Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sudah 6 Hari 8 Penambang Emas Masih Terjebak di dalam Lubang, 4 Kendala Tim Basarnas Evakuasi Korban

Tim Basarnas Cilacap melakukan berbagai upaya termasuk mengalihkan air dari aliran sungai agar tidak kembali membanjiri galian tambang.

Penulis: Dewi Agustina
zoom-in Sudah 6 Hari 8 Penambang Emas Masih Terjebak di dalam Lubang, 4 Kendala Tim Basarnas Evakuasi Korban
Tribun Banyumas/Permata Putra Sejati
Upaya evakuasi delapan orang penambang emas yang terjebak di dalam Tambang Emas Rakyat, di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Rabu (26/7/2023). Berikut beberapa kendala tim Basarnas dalam upaya evakuasi korban. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Senin (31/7/2023) hari ini sudah enam hari sebanyak 8 penambang emas terjebak di lubang galian di Desa Pancurendang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Namun ke delapan penambang tersebut belum juga berhasil dievakuasi dari dalam lubang.

Sejumlah kendala dialami tim Basarnas Cilacap dalam upaya evakuasi 8 korban tersebut.

Berikut beberapa kendala tim Basarnas seperti diungkap Kasi Operasi Basarnas Cilacap, Priyo Prayuda Utama.

Baca juga: Identitas 8 Penambang yang Terjebak di Tambang Emas Banyumas, Tim SAR Masih Lakukan Pencarian

Masuknya Debit Air dari Aliran Sungai Hambat Proses Evakuasi

Kasi Operasi Basarnas Cilacap, Priyo Prayuda Utama mengatakan pihaknya hingga kini masih terus mengoptimalkan upaya evakuasi terhadap para korban.

"Sampai hari ini kami masih terus berusaha untuk mengevakuasi korban yang terjebak di sumur galian tambang," kata Priyo, dikutip dari tayangan Kompas TV, Senin (31/7/2023).

Kendati demikian, dalam prosesnya, pihaknya selalu menemukan kendala masuknya debit air dari aliran sungai di sekitar area tambang tersebut.

Berita Rekomendasi

Tim Basarnas Cilacap melakukan berbagai upaya termasuk mengalihkan air dari aliran sungai agar tidak kembali membanjiri galian tambang.

"Namun memang kendala-kendala yang selalu kami temukan yaitu besarnya debit air yang masuk. Kami sudah berusaha untuk membendung aliran sungai yang mengaliri sekitar tambang, mulai dari hulu sungainya kita alihkan airnya," jelas Priyo.

Selain itu, terdapat pula pompa sedot air yang dioptimalkan penggunaannya hingga 24 jam nonstop.

Pompa-pompa ini diletakkan di sekitar area galian tambang untuk menyedot air yang membanjiri lokasi pengevakuasian.

Baca juga: Ketua Komisi VII DPR Pastikan Evakuasi 8 Penambang Emas di Banyumas Lancar, Warga Gelar Ritual

"Dan pompa sedot air pun kita hidupkan 24 jam nonstop di setiap sumur yang ada di sekitar galian tambang," papar Priyo.

Mirisnya, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang maksimal karena volume air pun tidak turun secara signifikan.

"Sampai saat ini penurunan air tersebut tidak signifikan," tutur Priyo.

Meskipun volume air tersebut tidak turun secara signifikan, namun pihaknya terus mengupayakan optimalisasi pompa, dengan mengerahkan pompa yang dapat menyedot volume air yang lebih besar.

"Namun kami terus berupaya untuk melakukan penambahan-penambahan pompa air yang kapasitasnya lebih besar," kata Priyo.

Camera Hole Hanya Sanggup Masuk ke Lubang Vertikal Pertama

Selain masuknya debit air dari aliran sungai di sekitar area tambang tersebut, kendala lainnya yang dialami Tim Basarnas dalam upaya evakuasi 8 penambang adalah camera hole milik Kementerian ESDM ternyata hanya sanggup masuk ke lubang vertikal pertama.

Diketahui camera hole milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini turut menjadi salah satu alat dalam upaya evakuasi 8 penambang emas yang terjebak di lubang galian di Desa Pancurendang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

"Jadi dapat kami sampaikan bahwa camera hole tersebut hanya sanggup untuk masuk ke lubang vertikal pertama," kata Priyo, dikutip dari tayangan Kompas TV, Senin (31/7/2023).

Baca juga: Mengenal BSG, Tim Basarnas dengan Kemampuan Khusus yang Bantu Evakuasi 8 Penambang di Banyumas

Galian Berliku, Kedalaman Lubang 60 Meter

Sementara itu di lokasi tempat terjebaknya para penambang, kondisi galian berliku dan mencapai kedalaman 60 meter.

