Kisah Geflin Bertaruh Nyawa di Bawah Todongan Pasangan Sesama Jenis
Kasus pembegalan sopir taksi online wanita di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ternyata melibatkan dua orang wanita.
Editor: Hendra Gunawan
![Kisah Geflin Bertaruh Nyawa di Bawah Todongan Pasangan Sesama Jenis](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/geflin-trise-46-wanita-supir-taksi-online-korban-pembegalan-di-cianjur.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Kasus pembegalan sopir taksi online wanita di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ternyata melibatkan dua orang wanita.
Berdasarkan pemeriksaan polisi, dua perempuan tersebut merupakan remaja yang sedang dimabuk cinta sesama jenis.
Keduanya adalah NA (18) asal Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur dan NF (17) warga Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor.
Baca juga: Sadisnya Aksi Begal Motor di Bogor, Duel dan Lukai Korban hingga Bawa Senjata Rakitan
Kapolres Cianjur AKBP Aszhari Kurniawan menyebutkan, mereka bertindak nekat berusaha membegal taksi online karena kepepet.
"Dari hasil keterangan kedua pelaku, rencananya hasil aksinya tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena sudah kepepet," kata Aszhari Kurniawan dalam keteranga persnya, Jumat (21/7/2023).
Kapolres menyebutkan, terungkapnya bahwa kedua pelaku perempuan ini juga merupakan pasangan sesama jenis, dari cara komunikasi mereka.
"Dan saat ditanyai petugas pun mereka membenarkanya," jelas Aszhari.
Karena tidak memiliki penghasilan sendiri, dan keduanya telah kabur dari rumah, maka mereka berencana melakukan aksi kejahatan.
Keduanya pun memutuskan untuk merampok pengemudi taksi online.
Mereka sudah merencanakan aksinya saat di rumah kost di wilayah Bogor, dengan mencari target melalui aplikasi taksi online secara acak pada Kamis (20/7/2023) lewat tengah malam.
Saat itu kebetulan mereka mendapatkan taksi online dengan pengemudi wanita juta.
Baca juga: LBH Medan Kritik Keikutsertaan Prajurit Kodam I Bukit Barisan Basmi Begal
Mendapatkan sopir wanita, merekapun semakin percaya diri bakalan sukses merampok.
Pengemudi tersebut adalah Geflin Trise (46) warga Tomang Pulo, Jakarta Barat yang sedianya akan pulang setelah mengantarkan pelanggannya.
Geflin yang mendapatkan orderan mengantar dari kedua wanita tersebut dengan tarif Rp 300 pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Ia dapat orderan mengantar ke Cibeber, Cianjur.
![Pasangan sejenis yang menjadi pelaku pembegalan di Kecamatan Cibeber,](http://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pasangan-sejenis-yang-menjadi-pelaku-pembegalan-di-kecamatan-cibeber.jpg)
Tak berpikir panjang, Geflin langsung mengarahkan kendaraanya menuju titik penjemputan yang telah ditentukan aplikasi.
Dari jauh, ibu dua orang anak itu melihat ada dua orang berada di pinggir jalan tampak sedang menunggu jemputanya.
Dua orang tersebut perempuan, tapi salah satunya berpakaian seperti laki-laki.
"Kedua pelaku itu langsung duduk di kursi di belakang, mereka tampak baik karena keduanya wanita," ungkapnya begitu yakin.
Tanpa curiga Geflin mengemudikan kendaraanya dengan sebaik-baiknya. Kedua pelaku lebih sering mengajaknya berbicara.
Hingga memasuki wilayah Kecamatan Cibeber, Geflin pun mulai merasa curiga dengan gerak-gerik kedua wanita itu karena memintanya untuk melalui jalan sepi.
"Saat situasi jalan sudah kosong, wanita yang berpenampilan seperti pria itu tiba-tiba menodongkan sangkur tepat di leher saya," ujarnya sambil menunjuk pelaku NA di hadapan Kapolres Cianjur.
Karena tak mau mati di tangan kedua pelaku, Geflin pun dengan sekuat tenaga menyingkirkan sangkur bergerigi di lehernya.
Namun satu pelaku lainya tiba-tiba sudah berada duduk di kursi pinggirnya. Pelaku tersebut tanpa aba-aba langsung menusuk secara membabi buta tubuh kecil ibu itu.
Meski sepanjang malam itu Geflin tak sempat tidur, dia dengan sekuat tenaga berusaha untuk melepas sabuk pengaman di tubuhnya sambil terus menancap pegal gas.
Akhirnya sabuk pengaman pun berhasil dilepasnya, dia pun sangkur dari tangan pelaku.
Ibu tangguh itu langsung keluar dari mobilnya untuk mencari pertolong warga dalam keadaan darah mengucur dari bagian leher dan tubuhnya.
Tak berhenti di situ, kedua pelaku terus mengejar Geflin. Tak lama datang warga, namun nahas pelaku malah menuduh balik bahwa dirinya pelaku pembegalan.
Mereka belik menuduh Geflin karena sangkur telah berpindah tangan, setelah direbut Geflin.
"Sangkur memang sudah direbut, jadi kedua pelaku menuduh saya. Saya langsung bilang bawa saja ke kantor Polisi," ujarnya.
Warga pun akhirnya membawa mereka ke polisi. Di depan penegak hukum tersebut akhirnya pasangan lesbi tersebut mengakui kalau merekalah penjahatnya.
Geflin pun dengan sedikit lega, dibawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk mengobati dan perawatan 10 tusukan yang dialaminya.
Hingga pagi hari beberapa anggota keluarga dan kerabatnya pun datang untuk menjemput Geflin yang sudah mendapatkan perawatan.
"Kami juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya, sangkur bergerigi, pisau belati, kuncil L, tas, telepon genggam, dan kendaraan korban," ucapnya.
Selain itu, ia mengatakan, korban Geflin Trise (46) asal Jakarta Barat mengalami 10 luka tusukan disejumlah bagian tubuhnya, seperti di perut, dada, dan leher, dan hingga saat ini masih dalam penanganan medis.
"Pasal yang disanggahkan kepada para pelaku yaitu pasal 365 ayat 4 KUHP dengan ancaman seumur hidp dan atau sekurang-kurangnya 20 tahun kurugan penjaran," ucapnya. ( Fauzi Noviandi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.