TRIBUNNEWS.COM – Rumah mantan kepala sekolah SD Negeri di Surabaya , Jawa Timur , Muhammad Iskak , yang berlokasi di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut , digeruduk 75 guru pada Rabu (21/6/2023), untuk menagih uang koperasi.
Diketahui, kedatangan para guru itu untuk menagih uang koperasi yang digelapkan oleh Muhammad Iskak .
Jumlah uang yang digelapkan itu mencapai Rp 2,3 miliar.
Para guru itu kemudian membuat paguyuban korban Koperasi Tegar.
Sebagai informasi, Iskak sudah 20 tahun menjabat sebagai bendahara Koperasi Tegar yang beranggotakan 200 guru PNS SD di Surabaya .
Sebelum menjabat sebagai bendahara, Iskak disebut-sebut pernah menjadi ketua Koperasi Tegar.
Para guru SD di Surabaya berani menyimpan uangnya di koperasi tersebut lantaran Iskak dikenal sempat menjabat sebagai kepala sekolah di sejumlah SDN di Kecamatan Rungkut .
Simpanan uang para guru tersebut beragam, mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 75 juta.
VIDEO
"Kan sudah lama megang koperasi. Jadi kami percaya," kata Ketua Paguyuban KPRI Tegar, Anselmus, Kamis (22/6/2023), dikutip dari TribunJatim .
Baca juga: Inilah Penyebab Kondisi Fajri Pria Obesitas 300 Kg Terus Menurun hingga Meninggal Dunia
Namun, kepercayaan ratusan guru itu dimanfaatkan oleh Iskak.
Dana koperasi yang mulanya memiliki saldo Rp 2,8 miliar tersisa Rp 2,3 miliar saat diaudit bersama anggota kelompok.
Sebanyak 170 guru lantas panik karena dana yang berkurang tersebut tak terwujud penggunaannya.
Rupanya uang tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi Iskak.
Iskak yang sudah pensiun, lantas mengakui uang koperasi itu telah ia gunakan untuk membangun rumah, membuat kos-kosan, hingga membeli lapak pasar untuk disewakan.
Sementara, sebagian tanah-tanah itu ada yang telah diatasnamakan anaknya.
Total, uang koperasi yang telah digunakan Iskak mencapai Rp 2,3 miliar.
Tak sekaligus, uang tersebut digunakan Iskak secara berkala.
Anselmus menilai KPRI Tegar minim pengawasan, padahal seluruh Kepsek SDN di Kecamatan Rungkut masuk pengawas KPRI.
Namun, karena banyak yang pensiun, pengawasan makin melemah.
Anggota koperasi yang lain mulai curiga lantaran tiba-tiba sejak 2019 banyak kepsek yang menarik simpanan dan deposito secara masif.
"Dari situlah, kami mendesak SPJ. Begitu pergantian pengurus termasuk Bendahara Koperasi Tegar, diketahui kalau uang sudah digunakan Pak Iskak selaku bendahara," ucap Anselmus.
Iskak mampu menutupi aksi tilapnya dengan tetap memenuhi hak para guru.
Misalnya saat Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Lebaran, Iskak bisa membayar semuanya dengan cara meminjam bank tanpa sepengetahuan anggota KPRI.
Saat ditagih, Iskak saat itu sanggup mengembalikan uang tersebut dengan cara mencicil.
"Saya akan tanggung jawab. Nanti dijual. Ini sudah saya cicil Rp 200 juta," kata Iskak mengakui.
Pemkot Surabaya turun tangan
Puluhan guru SDN di Kecamatan Rungkut, Surabaya, geruduk rumah kepala sekolah Muhammad Iskak di Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Rabu (21/6/2023). (tribunjatim.com/Faiq Nuraini)
Dalam aksi penggerudukan di rumah Iskak itu, Wakil Wali Kota Surabaya , Armuji , ikut hadir dan menjadi penengah atas kasus.
Sosok yang kerap disapa Cak Ji itu akhirnya berhasil mempertemukan puluhan guru dengan Iskak yang sebelumnya sempat enggan ditemui.
"Kasihan guru-guru SD itu, uang deposito dan simpanan di KPRI dipakai pribadi ketuanya."
"Untuk bangun rumah, kosan, dan pasar. Mereka mengadu ke kami dan kami harus ikut mencarikan solusi," kata Wawali Cak Ji di tengah-tengah para guru, Rabu (21/6/2023), dikutip dari TribunJatim .
Dalam kesempatan tersebut, Cak ji juga turut memberikan solusi dari permasalahan yang sedang memanas itu.
Opsi yang diberikan Cak Ji yaksi pengambilan alih aset yang dimiliki Iskak.
"Meski sudah menyatakan kesanggupan mencicil, tapi sampai kapan."
"Opsi solusinya adalah mengambil alih pengelolaan pasar stau kos-kosan oleh anggota. Dengan perjanjian notaris," kata Cak Ji.
"Solusinya, pasar dan kosan diambil alih pengelolaanya oleh guru SD," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunJatim/Nuraini Faiq/Ani Susanti)