Populer Regional: Siswi SD Buta di Gresik - Calon Pengantin Flare Prewed Bromo Muncul ke Publik
Berikut rangkuman berita populer regional mulai siswi SD buta karena ditusuk kakak kelas hingga calon pengantin 'Flare Prewed' bromo muncul ke publik.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional Tribunnews dimulai nasib pilu yang menimpa siswi SD di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
SA (8) kehilangan mata kanannya karena mengalami kebutaan permanen.
Saat di sekolah, mata SA diduga dicolok oleh kakak kelasnya dengan memakai tusuk bakso.
Kemudian ada kabar Kasatlantas Polres Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, AKP Pittor Gultom terjaring OTT oleh Paminal Mabes Polri.
AKP Gultom dalam kesempatannya membantah kabar tersebut.
Meskipun demikian, dirinya membenarkan tim dari Mabes Polri mendatangi Polres Pelabuhan Belawan pada Jumat (15/9/2023) kemarin.
Baca juga: Populer: Ayah Lala Curhat Masa Sulit Awal Putrinya Lahir - Sahabat Benarkan Fuji & Asnawi Pacaran
Berita populer terakhir ada update kasus flare prewedding pemicu kebakaran di kawasan Gunung Bromo.
Calon pengantin pria bernama Hendra Purnama alias HP (38) akhirnya muncul ke publik.
Ia bertemu warga Tengger untuk meminta maaf dan memberikan klarifikasinya terkait insiden kebakaran yang menghanguskan 500 hektare lahan di Bromo.
Berikut berita populer regional di Tribunnews dalam 24 jam selengkapnya:
1. Nasib Pilu SAH, Siswi SD yang Matanya Ditusuk hingga Alami Buta Permanen, Kepala Sekolah Bungkam
Nasib pilu dialami oleh SAH (8), siswi kelas 2 SDN 236 Menganti, Gresik, Jawa Timur.
SAH mengalami kebutaan permanen setelah mata kanannya ditusuk siswa lain.
Mata kanan SAH ditusuk oleh siswa tak dikenal menggunakan tusuk bakso.
Sayangnya, saat pihak keluarga ingin melihat rekaman CCTV kejadian tersebut, malah tidak diizinkan oleh pihak sekolah.
Samsul Arif (36), ayah korban pun heran dengan sikap sekolah.
"Saya sudah minta tolong pihak sekolah untuk menunjukkan kamera CCTV, tapi tidak boleh."
"Padahal saya ingin tahu, siapa pelakunya. Anak saya nggak tahu siapa nama pelakunya, tapi tahu wajahnya," tutur Samsul.
Samsul pun akhirnya membawa kasus ini ke ranah hukum.
Ia mengatakan, putrinya ditusuk mata kanannya pada 7 Agustus 2023 lalu.
Mengutip TribunJatim.com, mulanya SAH sedang mengikuti kegiatan perlombaan di halaman sekolah.
Saat sedang asyik bermain, ia tiba-tiba ditarik oleh siswa yang diduga kakak kelas ke lorong di sekolah.
SAH pun dipalak oleh anak tersebut, tapi ia tak memberikan uangnya.
Karena kesal, anak tersebut pun menusuk mata kanan SAH menggunakan tusuk bakso.
2. Bukan 4, Anggota KKB Anak Buah Mantan TNI Yotam Bugiangge yang Tewas Kontak Senjata Total 5 Orang
Lima anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tewas saat terjadi kontak tembak dengan Satgas Batalyon Marinir 7 yang sedang melaksanakan patroli lingkungan pos di Kabupaten Yahukimo, Kamis (14/9/2023).
Mereka adalah anggota dari kelompok Yotam Bugiangge, mantan anggota TNI yang membelot menjadi KKB di wilayah Kabupaten Nduga.
Kelima jenazah anggota KKB tersebut telah dimakamkan, Sabtu (16/9/2023) kemarin.
Sebelumnya dilaporkan dalam kontak tembak itu awalnya terlihat 4 orang KKB meninggal di tempat.
Sementara yang lainnya berhamburan menyelamatkan diri masing-masing sambil membawa kabur senjata dari mereka yang sudah tewas.
Namun selang beberapa saat, kontak tembak berhenti sehingga aparat melanjutkan penyisiran.
Di situlah kemudian ditemukan satu lagi anggota KKB dalam kondisi tewas.
Kepala Suku, Leo Ghiban mengatakan lima anggota KKB tersebut bukanlah masyarakat sipil atau penduduk Yahukimo.
Leo Ghiban mengaku sudah mengecek langsung kelima jenazah tersebut.
Dia memastikan mereka bukan penduduk Yahukimo.
Hal senada diungkapkan Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan III, Kolonel Czi GN Suriastawa.
Kolonel Suriastawa menyatakan bahwa kelima jenazah tersebut bukan masyarakat sipil Yahukimo.
"Jadi 5 anggota KKB yang meninggal itu adalah kelompok Yotam Bugiangge dari Batalyon Wesem Kowip III, Kodam III Ndugama," kata Kolonel Czi GN Suriastawa melalui keterangganya dikutip dari Tribun-Papua.com.
3. Kasatlantas Polres Pelabuhan Belawan Dikabarkan Terkena OTT, Polda dan AKP Gultom Senada Membantah
Kasatlantas Polres Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, AKP Pittor Gultom dikabarkan terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Pengamanan Internal (Paminal) Mabes Polri, Jumat (15/9/2023) kemarin.
