Seminggu Keluar RS, Mata Zaharman Guru yang Diketapel Orangtua Siswa Masih Bengkak dan Berair
Update terkini kondisi Zaharman, guru yang diketapel orangtua siswa usai seminggu keluar dari RS, mata masih bengkak dan berair hingga mengeluh pusing
Penulis: Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, LUBUKLINGGAU - Apa kabar kondisi Pak Guru Zaharman usai seminggu keluar dari Rumah Sakit?
Kini Zaharman, guru korban ketapel orangtua siswa SMAN 7 Rejang Lebong, Bengkulu mengeluh pusing.
Sementara itu matanya juga masih bengkak dan terkadang berair.
Kondisi Zaharman ini diungkap langsung oleh anak sulungnya, Ilham Mubdi.
Kondisi Zaharman, Guru Diketapel Orang Tua Siswa Setelah Seminggu Keluar RS
Sepekan keluar dari rumah sakit, Zaharman (58) guru di SMAN 7 Rejang Lebong, Bengkulu yang diketapel orang tua murid kini masih menjalani pemulihan.
Setelah pulang dari rumah sakit, untuk sementara Zaharman memilih untuk tinggal dan menyewa rumah di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
Saat ini Zaharman bersama istri dan anaknya menyewa rumah tak jauh dari Rumah Sakit AR Bunda tempatnya dirawat.
Diketahui, Zaharman sudah keluar rumah sakit sejak Rabu (9/8/2023) lalu.
Ilham Mubdi, anak sulung Zaharman mengungkapkan kondisi kesehatan ayahnya secara fisik sudah mulai membaik.
Namun masih sering mengeluhkan kepalanya mengalami pusing.
"Kalau kondisi fisik mulai membaik, tapi kalau kepalanya masih sering mengeluh pusing," ungkapnya Ilham Mubdi saat dikonfirmasi Tribusumsel.com, Selasa (15/8/2023).
Mata Zaharman Berair
Sementara untuk kondisi matanya sendiri perlahan sudah membaik, lebam dimatanya bekas ketapel sudah mulai hilang, namun kadang-kadang masih berair.
"Masih bengkak tapi tidak sebesar ketika awal kemaren," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, sebelum mengalami kebutaan, awalnya Zaharman diduga memukul muridnya yang ketahuan merokok.
Namun orang tua murid Ar (45) yang tak terima langsung mendatangi sekolah dan mengadu ke satpam jika anaknya dipukul korban.
Tak disangka, saat satpam mencoba melerai, Ar mengeluarkan pisau dan ketapel.
Sang wali murid tersebut lantas langsung mengarahkan ketapel kepada korban yang mengenai matanya.
Melihat mata korban mengeluarkan berdarah, wali murid itu lantas panik dan langsung berlari ke luar dari sekolah.
Selain mendapatkan aksi penganiayaan berupa diketapel kepalanya oleh walimurid, guru tersebut juga mendapatkan aksi pengancaman dengan senjata tajam.
Ajukan Pindah
Detik-detik mata diketapel wali siswa hingga buta, masih membayangi Zaharman (58), guru Pendidikan Jasmani SMA di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.
Peristiwa menakutkan itu tak bisa dilupakan Zaharman begitu saja.
Zaharman mengakui masih trauma dengan peristiwa yang terjadi pada Selasa (1/8/2023).
Zaharman menyatakan akan pindah dari sekolah, tempat ia mengajar dulu.
Warga Simpang Beliti Kecamatan Binduriang Kabupaten Rejang Lebong ini bahkan telah mengajukan agar lokasi mengajarnya dipindahkan.
Ia berharap bisa dipindahkan lokasi mengajar dan menjauh dari Kecamatan Binduriangm
Keinginan Zaharman pun didukung oleh PGRI Provinsi Bengkulu dan kepala sekolah.
"Masih membayangi kejadian kemarin, saya berharap bisa dipindahkan," kata Zaharman.
Diungkapkan sang istri Erma Tati, kondisi sang suami juga masih belum membaik.
Terutama pada bagian saraf yang kerap membuat kepala Zaharman kerap mengalami sakit.
Selain itu, pihak keluarganya sangat berharap pihak terkait dapat mengabulkan perpindahan lokasi mengajar suaminya.
