Tim Investigasi Ajukan 5 Poin Pertanyaan Sensitif yang Tak Bisa Dijawab Panji Gumilang, Soal Apa?
Total ada lima poin pertanyaan yang diajukan tim investigasi kepada Panji Gumilang dan tak bisa dijawabnya. Pertanyaan tersebut bersifat sensitif.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pimpinan Pondeok Pesantren Al-Zaytun Indramayu, Panji Gumilang tak bisa menjawab lima pertanyaan yang disampaikan Tim Investigasi terkait pernyataannya yang dinilai kontroversi.
Panji Gumilang meminta waktu kepada tim investigasi untuk menyiapkan jawaban atas pertanyaan tersebut.
"Tadinya kami ingin mengklarifikasi apa yang beredar di masyarakat dan di media, tapi nampaknya beliau itu minta waktu kepada kami untuk mempersiapkan jawaban yang akan kami pertanyakan. Beliau meminta apa yang diklarifikasi kepada beliau," ujar Ketua tim investigasi, KH Badruzzaman saat jumpa pers seusai pertemuan yang berlangsung di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (23/6/2023).
KH Badruzzaman, mengatakan, tidak ada tenggat waktu yang pasti kapan Panji Gumilang akan memberikan jawaban kepada tim investigasi.
Baca juga: Panji Gumilang Pemimpin Ponpes Al-Zaytun Dilaporkan ke Bareskrim atas Dugaan Penistaan Agama
"Tadi itu tidak memberikan jangka waktu. Ada hasilnya, beliau datang hari ini tapi minta waktu untuk mempersiapkan jawaban," katanya.
Tim investigasi tidak dapat memaksa Panji untuk menjawab semua pertanyaan yang disampaikan saat pertemuan.
"Kita kan klarifikasi, tidak bisa memaksa, beliau tidak mau, ya bagaimana," ujarnya.
Sementara itu anggota tim investigasi yang juga Sekretaris MUI Jabar, Rafani Achyar menambahkan, total ada lima poin pertanyaan yang diajukan ke Panji Gumilang.
Pertanyaan yang disampaikan Tim Investigasi bersifat sensitif.
"Pertanyaan memang sensitif, tapi tidak keluar dari isu yang berkembang. Jumlah pertanyaan yang disampaikan itu ada lima, tapi saya tidak bisa menyampaikan isinya," ujar Rafani.
Rafani belum dapat memastikan apakah Panji Gumilang akan datang kembali ke Gedung Sate untuk memberikan jawabannya atau hanya melalui surat.
"Kalau beliau akan kembali lagi, kami akan terima tapi kalau hanya mengirim jawaban juga akan diterima, yang terpenting jawabannya," katanya.
Baca juga: Tak Ada Hasil Konkret Pertemuan Tim Investigasi dan Ponpes Mahad Al-Zaytun, Ini Kata Panji Gumilang
Sebelumnya Panji Gumilang, pimpinan Mahad Al-Zaytun, Indramayu, datang ke Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (23/6/2023).
Dia menghadiri undangan tim investigasi bentukan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, untuk klarifikasi dugaan ajaran sesat di Al-Zaytun.
Pertemuan itu berlangsung sekitar satu jam.
Delapan Temuan Dikonfirmasi
Sementara itu Kepala Kesbangpol Provinsi Jabar, Iip Hidajat mengatakan, ada delapan temuan yang dikonfirmasi langsung kepada Panji Gumilang.
Selain soal tata cara salat Idul Fitri di Al-Zaytun yang tidak biasa, tim investigasi juga mengonfirmasi pernyataan Panji tentang Al-Zaytun yang menganut mazhab Ahmad Soekarno.
Pernyataan Panji lainnya yang dikonfirmasi adalah Al-Qur'an yang disebut karangan Nabi Muhammad serta taubat dosa berzina cukup membayar dengan uang.