Namun, hal tersebut dibantah oleh Kabid Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Hadi Wahyudi.
Ia mengatakan, tak ada OTT kepada AKP Pittor Gultom.
Adapun kedatangan tim Paminal Polri ke Polres Pelabuhan Belawan adalah untuk melakukan pengawasan Operasi Zebra yang sedang berlangsung.
"Tidak ada OTT. Itu tugas rutin biasa dari Propam dalam rangka supervisi," ujarnya seperti yang diwartakan Tribun-Medan.com, Minggu (17/9/2023).
Hadi menambahkan, AKP Gultom saat ini masih bertugas seperti biasa.
Hadi juga menyangkal bahwa AKP Gultom saat ini ditahan di Bid Propam Polda Sumut.
"Sama seperti yang dilakukan Inspektorat atau Satker yang bertugas dalam bidang pengawasan,"
"Kasat lantas tugas seperti biasa, kegiatan operasi zebra," pungkas Kombes Hadi Wahyudi
Bantahan AKP Pittor Gultom AKP Pittor Gultom saat dihubungi juga menyangkal kabar tersebut.
Saat dihubungi, ia sedang berada di sebuah acara, Sabtu (16/9/2023).
"Masih lagi di pesta aku, tidak betul itu, mana ada OTT, " ucapnya singkat.
4. Dua Mayat Bayi Kembar Dimakamkan Satu Liang Lahad di TPU Seyegan, Polisi Buru Pelaku Pembuangan Bayi
Dua mayat bayi perempuan diduga kembar yang ditemukan di Sungai Buntung, Jogotirto, Berbah akhirnya dimakamkan dalam satu liang lahad di UPTD Pemakaman Umum (TPU) Seyegan, Kabupaten Sleman.
"Dimakamkan kemarin (Jumat) di TPU Seyegan, yang milik Pemda Sleman. Saya berkirim surat ke Dinsos Sleman, permohonan izin tempat makam," kata Kapolsek Berbah, Kompol Parliska Febrihanoto, Sabtu (16/9/2023).
Saat ini, petugas Kepolisian masih memburu pelaku pembuang bayi dengan melakukan penyelidikan.
Petugas menggali informasi dari bidan seputar Berbah juga berupaya lain dengan memeriksa rekaman kamera pengintai atau CCTV yang mengarah di seputar lokasi kejadian.
Kasi Humas Polresta Sleman AKP Edy Widaryanta mengatakan, untuk dugaan sementara kedua bayi tersebut sengaja dibuang.
"Kemungkinan dibuang, tapi dugaan sementara bukan dari (warga) tempat itu. Beberapa bidan di daerah Berbah sudah digali informasi dari Reskim dan belum ada yang didatangi ibu hamil (dengan HPL September). Kami mencari upaya lain dengan mencari CCTV di daerah situ," katanya.
Pihak Kepolisian juga menggali informasi dengan menelusuri warga kampung di seputar lokasi kejadian dan belum ada kecurigaan Ibu mengandung kehilangan bayi.
Sejauh ini, pihaknya mengaku terus berupaya untuk mengungkap perkara tersebut.
"Kami terus berusaha mencari pelakunya," kata Edy.
Ia mengimbau kepada masyarakat apabila mengetahui informasi seputar temuan bayi tersebut untuk menginformasikan kepada pihak berwajib.
5. Calon Pengantin 'Flare Prewedding' Bromo Akhirnya Muncul ke Publik, Ngaku Tak Sengaja, Kini Trauma
Calon pengantin yang menggelar sesi foto prewedding dengan flare berujung kebakaran di kawasan Gunung Bromo akhirnya muncul ke publik.
Hendra Purnama alias HP (38) bersama calon istrinya mendatangi warga Tengger untuk meminta maaf secara langsung pada Jumat (15/9/2023).
Hendra Purnama tidak sendiri, turut hadir juga 3 orang lainnya yang diketahui ada di lokasi kejadian terlibat dalam proses foto prewedding.
Kelimanya bertemu warga Tengger di Balai Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Dalam pertemuan tersebut, menjadi momen pertama Hendra Purnama dkk tampil ke publik pasca-kebakaran di kawasan Gunung Bromo.
Video saat Hendra Purnama memberikan klarifikasinya jadi viral setelah diunggah sejumlah akun Instagram, seperti @undercover.id pada Sabtu (16/9/2023).
Hendra Purnama dalam kesempatannya menegaskan, kebakaran di kawasan Gunung Bromo terjadi secara tidak sengaja.
Dirinya bersama yang lain sudah berusaha memadamkan api dengan air seadanya.
"Kejadian ini tak sengaja. Saat kejadian kami sudah berusaha memadamkan dengan air mineral kemasan sebanyak lima botol," kata Hendra Purnama, dikutip dari Surya.co.id, Minggu (17/9/2023).
Hendra Purnama melanjutkan ceritanya, upaya pemadaman yang dilakukan berujung gagal.
Api merambat dengan cepat karena faktor angin dan keringnya rumput dampak musim kemarau.
"Kami tak dapat memadamkan," tegas warga Kota Surabaya ini.
Hendra Purnama kemudian meminta maaf kepada sejumlah pihak buntut kebakaran di kawasan Gunung Bromo.
(Tribunnews.com)