Sosok Ketua DPRD Ambon Elly Toisuta, Ibu Penganiaya Remaja hingga Tewas, Serahkan Kasus ke Polisi
Nama Ketua DPRD Kota Ambon, Elly Toisuta, tengah menjadi sorotan. Hal ini setelah anaknya, AT (25), menganiaya remaja berinisial RRS (15) hingga tewas
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Nama Ketua DPRD Kota Ambon, Elly Toisuta, tengah menjadi sorotan.
Hal ini setelah anaknya, AT (25), menganiaya seorang remaja berinisial RRS (15) hingga tewas.
Atas kasus penganiayaan yang mengakibatkan korban tewas itu, AT ditetapkan sebagai tersangka.
Saat ini, pelaku sudah ditahan di rumah tahanan Polresta Ambon.
Pascakejadian, Elly Toisuta selaku ibu dari AT menyampaikan belasungkawa terhadap keluarga korban.
Ia juga menyerahkan kasus penganiayaan yang dilakukan anaknya kepada penegak hukum.
Lantas siapakah sosok Elly Toisuta?
Melansir TribunAmbon.com, Elly Toisuta merupakan politikus dari Partai Golkar.
Perempuan asal Desa Siri Sori Islam, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah itu sudah bergabung sebagai kader Golkar sejak 1998.
Elly Toisuta merupakan perempuan pertama yang memimpin DPRD Kota Ambon.
Dia dilantik sebagai Ketua DPRD Kota Ambon pada Selasa (29/10/2019) lalu.
Pelantikan itu berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Maluku Nomor 240 Tahun 2019.
Dalam pemilihan legislatif (pileg) 2019, Elly Toisuta meraup 1.548 suara.
Jumlah tersebut mengalami kenaikan 80 persen dibanding pileg periode sebelumnya yang hanya memperoleh 954 suara.
Sampaikan belasungkawa
Atas penganiayaan yang dilakukan oleh anaknya, Elly Toisuta buka suara.
Baca juga: Profil Elly Toisuta Ketua DPRD Kota Ambon, Anaknya Aniaya Remaja hingga Tewas, Harta Minus Rp11 Juta
Ia menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya RRS.
"Atas nama keluarga dengan segala kerendahan hati dan dengan senantiasa bertawakal kepada Allah subhanahu wa ta'ala."
"Dengan ini kami menyampaikan turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ananda RR."
"Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala azza wa jalla rahmati almarhun husnul khatimah."
"Serta mendapatkan tempat yang paling indah di sisi Allah subhanahu wa ta'ala Amin ya robbal alamin," ucap Elly dalam video yang beredar.
Ia turut prihatin atas kejadian yang menimpa korban dan keluarga, dimana melibatkan anak kandungnya sebagai pelaku penganiayaan.
"Atas nama keluarga pula, kami sangat prihatin atas peristiwa dan musibah yang terjadi," ujarnya.
Dalam video tersebut, Elly Toisuta juga mengatakan, menyerahkan sepenuhnya proses hukum kasus yang menjerat anaknya kepada pihak berwajib.
"Kami menghormati serta menyerahkan penanganan proses dan perkara ini kepada aparat penegak hukum," terangnya.
Kronologi kejadian
Kasus penganiayaan yang dilakukan anak Ketua DPRD Kota Ambon berinisial AT terjadi pada Minggu (30/7/2023).
Penganiayaan itu terjadi di Kawasan Talake atau tepatnya di asrama polisi di Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.
Insiden itu diduga dipicu korban tak menegur pelaku saat masuk kompleks.
Mengutip TribunAmbon.com, peristiwa penganiayaan itu terjadi sekira pukul 21.00 WIT.
Bermula saat korban dan temannya berinisial MFS (16) pergi ke rumah saudaranya yang berada di Kawasan Talake.
Saat itu, korban hendak mengembalikan jaket.
Namun, ketika memasuki Gapura Lorong Masjid Talake, korban hampir bersenggolan dengan pelaku.
Pelaku kemudian mengikuti RRS dan MFS.
"Lalu tiba-tiba pelaku datang dan memukul korban sebanyak tiga kali," ujar Ps Kasi Humas Polresta Pulau Ambon, Ipda Janete Luhukay, dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/7/2023).
Janete menyebut, korban diduga dipukul saat masih mengenakan helm.
Baca juga: Kronologi Anak Ketua DPRD Ambon Aniaya Remaja hingga Tewas, Kini jadi Tersangka dan Ditahan
Mendapat pukulan tersebut, korban langsung pingsan di tempat.
Saat melakukan pemukulan, pelaku juga sempat mengatakan agar korban menegur saat masuk kompleks.
"Saat pemukulan, pelaku sempat mengoceh kepada korban. Bahwa kalau masuk di orang kompleks itu suara abang-abang."
"Dan bawa motor pelan-pelan karena pelaku juga masuk orang kompleks buat hal serupa," terangnya.
Tak lama setelah itu, saudara korban keluar dan melihat RRS sudah tertunduk di atas stang motor.
"Saudara korban sempat meneriaki pelaku bahwa kalau terjadi hal tak diinginkan kepada korban maka pelaku harus tanggung jawab," ujar Janete.
Setelah itu, pelaku pergi begitu saja tanpa menolong korban yang saat itu dalam kondisi sudah tidak berdaya.
Saudara korban dan MFS lantas mengangkat korban masuk ke dalam rumah.
Namun, korban tak segera sadarkan diri.
Selanjutnya, mereka membawa korban ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan medis.
Nahas, nyawa korban tak bisa diselamatkan.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunAmbon.com/Mesya Marasabessy)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.