Tradisi Kirab Malam 1 Suro Keraton Kasunanan Surakarta, Dilengkapi Asal-usul Kebo Bule Kiai Slamet
Simak tradisi kirab malam 1 Suro di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Tradisi tersebut dilaksanakan tengah malam dengan kirab pusaka dan kebo.
Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Pravitri Retno W
Semua peserta pria menggunakan busana Jawi Jangkep berwarna hitam dan perempuan mengenakan kebaya hitam.
Baca juga: Gibran Akan Hadiri Undangan Malam 1 Suro di Keraton Solo
Pada baris depan kirab terdapat kebo bule Kiai Slmaet, kemudian dilanjutkan oleh abdi dalem bersama putra-putri Sinuwun dan Pembesar Keraton yang membawa sepuluh pusaka.
Selama berlangsungnya kirab tersebut, tak ada satu pun peserta yang mengucapkan satu patah kata.
Hal tersebut digunakan untuk melakukan perenungan diri terhadap apa yang telah dilakukan selama setahun kebelakang.
Asal-usul Kebo Bule 'Kiai Slamet'
Mengutip situs resmi Dinas Kebudayaan Kota Surakarta, kebo bule milik Keraton Solo bukanlah kebo biasa, kebo bule ini merupakan keturunan dari kebo Kiai Slamet.
Kebo Kiai Slamet termasuk pusaka yang berharga milik Sri Susuhan Pakubuwono II atas pemberian hadiah dari Kiai Hasan Besari Tegalsari Ponorogo, Jawa Timur.
Kiai Hasan Besari memberi hadiah kepada Sri Susuhan Pakubuwono II berupa kebo dan pusaka 'Kiai Slamet'.
Awalnya, kebo bule Kiai Slamet ini digunakan sebagai pengawal pusaka saat pulang dari Pondok Tegalsari dan terjadi pemeerontakan pecinan dengan pembakaran Istana Kartasura.
Kebo bule Kiai Slamet ini memiliki warna kulit putih agak kemerah-merahan, yang berbeda dengan kebo pada umumnya.
Kebo Kiai Slamet pun terus berkembang biak dan menghasilkan banyak keturunan hingga saat ini.
(Tribunnews.com/Pondra)