Hal itu dikarenakan sang suami mengalami trauma berat pascakejadian tersebut
"Kita masih berharap bisa disetujui, untuk lokasi pindahnya bisa di mana saja," jelas Erma.

Sementara itu, Kepsek Tuharlan Effendi mengaku mendukung keputusan dari sang guru.
Sekolah tidak bisa memaksanakan sang guru untuk tetap mengajar di sana.
Ia berharap sang guru ini bisa mendapatkan tempat mengajar baru yang nyaman dan aman.
"Apapun keputusannya kita dukung, kita juga berharap beliau bisa mendapatkan tempat yang nyaman dan aman," ungkap kepsek.
Zaharman Berharap Ada Donor Mata
Keluarga Zaharman (58) guru dikatepel orang tua siswa sangat berharap adanya pendonor yang mau menyumbangkan mata.
Sebelumnya, keluarga sempat menantang tersangka untuk menjadi pendonor mata guna mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Diketahui, mata kanan Zaharman mengalami buta permanen akibat hancur diketapel orang tua siswa.
Mubdi, anak Zaharman sangat berharap ada orang baik yang bersedia menjadi pendonor mata bagi sang ayah.
"Kalau ada yang orang baik yang mau donor mata kami sangat menerima," ujarnya saat diwawancarai Tribunsumsel,com, Selasa (8/8/2023).
Anak Tantang Pelaku Jadi Pendonor
Beberapa hari sebelumnya, Mubdi sempat menantang tersangka untuk menjadi pendonor mata bagi ayahnya.
Tantangan itu dilontarkan Mubdi sebagai ungkapan amarah sebab ayahnya harus mengalami cacat permanen di usia senja.
Ditambah lagi mata kiri Zaharman lebih dulu mengalami katarak sehingga makin menganggu penglihatan guru SMA di Rejang Lebong, Bengkulu tersebut.
Kini Mubdi hanya ingin ayahnya bisa sehat seperti semula.
"Misalnya ada yang mau mendonor (mata) bisa menghubungi kami pihak keluarga," ujarnya.
Kecewa Dilaporkan Balik
Keluarga Zaharman (58) guru diketapel orang tua siswa merasa kecewa atas laporan balik yang dilakukan anak tersangka.
Seperti diketahui, Zaharman dilaporkan balik oleh PMD (16) anak tersangka sekaligus muridnya atas dugaan tindak kekerasan terhadap anak ke Polres Rejang Lebong.
Mubdi anak Zaharman mengungkapkan, laporan yang ditujukan ke ayahnya adalah perbuatan yang tidak manusiawi.
"Kami sangat kecewa tidak manusiawi (perbuatan pelaku), heran sebagai anak pelaku masih sempat-sempatnya melapor," ungkapnya kepada Tribunsumsel.com, Selasa ((8/8/2023).
Bahkan, Mubdi mengaku miris, anak pelaku masih sempat-sempatnya membuat pembelaan seolah jadi korban.
Menurutnya apa yang dikatakan anak tersangka di sosial media terkesan mendramatisir.
Dengan keadaan yang terjadi, kata Mubdi, harusnya ialah yang melakukan itu, namun itu tidak dilakukannya sama sekali sesuai permintaan ayahnya.
"Kalau ayah saya itu no komen, tidak ada komentar apa pun, bahas pelaku yang jelek-jelek pun tidak ada," ungkapnya.

Sampai saat ini ayahnya hanya menceritakan kronologi terkait hal yang dialaminya.
Mubdi pun heran mengapa anak pelaku membuat cerita seolah terzolimi.
"Sebagai anak korban sangat kecewa, melihat versi anak perempuan pelaku, bahwa ayah menendang muka anaknya, Saya punya foto jelasnya pada waktu hari H (kejadian) anak itu tidak ada apa-apa," ujarnya.
Mubdi mengatakan awalnya keluarga pelaku hendak melakukan visum ke Puskesmas Kepala Curup.
Namun, kebetulan ibu Mubdi kerja disana jadi tidak dilayani oleh pihak puskesmas.
"Mereka mau visum disana otomatis ditolak. Karena melihat kasusnya demikian, bahkan sempat diperiksa oleh teman ibu waktu itu tidak ada apa-apa," ungkapnya.
