Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panglima TNI Kirim Personel dan Peralatan Kendalikan Huru Hara di Pulau Rempang

Panglima TNI merespon cepat agar situasi di Rempang tetap kondusif, dia mengirimkan pasukan TNI lengkap dengan peralatannya untuk meredakan konflik

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Panglima TNI Kirim Personel dan Peralatan Kendalikan Huru Hara di Pulau Rempang
Tribun Batam/Eko Setiawan
Kondisi terkini di Pulau Rempang Galang, Kota Batam, Provinsi Kepri, Kamis (7/9/2023). 

TRIBUNNEWS.COM,  JAKARTA – Masyarakat Rempang, Batam, Kepulauan Riau, menolak relokasi rumah yang bakal dijadikan kawasan industri Rempang Eco City. 

Buntut penolakan pembangunan lokasi pabrik yang akan dioperasikan oleh produsen kaca China, Xinyi Glass Holdings, ini pun sampai berujung bentrokan masyarakat setempat dengan aparat gabungan.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono lantas cepat merespon agar situasi di Rempang tetap kondusif.

Laksamana bintang 4 itu pula menegaskan akan mengirimkan pasukan TNI  untuk meredakan konflik di Rempang. 

Yudo, saat menggelar rapat bersama jajaran pejabat TNI, sempat menghendaki penanganan massa tanpa alat atau senjata. 

Namun belakangan ia khawatir prajurit malah kualahan dan tak mampu bertahan dari serangan demonstran.

Sehingga semua peralatan dan makanan dikirim untuk pasukan mengatasi pengamanan huru hara di lapangan.

Berita Rekomendasi

Mantan Kepala Staf Angkatan Laut itu yakin bila banyak personel TNI yang dilibatkan, diharapkan bisa menjaga kondusivitas kala adanya demontarasi penolakan. 

Namun bila ada serangan dari massa anarkis, ia khawatir prajurit ikut juga tersulut emosinya.

Tim sosialisasi dan verifikasi Pengembangan Rempang Eco-City saat sedan melaksanakan apel persiapan
Tim sosialisasi dan verifikasi Pengembangan Rempang Eco-City saat sedan melaksanakan apel persiapan (Ist)

Dalam mengatasi kerusuhan masal, prajurit TNI didukung peralatan , alat komunikasi satuan , dan natura siaga untuk menjaga keselamatan prajurit dan mencegah emosi prajurit tatkala menjadi korban anarkis serangan para demonstran termasuk pada pengamanan masa Pemilu . 

Yudo pun menyadari para prajurit sulit melakukan pembiaran ketika amukan massa terjadi.

Oleh karena itu, ia mendorong penggunaan alat secara terlatih saat pecahnya aksi anarkis.

“Karena saya yakin kalau TNI dipukuli seperti itu pasti gak tahan, mesti gak akan diam saja dilempari kayak gitu, ngamuk pasti. Prajurit kita kan gampang ngamuknya itu. Tapi karena Polri mungkin sudah dilatih supaya diam, nanti di-shooting, sehingga yang mukul itu langsung dikenakan tindak pidana,” ujar Yudo.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas