Pria di Semarang Tewas Dianiya 13 Orang, Status WhatsApp jadi Pemicu Kasus Pengeroyokan
Pria di Semarang tewas dianiaya 13 orang hanya karena status WhatsApp. 7 dari 13 pelaku telah ditangkap. Polisi masih mengejar pelaku lain.
Editor: Abdul Muhaimin
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Eko Ahmat Ariyadi (27) tewas usai dianiaya 13 orang.
Korban dihajar menggunakan paving hingga ditikam dengan senjata tajam.
Polisi telah melakukan penangkapan terhadap pelaku penganiayaan yang mengakibatkan korban tewas.
Sebanyak 7 dari 13 pelaku telah ditangkap.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar pun meminta kepada pelaku pengeroyokan yang berstatus buronan untuk segera menyerahkan diri kepada pihak kepolisian.
Termasuk pelaku utama yang melakukan penusukan hingga korban tewas.
Baca juga: Himpitan Ekonomi jadi Motif Pembunuhan Driver Taksi Online, Korban Bekerja Malam karena Istri Hamil
Ketujuh orang tersebut masing-masing M Abdul Muis alias Boges (23), Nicko Jaisy Maisa alias Bagas (24), Luluk Arfian alias Royan (19), Andre William (20).
Berikutnya M Abdul Aziz (22), Saiq Fazal alias Bongo (27), dan Ahmad Satrio (19).
Tersangka Saiq Fazal alias Bongo (27) mengatakan, penggeroyokan itu bermula ketika membuat status WhatsApp yang menyindir saksi Ayuf Yanuar Rachman yakni kalimat kalau tidak mau kumpul-kumpul lagi tidak apa-apa.
Namun, status tersebut malah direspon tersangka Andre William yang merasa tersindir.
"Nah untuk klarifikasi saya ajak Andre ke Taman Meteseh Semarang untuk mencari Ayuf (saksi kejadian)," terang pria yang bekerja sebagai tukang parkir itu kepada Tribunjateng.com, Selasa (25/7/2023).
Ketika mencari Ayuf, para tersangka malah bertemu korban Eko alias Kodok.
Sewaktu bertanya keberadaan Ayuf, dijawab korban tak perlu mencari Ayuf, melainkan menantang tersangka Achong untuk duel.
Baca juga: Detik-detik Pembunuhan Driver Taksi Online di Semarang, Korban Melawan saat Dipaksa Serahkan Mobil
"Eko nantang terus, jangan cari Ayuf ayo berkelahi saja dengan saya."