yang Beri Jaminan
Berikut ini kabar terbaru soal tabungan siswa SD di Pangandaran yang belum dibayarkan ke orang tua siswa.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kabar terbaru soal tabungan siswa SD di Pangandaran yang belum dibayarkan ke orang tua siswa.
Terbaru ini, ternyata uang tabungan yang belum dikembalikan pihak sekolah mencapai Rp7,47 miliar dari sebelumnya Rp5 miliar.
Hal tersebut disampaikan oleh Inspektur Inspektorat Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Apip Winayadi.
"Iya (Jumlahnya mencapai Rp7,47 miliar), di 2 Kecamatan Cijulang dan Parigi," ujar Apip yang juga menjabat sebagai ketua tim khusus penyelesaian pengembalian uang tabungan.
Uang yang mandek tersebut berada di sejumlah koperasi di Kecamatan Cijulang dan kecamatan Parigi.
Di kecamatan Cijulang, uang yang berada di koperasi mencapai Rp2,3 miliar, sedangkan dipinjam guru lebih dari Rp1,3 miliar.
Baca juga: Jumlah Tabungan Siswa di Pangandaran yang Mandek Bertambah jadi Rp 7,47 Miliar, Para Guru Diperiksa
Lantas di kecamatan Parigi, yang berada di HPK senilai Rp 2.487.504.300 dan di HPR senilai Rp 1.416.922.959.
Sedangkan yang dipinjam guru senilai Rp 77.662.500.
Mengutip TribunJabar.id, pihak tim khusus juga telah bergerak untuk memanggil sejumlah guru yang bersangkutan.
"Mulai hari ini (20/6/2023), kita bergerak memanggil guru-guru yang menggunakan uang tabungan," katanya.
Guru Berikan Jaminan
Wakil Ketua Koperasi Tugu Cijulang, Sobirin, mengungkapkan ada sejumlah guru yang telah melakukan pinjaman ke koperasi dan telah memberikan jaminan ke koperasi.
"Sekarang memang sudah diupayakan, sebagian ada yang memberikan jaminan," ujar Sobirin kepada sejumlah wartawan di satu ruangan kantor koperasi tugu Cijulang, Rabu (21/6/2023) siang.
Pihak koperasi pun berkonsultasi dengan notaris untuk melakukan pengambilan jaminan tersebut.
"Tentu, akhirnya sampai ke penyitaan aset miliknya. Tapi, pihaknya membuat dulu semacam surat pengakuan hutang (SPH) baru untuk meminta jaminan," katanya.
Sobirin juga mengaku, banyak dari orang tua yang menagih uang tabungan anaknya ke Koperasi Tugu.
"Terutama dari SD atau sekolah, dari sekolah kemudian disampaikan kepada orang tua bahwa uang tabungannya berada di koperasi. Akhirnya, orang tua juga banyak yang datang ke kita," katanya.
Baca juga: 2 Solusi Menurut Advokat untuk Kasus Tabungan Siswa SD di Pangandaran yang Belum Dibayar
Kata Bupati
Sebelumnya, dana yang belum dikembalikan mencapai Rp5 miliar.
Angka tersebut diungkapkan oleh Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata.
Ia mengatakan, pengembalian yang macet ada di Kecamatan Cijulang dan Parigi.
"Itu total seluruhnya dari beberapa sekolah di Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Parigi. Kalau di Kecamatan lain cukup jalan lah. Artinya, cukup lancar," ujar Jeje, dikutip dari TribunJabar.id.
Ia juga menyebutkan, apa yang menyebabkan uang tersebut belum dikembalikan ke siswa SD kelas 6 oleh pihak sekolah.
Di kecamatan Cijulang, macetnya pembayaran tersebut karena uang ada yang berada di tangan guru dan juga koperasi.
"Tapi, di Kecamatan Parigi, sekitar 99 persen berada di koperasi. Sementara saat berada di koperasi, itu disimpan pinjamkan dan akhirnya macet. Yang meminjam, itu anggota koperasi yang kebanyakan guru yang sudah pensiun," ucap Jeje.
Tak hanya itu, macetnya uang juga karena ada yang dipinjam langsung oleh guru.
Selain itu, Jeje mengatakan, pihaknya akan menyelesaikan kasus ini.
"Semua itu, kita akan selesaikan masalahnya. Tadi waktu rapat, tiga koperasi sudah siap menjual aset," ujarnya.
Meski begitu, pihaknya mengatakan, hal tersebut merupakan solusi terakhir, apabila peminjam uang tidak mampu melunasi utang uang tabungan para siswa tersebut.
"Untuk target, ini secepatnya. Saya, per dua Minggu akan mengontrol tim khusus ini," kata Jeje.
Baca juga: Uang Tabungan Siswa SD di Pangandaran Dipakai Guru, LBH Sebut Termasuk Kasus Penggelapan
Bupati Bentuk Tim Khusus
Diketahui, Jeje bakal membentuk tim khusus untuk penanganan kasus ini.
Hal tersebut disampaikan Jeje usai gelar rapat koordinasi dengan kepala sekolah serta satuan pendidikan lainnya yang berkaitan dengan kasus ini.
"Saya, tadi lebih banyak mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi dan tentu terakhir kita ingin menyelesaikan masalah ini," ujar Jeje.
Mengutip TribunJabar.id, pihaknya pun membentuk tim khusus yang dipimpin langsung oleh Inspektur Inspektorat dan diwakili Kadis Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran.
"Setiap dua Minggu, kita akan ada evaluasi dan berbicara langsung mengenai langkah-langkah selanjutnya," katanya.
Jeje mengungkapkan, tim khusus mulanya akan menginventarisir dasar persoalan di tiap sekolah yang tak bisa mengembalikan uang tabungan siswa.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunJabar.id, Padna)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.