"Sedangkan kondisi situasi di lubang galian tambang itu berliku-liku hingga kedalaman 60 meter, itu juga menjadi kendala," papar Priyo.

Air Bercampur Lumpur, Pandangan Terhalang

Terkait hasil pemantauan camera tersebut, diperoleh gambar yang menunjukkan bahwa kondisi air dalam lubang galian itu telah bercampur dengan lumpur dan menjadi keruh.

Ini tentu mempersulit pandangan dalam upaya evakuasi 8 penambang ini.

"Nah hasil dari pemantauan camera hole dari ESDM didapatkan hasil gambar yaitu air sudah tercampur lumpur, sehingga untuk visibility juga sangat berkurang," jelas Priyo.

Upaya evakuasi delapan orang penambang emas yang terjebak di dalam Tambang Emas Rakyat, di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Rabu (26/7/2023).
Upaya evakuasi delapan orang penambang emas yang terjebak di dalam Tambang Emas Rakyat, di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Rabu (26/7/2023). (Permata Putra Sejati)

Keluarga Pasrah Jika Korban Tak Bisa Dievakuasi

Sementara itu, keluarga delapan penambang emas menggelar doa bersama di lokasi penambangan, Minggu (30/7/2023).

Mereka mengaku ikhlas setelah melihat kondisi dan sulitnya evakuasi hingga hari kelima ini.

Perwakilan keluarga didampingi Kades Sukasari, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Akhiar Suryadi dan Kades Cisarua, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Samid.

Delapan penambang emas tersebut memang berasal dari dua wilayah tersebut.

"Terima kasih kepada semua yang terlibat, seperti Basarnas, Bupati dan Polres atas perjuangan evakuasi, terima kasih. Kami, keluarga, sudah ikhlas ketika korban tidak terangkat atau evakuasi," kata Akhiar Suryadi, Minggu (30/7/2023).

"Takdir keluarga seperti ini. Tapi kalau perjuangan tetap diusahakan," imbuhnya.

Kades Cisarua Samid, mengaku mengikuti proses evakuasi dalam lima hari ini dan mengakui, kondisi di lapangan cukup menyulitkan proses evakuasi.

"Sekarang sudah lima hari. Saudara kami, kalau tidak terangkat, apa daya. Kami sudah ikhlas dan ridho, dan yang tahu adalah Yang Maha Kuasa. Kalau bisa dievakuasi adalah keajaiban," katanya.

Kronologis Penambang Terjebak

Sebelumnya, delapan orang penambang emas terjebak di dalam Tambang Emas Rakyat, di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Rabu (26/7/2023) siang.

Kapolresta Banyumas, Kombes Edy Suranta Sitepu mengatakan saat ini masih melakukan upaya penyedotan.

"Sedang kita analisa dan bagaimana penyelamatan dan air yang tergenang air tersebut," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com.

Diketahui para penambang itu terjebak sejak Selasa (25/7/2023) pukul 23.00 WIB.

Kapolresta mengatakan para penambang mulai bekerja mulai pukul 20.00 WIB malam dan pada pukul 22.00 WIB disinyalir sudah terjadi kebocoran.

"Sudah ada air mengalir dari lokasi tambang sebelah. Kemudian pada Rabu (26/7/2023) pukul 07.00 WIB ada laporan kepada polres dan kita lakukan evakuasi," ujarnya.

Sehingga boleh dikatakan sudah 12 jam pekerja terjebak di dalam area tambang.

"Itu adalah tambang emas yang tentunya tidak berizin dan sedang dalam pendataan," ungkapnya.

Identitas Korban

Berdasarkan data yang diperoleh ke-8 korban diketahui merupakan warga Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Berikut identitas korban: 

  1. Cecep Suriyana (29) asal Desa Cisarua RT 02/RW 08, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor
  2. Rama Abd Rohman (38) asal Desa Cisarua RT 02/RW 05, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
  3. Ajat (29) asal Desa Kiarasari RT 01/RW 06, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor
  4. Mad Kholis (32) asal Desa Kiarapandak RT 02/RW 07, Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor
  5. Marmumin (32) asal Desa Kiarasari RT 02/RW 06, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor
  6. Muhidin (44) asal Desa Kiarasari RT 01/RW 04, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor
  7. Jumadi (33) asal Desa Cisarua RT 01/RW 08, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor
  8. Mulyadi (40) asal Desa Kiarasari RT 02/RW 06, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas