Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Motif Pembunuhan Dosen UIN Surakarta Dipertanyakan, Keluarga Korban Menduga ada Pelaku Lain

Pengakuan tersangka pembunuhan dosen UIN Solo disorot keluarga korban. Diduga ada pelaku lain dalam kasus ini dan keluarga minta polisi selidiki.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Motif Pembunuhan Dosen UIN Surakarta Dipertanyakan, Keluarga Korban Menduga ada Pelaku Lain
Kloase Tribunsolo.com/ Anang Maruf Bagus Yuniar
Dwi Feriyanto, kuli bangunan tersangka pembunuhan dosen UIN RM Said, Surakarta, Wahyu Dian Silviani di rumah korban kompleks perumahan Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. - Pengakuan tersangka pembunuhan dosen UIN Solo disorot keluarga korban. Diduga ada pelaku lain dalam kasus ini dan keluarga minta polisi selidiki. 

TRIBUNNEWS.COM - Motif kasus pembunuhan terhadap dosen wanita UIN Raden Mas Said, Surakarta, Jawa Tengah dipertanyakan keluarga korban.

Korban yang bernama Wahyu Dian Silviani (34) tewas dibunuh kuli bangunan berinisial DF (23) pada Rabu (23/8/2023).

Ayah korban, Moh Hasil Tamzil meminta petugas kepolisian untuk mendalami pengakuan tersangka pembunuhan.

Diketahui, DF melakukan pembunuhan karena tersinggung dengan kata-kata korban saat bekerja merenovasi rumah.

Pihak keluarga tidak percaya dengan pengakuan tersebut dan menduga ada dalang pembunuhan dalam kasus ini.

Baca juga: Polisi Dalami Dugaan Utang Piutang di Balik Pembunuhan Lansia di Tebet, Tunggu Istri Korban Pulih

"Harapan kepada polisi jangan puas dengan tersangka ini saya merasa dia orang suruhan karena apa yang diakui sama pelaku tidak sesuai dengan kenyataan," paparnya, Sabtu (26/8/2023), dikutip dari TribunLombok.com.

Beberapa hari sebelum meninggal, korban sempat menceritakan jam mengajarnya di kampus yang berkurang ke keluarga.

Berita Rekomendasi

Menurut Moh Hasil Tamzil anaknya hanya mendapat jam mengajar yang sedikit, bahkan ada yang satu hari hanya satu mata kuliah.

"Dia cerita, 'biasanya banyak saya ngajar pak tapi sekarang cuma satu' artinya kalau untuk kepentingan kerja tidak cukup," tuturnya.

Sementara itu, adik korban, Fatin Nabila Fitri (22) mengaku janggal dengan pernyataan tersangka DF.

Pasalnya hari saat tersangka ditegur, korban berada di kampus dan tidak memantau renovasi rumah.

Baca juga: Polisi Periksa 2 Saksi Insiden Pembunuhan di Tebet Jaksel, Sebut Lihat Pelaku Lari dari Rumah Korban

"Katanya dia ditegur kakak saya hari Senin kemarin, sementara kakak saya hari Senin itu di kampus," tegasnya.

Kasus pembunuhan dilakukan DF di rumah teman korban yang letaknya bersebelahan dengan rumah yang sedang direnovasi, Rabu (23/8/2023).

Fatin Nabila Fitri sempat menginap di rumah korban dari 2 Agustus 2023 hingga 17 Agustus 2023.

Selama menginap di sana, Fatin melihat ada empat kuli bangunan yang dipekerjakan untuk merenovasi rumah kakaknya.

Ia menyebutkan, para tukang diperlakukan sangat layak mulai dibelikan makanan hingga minuman setiap harinya.

Menurutnya, motif pembunuhan perlu diselidiki lagi oleh kepolisian karena kakaknya sosok yang sopan dalam bertutur kata.

"Terus kok bisa dia (DF) bilang kakak saya negur dia kalau kerjaannya jelek. Saya enggak terima kakak saya dibilang gitu," ungkapnya, Sabtu (26/8/2023), dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Saksi Mata Pembunuhan di Tebet Dengar Ada Suara Tangisan hingga Sosok Misterius Tenteng Pisau

Selama menginap di rumah kakaknya, Fatin sempat mendengar suara langkah kaki manusia dari atap rumah.

Diduga korban sudah mendapat teror sebelum terjadi pembunuhan.

"Minggu pertama itu, saya lupa tanggalnya, kami waktu itu dengar suara langkah kaki di genteng."

