Populer Regional: Selebgram Ditangkap Polisi karena Jadi Mucikari - Tragedi Lift Maut di Ubud
Berikut rangkuman berita populer mulai selebgram jadi mucikari hingga tragedi lift maut di Ubud yang tewaskan 5 orang.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional Tribunnews dimulai seorang selebgram ditangkap oleh Polda Bangka Belitung.
Perempuan berinisial ARD ditangkap lantaran jadi mucikari dan terlibat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
ARD menjajakan wanita muda dengan tarif Rp2-3 juta untuk sekali kencan kepada pria hidung belang.
Kemudian ada update dari viralnya pengemis kaya di Kota Bogor, Jawa Barat.
Pengemis bernama Erik menjadi bahan perbincangan karena kedapatan membawa uang puluhan juta rupiah saat meminta-minta.
Kini ia dikirim ke rumah sakit jiwa karena mengalami disabilitas mental.
Berita populer terakhir ada tragedi lift jatuh di Ayu Terra Resort Banjar Kedewatan Let, Desa Kedewatan, Ubud, Bali.
Akibat kejadian ini, 5 orang karyawan tewas.
Sementara polisi hingga kini masih mendalami kasusnya guna mengungkap penyebab lift jatuh.
Berikut berita populer regional di Tribunnews dalam 24 jam selengkapnya:
1. Selebgram Diamankan Polisi karena Jadi Mucikari, Pasang Tarif Rp2-3 Juta Sekali Kencan
Seorang selebgram berinisial ARD diamankan polisi lantaran terjerat kasus prostitusi online di Bangka Belitung, Jumat (1/9/2023).
ARD ditangkap lantaran menawarkan sejumlah wanita sebagai teman kencan via online.
Penangkapan ARD dikonfirmasi oleh Kabid Humas Polda Bangka Belitung, Kombes Jojo Sutarjo.
Kasus ini terungkap saat polisi melakukan operasi penggerebekan di sebuah hotel di Pangkalanbaru, Bangka Tengah, Bangka Belitung.
"Tim Satgas TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) Ditreskrimum mengamankan dua orang yang merupakan korban eksploitasi seksual Jumat malam," ujarnya seperti yang diwartakan Kompas.com.
Keduanya diduga menjadi korban TPPO dari ARD.
Selanjutnya, pihak kepolisian pun berhasil mengamankan ARD tak jauh dari lokasi penggerebekan.
"Pelaku ini saat diamankan berada di salah satu tempat karaoke yang tidak jauh dari lokasi pengungkapan TPPO," terang Jojo.
Sejumlah barang bukti seperti uang Rp6 juta, empat ponsel, mobil, dan bukti pembayaran hotan turut disita polisi.
"Pelaku dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) Undang-undang RI No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau pasal 296 KUHP Sub Pasal 506 KUHP," ucap Jojo.
2. Nasib Pengemis yang Viral Bawa Uang Rp50 Juta, Dikirim ke Rumah Sakit Jiwa, Ini Sosok Erik
Video pengemis ketahuan bawa uang lebih dari Rp 50 juta, viral di media sosial.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews, video saat pengemis 'kaya' itu diamankan petugas Dinas Sosial Kota Bogor diunggah sejumlah akun Instagram, seperti @fakta.indo.
Pada rekaman terlihat pengemis tersebut, ditangkap bersama satu kantong plastik berisi uang berbagai pecahan.
Setelah dihitung, uang yang dibawa pengemis kaya ini mencapai Rp 56,9 juta.
Sementara hingga Minggu (9/3/2023), video pengemis kaya sudah ditonton lebih dari 340 ribu kali.
Warganet turut membanjiri postingan dengan beragam komentarnya.
Berawal dari laporan warga
Kepala Bidang Rehabiliitasi Sosial pada Dinsos Kota Bogor, Dody Wahyudin, menjelaskan kronologi penangkapan pengemis kaya ini.
Semua bermula dari laporan warga yang dibuat resah dengan aksi eksibisionis.
Seorang pria diketahui telah memamerkan alat vitalnya di depan umum.
Berbekal aduan tersebut, petugas dinsos terjun ke Alun-alun Kota Bogor lokasi kejadian pada Kamis, 31 Agustus 2023 kemarin.
Belakangan baru diketahui pria tersebut, merupakan pengemis.
"Setelah kita perdalam, pengemis ini merupakan disabilitas mental. kita evakuasi langsung ke dinsos
Kondisinya itu sangat kotor, tubuhnya kotor, dan pakai celana itu tidak karuan pakai lima rangkap dia (pengemis)," kata Dody, dikutip dari TribunnewsBogor.com.
3. Kenalan dengan Sesama Gay Lewat Aplikasi Hornet, Pria LGBT di Medan Dirampok Saat Bercinta
Berawal dari chatting dengan kenalan di media sosial, seorang penyuka sesama jenis di Medan, Sumatera Utara, harus merelakan hartanya dirampok.
Henry Hutasuhut (HH) ternyata berhadapan dengan gerombolan perampok bermodus kencan sesama jenis.
Gerombolan penjahat ini menggarong HH, saat ia sedang bercinta dengan salah satu anggota mereka.
Baca juga: Heboh Orasi Pelangi dan Pilihan Non Biner, Benarkah Ada Kampanye LGBT di OSKM ITB?
Informasi dari Percut Seituan menyebutkan, sebenarnya peristiwa terjadi pada Juli lalu. HH yang anggota LGBT
Henry Hutasuhut, pecinta sesama jenis dirampok lelaki kenalan yang ngaku sebagai polisi.
Henry Hutasuhut dirampok ketika dirinya lagi bersenggama atau bercinta dengan perampok yang menyaru sebagai LGBT.
Menurut Kapolsek Percut Seituan, Kompol Agustiawan, peristiwa perampokan ini terjadi pada Juli 2023 lalu.
Saat itu, Henry berkenalan dengan seorang lelaku dari aplikasi LGBT Social Network.
Setelah berkenalan, tersangka Zenith Muthalik (20) warga Jalan Seriti 4, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang lantas mengajak Henry Hutasuhut untuk bertemu.
Henry diarahkan pelaku menuju kos-kosan di Jalan Murai, Perumnas Mandala, Kelurahan Kenanga Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang.
Karena korban ingin menikmati layanan dari pecinta sesama jenis, korban pun datang ke lokasi yang dituju.
Korban tidak tahu, bahwa perampok lainnya sudah menunggu di sana, termasuk tersangka M Rizki Anggi (32) warga Jalan Murai 6, Kecamatan Percut Seituan yang berperan menyediakan kamar.
Sampai di lokasi, korban masuk ke dalam rumah yang sudah ditunjuk.
4. Seorang Pria Meninggal di Pantai Parangkusumo setelah Lakukan Ritual Puasa 7 Hari 7 Malam
Seorang pria berinisial J (60) ditemukan meninggal dunia, Sabtu (2/9/2023).
J meninggal dunia setelah melakukan ritua puasa ngebleng atau puasa 7 hari 7 malam tanpa makan dan minum.
Pria asal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah tersebut ditemukan meninggal dunia di Kali Mati, Pantai Parangkusumo, Kelurahan Parangtritis, Kretek, Bantul, DI Yogyakarta.
"Sebelum meninggal dunia, korban bersama rekannya tiba di Kali Mati Pantai Parangkusumo pada Minggu (27/8/2023) sekitar pukul 20.00 WIB. Kemudian melaksanakan ritual (puasa ngebleng)," beber Kapolsek Kretek, AKP Haryanto, Minggu (3/9/2023).
Setelah tujuh hari menjalani ritual tersebut atau tepatnya pada Sabtu (2/8/2023) sekitar pukul 17.00 WIB, korban sempat meminta tolong kepada seorang rekannya untuk dibelikan minuman air kelapa muda.
