Populer Regional: Walkot Bukittinggi Dilaporkan ke Polisi - Pengakuan Wanita yang Inses dengan Ayah
Berikut beria populer regional dimulai Wali Kota Bukittinggi Erman Safar dilaporkan polisi hingga pengakuan wanita yang inses dengan ayahnya.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional Tribunnews dimulai isu inses antara ibu dengan anak kandungnya di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat yang berbuntut panjang.
Kini ibu yang diisukan inses melaporkan Wali Kota Bukittinggi Erman Safar karena merasa nama baiknya tercemar dan menyebar kabar hoaks.
Erman Safar kemudian merespons laporan tersebut dengan menegaskan isu inses ia dapatkan dari lembaga resmi.
Kemudian ada pernyataan politikus senior PDIP Panda Nababan terkait Gibran Rakabuming Raka.
Panda menyebut, putra Presiden Joko Widodo itu sebagai bocah ingusan sehingga belum pantas tampil di Pilpres 2024.
Terkait ini, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) siap menerima Gibran pindah dari PDIP.
Baca juga: Populer Seleb: Syahnaz Panik saat Jawabannya dengan Jeje Beda - Tasyi Dipolisikan Mantan Karyawan
Berita populer terakhir ada pengakuan wanita yang melakukan inses dengan ayahnya di Purwokerto, Jawa Tengah.
E mengaku terpaksa melayani nafsu bejat sang ayah Rudi (57).
Perempuan berumur 25 tahun itu diancam Rudi pakai golok sehingga tidak punya pilihan.
Berikut berita populer regional di Tribunnews dalam 24 jam selengkapnya:
1. Wali Kota Bukittinggi Dilaporkan ke Polisi, Erman Safar Buka Suara: Dapat Info dari Lembaga Resmi
Inilah kabar terbaru soal kasus inces ibu dan anak di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Diketahui, Wali Kota Bukittinggi Erman Safar dilaporkan polisi.
Pelaporan tersebut salah satunya dilakukan oleh EY, seorang ibu yang diisukan inses dengan anak kandungnya dan dari tokok adat.
Erman Safar dilaporkan karena diduga melakukan pencemaran nama baik dan pembohongan publik.
Sebelumnya, Erman sempat mengatakan bahwa ada kasus inses ibu dan anak di Bukittinggi.
Kasus hubungan badan antara anak dan ibu tersebut, diungkap Erman saat sosialisasi pencegahan pernikahan anak, Rabu (21/6/2023) lalu.
Erman pun kini buka suara atas pelaporan dirinya tersebut.
Mengutip TribunPadang.com, ia menyampaikan adanya informasi kasus inses tersebut dari lembaga resmi naungan Kementerian Sosial.
"Awalnya, saya mendapat informasi dari lembaga resmi yang telah memperoleh izin. Ada warga Bukittinggi yang sedang direhabilitasi di tempatnya," kata Erman, Selasa (27/6/2023).
Selain itu, Erman juga telah mengunjungi tempat karantina anak yang diduga inses dengan ibunya tersebut.
"Dalam kunjungan itu, disampaikan oleh pengelola, diduga ada perbuatan salah satu anak di dalamnya itu melakukan hubungan (inses) dengan ibunya," ungkap Erman.
Erman pun kaget dengan hal tersebut, dan ia berharap tak terjadi lagi kasus yang sama.
2. Gibran Dianggap Anak Ingusan oleh Politikus Senior PDIP, PSI Siap Ajak Wali Kota Solo Bergabung
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) siap menerima Gibran Rakabuming Raka jika Wali Kota Solo berniat pindah dari PDI Perjuangan (PDIP).
Hal itu menanggapi pernyataan Politikus PDIP Panda Nababan yang menyebut Gibran sebagai bocah ingusan.
Hal itu disampaikan Ketua DPD PSI Kota Solo, Antonius Yogo Prabowo menanggapi pernyataan senior PDIP Panda Nababan yang menyebut Gibran anak ingusan. Gibran dinilai belum layak tampil di kontestasi pemilu presiden dan wakil presiden 2024.
Menurut Antonius, Gibran justru dinilai sebagai sosok anak muda yang memiliki potensi. Dia pun menyatakan PSI siap menampung jika PDIP malah menanggap Gibran anak ingusan.
"Ini lah kenapa pentingnya anak-anak muda berpolitik. Karena kami satu frekuensi, satu darah muda. Kami di PSI tentu dengan tangan terbuka kalau memang Mas Gibran di partai merah yang lain tidak diterima, dianggap anak ingusan, kami PSI partai anak muda siap menampung," kata Antonius seperti dikutip Rabu (27/6/2023).
Yoga, panggilan akrab Antonius, mengatakan PSI bersikap terbuka tidak hanya kepada Gibran. Melainkan terhadap semua sosok muda yang ingin terjun ke politik.
"Semua calon pemimpin muda, yang berdarah muda, untuk maju gelanggang ke pimpinan di pilkada atau nasional, PSI siap mem-backup," jelas dia.
Yoga mengaku tidak sepakat dengan pendapat Panda yang menyebut Gibran sebagai anak ingusan dan belum saatnya maju di kontestasi Pemilu 2024. Salah satu bukti kinerja Gibran adalah 17 program prioritas pembangunan Solo.
Beberapa program itu bahkan baru bisa dijalankan ketika Gibran menjadi Wali Kota Solo.