"Saya nggak ngerti bahannya apa, kalau diinjak kaki itu kedengaran bunyi 'tek-tek'," jelasnya.

Ia kemudian membangunkan kakaknya dan memberi tahu ada suara langkah kaki.

Mendengar suara yang sama, Dian pura-pura batuk agar pelaku teror menganggap penghuni rumah masih bangun.

Keduanya mengambil senjata tajam untuk bersiaga jika suara tersebut merupakan pencuri.

"Kendati demikian suara itu telah hilang, kakak masih waswas dan mengambil pisau untuk jaga-jaga," sambungnya.

Baca juga: Teror Suara Langkah Kaki di Atas Genting Rumah 3 Minggu Sebelum Dosen UIN Surakarta Tewas Dibunuh

Pembunuhan Berencana

Sebelumnya, Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit menyatakan kasus pembunuhan terhadap Dian merupakan kasus pembunuhan berencana.

Tersangka DF sudah merencanakan aksi pembunuhan sejak Senin (21/8/2023).

Dua hari kemudian tepatnya pada Rabu (23/8/2023), DF melancarkan aksinya dengan menggunakan pisau.

DF masuk rumah dengan cara menaiki pagar dan melakukan pembunuhan di dalam rumah.

"Ini pembunuhan berencana. Itu dibunuh di ruang tengah, saat itu korban ada di ruang tengah," ungkapnya, Jumat (25/8/2023), dikutip dari TribunSolo.com.

Setelah melakukan pembunuhan, tersangka DF membuang pisaunya ke sungai di kawasan Blimbing, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo.

Baju yang digunakan saat melakukan pembunuhan juga dibakar untuk menghilangkan barang bukti.

"Dibakarnya (baju) disekitar lokasi TKP," imbuhnya.

Penemuan jasad seorang dosen perempuan di UIN RM Said Surakarta, Wahyu Dian Silviani (34) yang meninggal dalam dalam kondisi tak wajar.
Penemuan jasad seorang dosen perempuan di UIN RM Said Surakarta, Wahyu Dian Silviani (34) yang meninggal dalam dalam kondisi tak wajar. (TribunSolo.com)

Komunikasi Terakhir Dian dengan Temannya

Lokasi penemuan jasad tersebut bukanlah rumah Dian, melainkan rumah temannya.

Dugaan sementara, Dian tewas dibunuh usai ditemukan luka sayatan di tubuhnya.

Salah satu teman Dian berinisial F mengaku sempat berkomunikasi dengan korban pada Minggu (20/8/2023) melalui pesan Instagram.

Baca juga: Dosen Muda di Sukoharjo Jateng Diduga Jadi Korban Pembunuhan, Polisi Temukan Bekas Luka di Jenazah

Dian juga masih berkomunikasi dengan temannya melalui WhatsApp pada Rabu (23/8/2023) pukul 22.00 WIB.

Ia mengaku tidak pernah mendengar Dian memiliki masalah dan kaget setelah melihat jasadnya ditemukan di dalam rumah.

"Dia tidak pernah ada masalah apa-apa setahu kita. Orangnya baik. Kebetulan lagi persiapan beasiswa LPDP," terangnya, Kamis, dikutip dari Kompas.com.

F menambahkan Dian tinggal seorang diri, namun rumahnya sedang proses renovasi sehingga menumpang sementara di rumah yang kini menjadi tempat kejadian perkara (TKP) penemuan jasad.

"Di rumah sendiri. Jadi rumahnya (korban) yang direnov ini. Dia tinggal di tempat temannya yang juga selesai renov. Numpang sementara (rumahnya direnov)," imbuhnya.

Pada hari Kamis (24/8/2023), Dian sama sekali tidak bisa dihubungi sehingga F berinisiatif untuk mendatangi tempat tinggalnya.

Baca juga: Dosen Wanita Ditemukan Tewas, Polres Sukoharjo Lakukan Penyelidikan, Diduga Korban Pembunuhan

"Dari tadi kita nyari-nyari tidak ada. Saya sama temen saya ke sini. Kita kan tidak punya kunci. Jadi minta tolong dibukakan pak tukang," bebernya.

Namun, saat hendak masuk F melihat bercak darah dan langsung melapor ke polisi.

"Saya tidak lihat (pertama kali pintu dibuka). Tidak berani. Intinya ada bercak darah di situ. Terus minta tolong orang masuk, terus minta keluar aja telepon polisi," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Anang Ma'ruf) (Kompas.com/Labib Zamani/Idham Khalid) (TribunLombok.com/Robby Firmansyah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas