Siswa SMP di Sukabumi Tewas saat MPLS, Polisi Selidiki Unsur Kelalaian dan Penyebab Kematian Korban
Kegiatan MPLS di sebuah SMP di Sukabumi memakan korban jiwa. Seorang siswa baru tewas tenggelam di sungai dan jasadnya ditemukan warga.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa baru di sebuah SMPN 1 Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat berinisial MA (13) meninggal saat mengikuti kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
MA tenggelam saat kegiatan MPLS digelar di Sungai Cileuleuy, Sabtu (22/7/2023) siang.
Polisi mulai melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian korban hingga dugaan kelalaian pihak sekolah.
Penyidik Satreskrim Polres Sukabumi mendapat persetujuan keluarga korban untuk membongkar kuburan siswa SMP tersebut, Selasa (25/07/2023).
Jasad korban akan diautopsi dan pihak keluarga telah menyerahkan kasus ini ke petugas kepolisian.
Kapolres Sukabumi, AKBP Maruly Pardede mengaku telah membentuk tim untuk menangani kasus ini.
"Jadi penanganan ini, sekaarang diambil alih oleh unit PPA Satreskrim Polres sukabumi."
"Tim juga sudah kita bentuk untuk melakukan penyelidikan dugaan apakah ada tindak pidana bak itu kelalaian maupun kesengajaan," ungkapnya, Senin (24/07/2023), dikutip dari TribunJabar.id.
Sebelumnya proses penyelidikan awal telah dilakukan Polsek Nagrak dan kini dilimpahkan ke Polres Sukabumi.
"Data awal yang didapatkan dari polsek akan kita kembangkan," sambungnya.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, para siswa SMPN 1 Ciambar tengah mandi di sungai pada Sabtu (22/7/2023) dari pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB.
"Pada pukul 14.30 WIB ditemukan oleh warga, salah satu siswa MOS SMPN 1 Ciambar telah tenggelam di sungai, keadaannya sudah meninggal dunia," bebernya.
Baca juga: Diduga Bawa Kabur Tabungan Siswa, Mantan Kepsek SD di Tasikmalaya Minta Maaf & Janji Kembalikan Uang
Proses pemeriksaan awal telah dilakukan dengan mengumpulkan keterangan sejumlah saksi.
"Total tiga saksi, dua yang sudah dimintai keterangan, baik dari saksi yang ada di lokasi saat kejadian maupun dari pihak sekolah," lanjutnya.
Sementara itu, ayah korban, Iman (39) meminta petugas kepolisian mengusut kasus tewasnya MA saat mengikuti MPLS di sungai.
"Nyawa enggak bisa dibeli. Kami meminta keadilan," ucapnya.
Kegiatan MPLS di sungai diikuti ratusan siswa dan pihak sekolah diduga tidak melakukan pengawasan.
Bahkan, pihak sekolah tidak mengetahui anaknya tenggelam di sungai.
Baca juga: Kepala SD di Tasikmalaya Bawa Kabur Uang Tabungan Murid Rp750 Juta, Ini Kronologisnya
"Saat istri saya datang ke sekolah bertanya tentang keberadaan anak kami, pihak sekolah tidak ada yang menjawab."
"Karena tak kunjung ada kabar, istri saya akhirnya kembali datang ke sekolah bersama warga sampai tiga kali. Baru setelah itu kepala sekolahnya ikut mencari keberadaan anak saya," paparnya.
Menurutnya pihak sekolah harus bertanggung jawab atas kejadian yang menewaskan anaknya.
“Kalau saja istrinya enggak datang ke sekolah dan tanya anak kami di mana, mungkin keberadaan anak kami belum diketahui hingga kini."
"Pihak sekolah enggak ada yang datang pas hari pertama anak kami hilang. Enggak ada yang ngasih kabar ke sini," tandasnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Dian Herdiansyah)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.