Sapi yang Pernah Diserang Anjing di Bali Mati Ditemukan Mati dengan Gejala Rabies
Pemilik sapi yang terjangkit rabies diberikan vaksin anti rabies (VAR) sebagai antisipasi dan penanganan penularan kasus positif rabies pada manusia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Bali I Made Prasetia Aryawan
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Seekor sapi mendadak mati dengan gejala rabies pekan lalu.
Diduga, ternak kaki empat milik warga di wilayah Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali sebelumnya diserang anjing rabies.
Hasil cek lan di BBVet Denpasar, sampel otak sapi tersebut juga positif rabies.
Artinya, kasus rabies tidak hanya menular dari hewan penular rabies (HPR) ke HPR saja melainkan sapi juga terinfeksi karena serangan HPR.
Di sisi lain, pemilik sapi yang terjangkit rabies juga diberikan vaksin anti rabies (VAR) sebagai antisipasi dan penanganan penularan kasus positif rabies terhadap manusia di Jembrana.
"Sampai saat ini (Juli) sudah ada 52 kasus.
Baca juga: Virus Rabies Renggut Nyawa Bocah Berusia 7 Tahun di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Dua kasus terakhir ada seekor sapi warga yang mati dengan gejala rabies," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa saat dikonfirmasi, Senin 17 Juli 2023.
Dari laporan warga tersebut akhirnya petugas melakukan pengambilan sampel otak untuk diuji di laboratorium BBVet Denpasar.
Hasilnya, sampel otak sapi tersebut positif rabies.
"Hasilnya (laboratorium) positif. Tapi tidak ada riwayat menggigit orang," ungkapnya.
Hingga saat ini, kata dia, belum ada informasi kapan ternak warga tersebut sempat diserang HPR positif rabies.
Sapi tersebut diduga sempat diserang hewan dengan status positif rabies.
Sebab, gejala yang ditimbulkan sama dengan HPR rabies yakni mulutnya mengeluarkan liur berlebih, sapi tersebut kerap bertingkah agresif atau mengamuk lalu mati.
"Kemungkian digigit anjing positif.
Estimasi sekitar 3-4 mingguan sebelum sapi mati," tuturnya.
Sebagai antisipasi penularan ke manusia, pihak petugas memberikan layanan vaksinasi anti rabies (VAR) terhadap pemilik sapi tersebut.
"Sebagai antisipasi (penularan ke manusia) kita upayakan berikan VAR. Itu karena penularan rabies tidak hanya karena gigitan.
Jika ada air liur hewan positif rabies masuk ke bagian kulit yang luka, maka akan tertular.
Apalagi sampai terjadi gigitan, maka yang kontak atau sempat digigit harus disuntik VAR," tegasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Sapi Warga Mati Mendadak Positif Rabies, Keluarkan Liur Berlebih, Agresif Lalu Mati, Ini Dugaannya!
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.