Baca juga: MUI Garut Desak Pemerintah Cabut Izin Al Zaytun, Haramkan Sekolah di Ponpes Pimpinan Panji Gumilang
Hal lainnya, tindakan Panji mengubah salam dan menyanyikan lagu Yahudi, menyebut Tanah Suci adalah Indonesia sehingga untuk berhaji tidak perlu pergi ke Makkah, wanita boleh menjadi imam dan khatib salat Jumat, serta pernyataan masjid tempatnya orang frustrasi, kikir, dan kecewa.
Proses klarifikasi dilakukan tim investigasi bersama Tim Saber Hoaks untuk mencari tahu kebenaran dari pernyataan-pernyataan kontroversial itu yang didapat dari beberapa video.
Hasil dari pertemuan ini, akan diserahkan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
"Sementara urusan pendidikannya, akan diserahkan ke Kementerian Agama," katanya.
Sapa Awak Media dengan Salam Ibrani
Saat mendatangi gedung Sate, Panji Gumilang masuk melalui pintu belakang pukul 16.10 WIB.
Sejumlah awak media yang menunggu di pintu utama Gedung Sate pun kecolongan.
Panji datang menggunakan jas hitam dan peci hitam bersama rombongan.
Mereka mendapat pengawalan yang ketat dan sempat dimasukkan ke ruangan Lokantara.
Setelah itu, Panji dan rombongan diarahkan ke ruang Manglayang untuk bertemu dengan tim investigasi yang sudah menunggu sejak pukul 14.00 WIB.
Panji sempat menyapa awak media dengan salam bahasa Ibrani saat akan menuju ruang pertemuan.
"Assalamualaikum. Shalom aleichem (salam dalam Bahasa Ibrani)," ujar Panji sambil tersenyum dan melambaikan tangan.
Namun, setelah itu, ia langsung masuk tanpa berkata sedikit pun.
Hal serupa juga dilakukan Panji saat keluar dari ruang rapat Manglayang sekitar pukul 17.20 WIB.
Wartawan sempat mengadangnya saat akan ke luar Gedung Sate.
Tapi, lagi-lagi, ia hanya menebar senyum dan tidak memberikan keterangan apapun terkait hasil pertemuan dengan tim investigasi.
"Bagus ya, bagus," ujar Panji sambil berlalu.
Pembentukan tim investigasi adalah kesepakatan dari hasil pertemuan Pemprov Jabar dengan sejumlah kiai di Gedung Sate.
Seusai mengumumkan pembentukan tim itu, Senin (19/6), Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, juga menegaskan bahwa tim ini akan bekerja selama tujuh hari.
Jika nanti hasil tim investigasi mendapatkan adanya bukti pelanggaran-pelanggaran secara fiqih, syariat, dan administrasi, maka pemerintah akan melakukan tindakan.
Sosok Panji Gumilang
Panji Gumilang pernah dibui akibat pemalsuan dokumen pada 2011.
Panji tercatat pernah menjadi tersangka terkait kasus pemalsuan dokumen kepengurusan Yayasan Pesantren Indonesia (YPI).
Ia kemudian dinyatakan bersalah dan melanggar Pasal 266 jo Pasal 55 ayat 1 KUHP.
Dalam sidang vonis yang berjalan pada 2012, Panji divonis bersalah dan dihukum 10 bulan penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Indramayu.
Vonis tersebut jauh lebih rendah dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang menuntutnya 2 tahun 6 bulan kurungan.
Ia kemudian dijebloskan ke dalam penjara pada 2015 berdasarkan putusan kasasi dari Mahkamah Agung.
Kontroversi Panji Gumilang
Ini bukan kali pertamanya pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang menuai kontroversi.
Panji Gumilang juga didemo masyarakat karena dinilai menyebarkan ajaran menyimpang dari syariat Islam.
Di antaranya mengganti salam umat muslim menjadi salam Yahudi.
Dia juga pernah menyebut Alquran hanya merupakan karangan Nabi Muhammad.
Panji Gumilang disebut juga pernah mengungkapkan bahwa menunaikan ibadah haji tak perlu ke Tanah Suci, tetapi bisa dilaksanakan di Indonesia.