Tak lama kemudian, korban mendapatkan air kelapa muda itu dan meminumnya.
Sayangnya, air kelapa muda yang dikonsumsi dalam keadaan perut kosong membuat kondisi tubuh korban tidak sehat dan sempat tidak sadarkan diri.
Menurut keterangan polisi, hal itu terjadi lantaran air kelapa muda murni mengandung zat yang membahayakan ketika dikonsumsi dalam keadaan perut kosong selama berhari-hari.
"Jadi, kalau air kelapa muda murni itu kan ada kayak semacam alkoholnya, tetapi bukan alkohol saya tidak tahu namanya. Diminum justru fatal akibatnya," jelas AKP Haryanto.
Tak lama setelah meminum air kelapa tersebut, korban pingsan.
Rekan korban yang mengetahui hal itu langsung meminta tolong kepada seorang sopir Jeep wisata yang berada di lokasi kejadian untuk dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Namun, korban telah dinyatakan meninggal dunia sebelum berangkat ke rumah sakit terdekat.
Peristiwa tersebut kemudian dilaporkan ke Polsek Kretek dan ditindaklanjuti dengan menghubungi petugas medis Puskesmas Kretek serta Tim Inafis Polres Bantul untuk melakukan pemeriksaan terhadap korban.
"Dari hasil pemeriksaan menyebutkan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban," ungkapnya.
5. Tragedi Lift Maut di Ubud: 5 Pegawai Tewas Jatuh dari Ketinggian Puluhan Meter, Investigasi Berjalan
Investigas kasus tewasnya lima orang karyawan Ayu Terra Resort Banjar Kedewatan Let, Desa Kedewatan, Ubud, terus berjalan.
Kelima karyawan tersebut tewas setelah lift gondola yang mereka tumpangi jatuh dari ketinggian puluhan meter.
Kejadian tragis tersebut terjadi pada Jumat (1/9/2023) pukul 13.00 WITA.
Dalam kecelakaan ini, lima orang yang menumpangi lift tersebut dinyatakan tewas semua.
Perinciannya, dua dari korban meninggal di tempat, sedangkan tiga lainnya meninggal di rumah sakit.
Hingga saat ini petugas kepolisian masih melakukan investigasi untuk menyelidiki tragedi ini. Tersangka pun belum ditetapkan secara resmi.
Saat ini, kasus yang menewaskan lima orang pegawai resort tersebut ditangani Satreskrim Polres Gianyar.
Sebagai informasi, tim Labfor Polda Bali melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) di Ayu Terra Resort, di Desa Kedewatan, Ubud, Gianyar, Sabtu 2 September 2023.
Informasi yang disampaikan Kasatreskrim Polres Gianyar, AKP Ario Seno Wimoko saat ditemui di TKP menjelaskan, Polres Gianyar dan Ditreskrimum Polda Bali datang ke TKP untuk mendapat gambaran bagaimana kira-kira kejadiannya bisa terjadi.
"Tetapi kita sebenarnya sudah tahu gambaran jelasnya bagaimana kejadian ini bisa terjadi. Tapi kita di sini tak menduga-duga. Pembuktiannya nanti secara scientific investigation. Jadi nanti ada dari Labfor Inafis Polda Bali datang ke sini untuk melakukan oleh TKP," ujar Ario Seno.
Terkait penentuan status ada tersangka atau tidak, kata dia, nanti akan ditentukan juga oleh saksi ahli dan hasil dari Bid Labfor Polda Bali.
"Nanti pada saat penentuan siapa yang salah, bagaimana ini bisa terjadi, dan penyebabnya apa, itu nanti bukan kami menentukan. Tapi dari saksi ahli. Kami sifatnya tidak menduga-duga. Kami menyambungkan keterangan dari Bid Labfor dan saksi ahli. Barulah nanti kita akan temukan siapa yang salah dalam hal ini," ujarnya.
(Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.