"17 program prioritas salah satu bukti apa yang sudah dikerjakan Mas Gibran. Bagaimana konektivitas Mas Gibran dengan pihak-pihak yang luar biasa, untuk membangun. Itu juga tidak bisa diabaikan," jelasnya.
3. Misteri Mobil Avanza Ditemukan Hangus Terbakar di Pinggir Pantai, Tak Ada Pemilik dan Pengemudinya
Sebuah mobil ditemukan hangus terbakar di jalan pantai antara Pantai Glagah-Pantai Congot di Kelurahan Sindutan, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Mobil jenis Toyota Avanza bernomor polisi D 1622 AAQ itu ditemukan pada Selasa (27/6/2023).
Saat ditemukan, mobil itu menghadap ke timur dengan jarak dari bibir pantai lebih kurang 50 meter.
Namun, hingga kini siapa pemilik mobil terbakar itu masih menjadi misteri.
Pasalnya, saat ditemukan, pemilik atau pengemudi mobil tersebut tidak ada di lokasi.
Dilansir TribunJogja.com, mobil itu ditemukan dalam kondisi sudah hangus terbakar dan tidak ada lagi kobaran api.
Di lokasi kejadian juga ditemukan plat nomor dan emblem bertuliskan Toyota.
Mobil itu pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan bernama Dasimin (51).
Saat itu, Dasimin tengah melintasi jalan di wilayah Pedukuhan Bayeman, Sindutan, sekira pukul 05.00 WIB.
Mendapati hal itu, Dasimin lantas melapor ke kantor polisi terdekat pukul 06.30 WIB.
Polisi yang menerima laporan itu langsung menuju lokasi kejadian.
"Saat di lokasi ditemukan nomor polisi D 1622 AAQ dan emblem bertuliskan Toyota."
"Bentuk mobil dipastikan unit tersebut merupakan Avanza," kata Kasi Humas Polres Kulon Progo, Iptu Triatmi Noviartuti.
Namun, petugas kepolisian yang mendatangi lokasi, tidak menemukan pemilik atau pengemudi mobil tersebut.
4. Kecelakaan Maut di Ajibarang Tadi Malam, Truk Masuk Jurang hingga Menewaskan Pengemudi
Kecelakaan lalu lintas melibatkan truk dan mobil terjadi di Jalan raya Ajibarang- Cilongok, tepatnya di Jembatan Sungai Datar Desa Lesmana, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Selasa (27/6/2023) sekira pukul 22.40 WIB.
Kecelakaan itu melibatkan truk nopol B- 9360-WXR yang dikemudikan Trisno warga Desa Kentengsedayu, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen dengan Toyota Avanza A-1170-VDA yang dikemudikan oleh R (52) warga Tangerang.
Akibat kejadian itu, pengemudi truk meninggal dunia sementara penumpangnya D warga Desa Suwatu, RT 2 RW 3 Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen mengalami luka di dahi depan hematum, tangan dan di bawa ke RS Mitra Arifa Ajibarang.
Kasatlantas Polresta Banyumas, Kompol Bobby A Rahman mengatakan semula Truck datang dari arah timur ke barat dengan kecepatan sedang.
"Setelah sampai di TKP pada saat cuaca hujan kondisi jalan menurun truck melaju oleng kekanan atau selip.
Bersamaan dengan itu dari arah berlawanan datang Avanza.
Karena jarak sudah dekat tidak bisa menghindar terjadilah laka lantas dan Truk melaju oleng kekiri menabrak pagar jembatan sehingga masuk ke sungai, kurang lebih kedalaman 15 meter," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com.Sampai dengan pukul 09.00 WIB sedang dilakukan upaya evakuasi sopir dan truck dengan alat berat alat bekerjasama Basarnas Damkar, BPBD Banyumas, Polsek Ajibarang, Agt Koramil Ajibarang dan Satlantas.
5. E Terpaksa Melayani Nafsu Bejat Ayahnya karena Diancam Pakai Golok: Saya Tidak Punya Pilihan
E (25), perempuan di Banyumas, Jawa Tengah melahirkan bayi dari hasil hubungan seksual dengan ayah kandungnya, Rudi (57) atau inses.
Dari hasil hubungan terlarang itu, E melahirkan 7 bayi, yang kemudian dibunuh oleh Rudi.
Rudi tega menghabisi nyawa tujuh bayinya hasil inses dengan sang putri atas perintah guru spiritualnya.
Melansir dari Kompas.com, E terpaksa harus melayani nafsu bejat ayahnya karena di bawah ancaman.
E bahkan sempat diancam menggunakan golok saat menolak berhubungan dengan ayahnya.
Hal ini disampaikan oleh Psikolog Unit Pelaksana Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Rahmawati Wulansari.
"Memang benar ada ancaman ketika (ayahnya) mengajak dan ditolak. Dia bilangnya 'dipapag ngangge bendo' (dihalangi dengan golok)."
"Sehingga mau tidak mau melakukan (hubungan inses) dengan ayah kandung," ujar Rahmawati saat pers rilis di Mapolresta Banyumas, Selasa (27/6/2023).
Diketahui, kejadian pilu yang dialami oleh E itu terjadi sejak 2013 hingga 2021.
Dikatakan Rahmawati, kondisi psikologi E saat kali pertama melakukan hubungan itu dengan ayahnya pasti terganggu.
Apalagi, pada 2013 itu, E masih di bawah umur.
(Tribunnews.com)