Mubdi juga mengungkapkan harapan demi kesembuhan ayahnya.
Ia sangat berharap ada orang baik yang mau mendonorkan matanya.
"Kalau ada yang orang baik yang mau donor mata kami sangat menerima dan bisa menghubungi kami pihak keluarga," ujarnya.
Kronologi Kejadian
Kronologi guru SMAN di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu diketapel orangtua atau wali murid, Selasa (1/8/2023).
Korban Zaharman (58) tidak hanya mengalami penganiayaan dengan cara diketapel. Namun juga sempat diancam menggunakan Senjata Tajam (sajam).
Zaharman Warga Simpang Beliti Kecamatan Binduriang Kabupaten Rejang Lebong, masih harus mendapat perawatan intensif akibat luka diketapel di Rumah Sakit Ar Bunda Kota Lubuklinggau.
Berdasarkan informasi yang diterima, kejadian bermula saat korban yakni Zaharman selaku guru olahraga menegur atau menindak muridnya yang sedang merokok di belakang sekolah dan saat jam sekolah.
Saat itu, seusai ditindak sang murid berinisial PDM (16) lantas berlari dan pulang ke rumahnya memanggil orangtua.
Mendapati pengaduan dari sang anak, orangtuanya yakni Ar alias AJ alias EJ (45) langsung mendatangi sekolah.
Ar langsung masuk ke sekolah dan berkata kepada kepada satpam jika anaknya dipukul oleh korban.
Kemudian satpam berusaha menahan atau melerai namun wali murid ini lantas mengeluarkan pisau dan ketapel.
Akhirnya setelah upaya paksa, orangtua siswa ini berhasil masuk ke sekolah dan bertemu dengan korban.
Saat itu, wali murid tersebut lantas langsung mengarahkan ketapel kepada korban yang mengenai matanya.
Melihat mata korban mengeluarkan berdarah, wali murid itu lantas panik dan langsung berlari ke luar dari sekolah.
Kapolsek PUT IPTU Hengky Noprianto, SH, MH mengatakan sudah menerima laporan resmi soal dugaan penganiayaan yang dialami Zaharman.
Saat ini pihaknya akan melakukan pemeriksaan dan penyelidikan terkait laporan kasus penganiayaan ini.
"Laporan sudah masuk, tentu akan kita tindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan," kata kapolsek.
Versi Siswa
Penyidikan kasus penganiayaan guru SMA di Rejang Lebong oleh orangtua siswa masih terus bergulir.
Polres Rejang Lebong diketahui telah melakukan pemeriksaan terhadap murid berinisial PDM (16).
PDM adalah anak dari AJ alias EJ (45) yang melakukan aksi penganiayaan terhadap guru olahraga SMA di Rejang Lebong Zaharman (58).
Sedangkan untuk AJ sampai saat ini masih dalam pengejaran karena bersembunyi.
Berdasarkan keterangan PDM dihadapan penyidik, PDM mengaku jika dirinya terlebih dahulu menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh guru tersebut di kantin sekolah.
Saat itu, menurut pengakuan PDM bahwa wajahnya ditendang oleh korban. PDM juga mengaku pada saat kejadian bukan PDM yang merokok melainkan temannya.
Tak terima mendapat perlakuan seperti itu dari sang guru, PDM langsung pulang dan mengadukan peristiwa itu kepada ayahnya.

Kapolres Rejang Lebong AKBP Juda T Tampubolon, SH, SIK, MH mengatakan saat ini penyidik baik dari Polres Rejang Lebong maupun Polsek PUT sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku AJ.
"Bahkan petugas telah mendatangi keluarga pelaku, dan kami meminta agar pelaku dapat menyerahkan diri," kata kapolres.
Kasat Reskrim Polres Rejang Lebong Iptu Denyfita Mochtar STr K menerangkan, untuk anak pelaku saat ini masih di minta keterangan.
Sementara ini, berdasarkan pengakuan dari PDM jika saat kejadian bukan dirinya yang merokok melainkan temannya.
Kemudian datanglah guru dan anak pelaku mengaku dirinya justru menjadi korban kekerasan dari sang guru. "Apapun itu, saat ini masih dikembangkan lebih lanjut," ujar kasat. (tribun network/thf/TribunSumsel)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.