Sederet kontroversi itu membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat meminta Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil untuk menegur Ponpes Al-Zaytun.
Menurut MUI, Ponpes Al-Zaytun telah melakukan banyak penyimpangan.
"Contohnya, salam misalnya mengucapkan Assalamualaikum pakai salam Yahudi gitu kan. Terus jangan jauh-jauh pergi ke Mekkah, Indonesia juga tanah suci, nah ujung-ujungnya nanti dia membolehkan haji di sini, itu kan sudah menyimpang itu," kata Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar dikutip dari Kompas.com pada Kamis (15/6/2023).
MUI Jabar juga telah membentuk tim khusus untuk mengungkap dugaan ajaran sesat di pondok tersebut.
Pecat Ratusan Guru Pengajar
Selain masuk penjara, Panji juga pernah melakukan kebijakan kontroversi di pesantrennya setelah memecat 116 guru pengajarnya.
Setelah pemecatan itu, para guru tersebut bahkan tidak diizinkan lagi masuk ke kawasan pesantren, meski hanya untuk meminta klarifikasi.
Diketahui, para guru tersebut menduga bahwa Panji melakukan korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Mereka pun melaporkan Panji ke beberapa pihak, termasuk Ombudsman.
Kepada Ombudsman, mereka melaporkan Panji atas dugaan tindakan maladministrasi yang dilakukan pihak pesantren.
Terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Indramayu, KH M Syatori angkat bicara soal kegaduhan yang terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun.
Dia menegaskan ajaran di Ponpes Al Zaytun sangat menyimpang dari syariat Islam.
KH M Syatori pun mengimbau masyarakat untuk tidak ikut pendidikan di Ponpes Al Zaytun.
"Mulai dari salatnya, puasanya, hingga hajinya," ujarnya dikutip dari Tribuncirebon.com, Jumat (16/6/2023).
Bahkan kata KH M Syatori, menurut ajaran di Ponpes Al Zaytun, ibadah haji tidak mesti ke Mekkah dan Madinah.
Melainkan cukup hanya di Indonesia saja. Hal tersebut bahkan sampai viral di media sosial.
Mereka bahkan menyamakan tanah Indonesia adalah tanah yang suci.
"Ini sangat tidak sesuai dengan syariat-syariat Islam pada umumnya," ujar dia.
Pernyataan Alquran Karangan Nabi Muhammad
Pernyataan Ketua MUI Indramayu, KH M Syatori merujuk sejumlah ajaran yang disampaikan oleh Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu, Panji Gumilang.
Satu di antaranya, Panji Gumilang menyatakan Al Quran hanya merupakan karangan Nabi Muhammad SAW.
"Bukan kalam Allah SWT, tapi kalam Nabi Muhammad yang didapat daripada wahyu," ujar Panji Gumilang dikutip dari Instagram @muhammad_khalil_99.
Adapun Panji mengatakan, dirinya memiliki landasan soal pernyataan tersebut.
Menurutnya hal ini telah disampaikan Nabi Muhammad SAW melalui lisannya.
"Nabi Muhammad sudah mendeklarasikan ‘Dzalikal kitabu la’ itu Nabi Muhammad yang mendeklarasikan itu, atas wahyu Ilahi," ungkapnya.
Panji menyebut, jika Allah berbicara dengan bahasa Arab maka ia khawatir orang yang tidak mengerti akan kesulitan.
"Nah, kalau Allah berbahasa Arab, susah nanti ketemu dengan orang Indramayu. ‘Prewek’ nggak ngerti, gusti Allah nggak ngerti artinya,” sambung Panji sambil tertawa.
Kemudian, Panji juga menyinggung soal perjanjian lama dan perjanjian baru.
Panji Gumilang meyakini bahwa masyarakat Indonesia saat ini dipastikan tidak memahami hal itu.
Sumber: (Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman/Handhika Rahman) (Warta Kota) (Tribunnews) (Kompas)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Panji Gumilang Pimpinan Al-Zaytun Minta Waktu Jawab Lima Pertanyaan Tim Invertigasi, Tanpa Deadline