Wanita Melahirkan Tapi Tak Punya Bayi Jadi Petunjuk Polisi Ringkus Pelaku Pembuang Jasad Bayi Kembar
Ada satu petunjuk didapatkan polisi hingga berhasil meringkus pelaku dua hari pasca penemuan mayat bayi kembar itu.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Pelaku pembuangan jasad 2 bayi kembar di di Kali Buntung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Kamis (14/9/2023) lalu telah diamankan polisi.
EW, seorang mahasiswi kampus swasta di Yogyakarta dan pacarnya SW (31) adalah pelakunya.
SW bekerja sebagai sopir armada travel.
Warga Piyungan, Bantul ini pun sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Baca juga: Bayi Kembar yang Ditemukan di Kali Buntung Sleman Ternyata Dibuang Ayahnya, Pelaku Mengaku Panik
Namun pacarnya, atau ibu dari bayi kembar itu, EW masih diperiksa sebagai saksi.
Pelaku EW disangkakan melanggar Pasal 80 Ayat 3 UU RI Nomor 35/2014 Tentang Perubahan Atas UU 23/2022 Tentang Perlindungan Anak-Anak dan atau Pasal 306 Ayat 2 KUHP dengan ancaman hukuman penjara paling lama 10 tahun.
Bagaimana polisi akhirnya berhasil meringkus pelaku pembuangan jasad bayi kembar itu?
Ternyata ada satu petunjuk didapatkan polisi hingga berhasil meringkus pelaku dua hari pasca penemuan mayat bayi kembar itu.
Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, sehari pasca penemuan jasad bayi, Jumat (15/9/2023) sekitar pukul 13.00 WIB, polisi mendapat informasi bahwa ada seorang wanita yang mengalami pendarahan hebat pasca melahirkan.
Wanita itu mendatangi salah satu klinik bersalin di wilayah Maguwoharjo.
Namun anehnya wanita tersebut tak punya bayi.
Mendapat informasi tersebut, polisi melakukan penelusuran hingga berhasil menemukan EW yang tinggal di salah satu indekos wilayah Depok, Sleman.
Polisi kemudian mengonfirmasi soal potongan kain yang ditemukan di dasar kali, diduga untuk membungkus dua mayat bayi itu.
Baca juga: Cerita Pak RT Saksikan Detik-detik Polisi Ringkus Terduga Pelaku Pembuangan 2 Jasad Bayi Kembar
Tapi ternyata kain tersebut juga ditemukan di kamar kos EW.
EW pun akhirnya diamankan pada Sabtu (16/9/2023) malam.
Karena kondisinya masih lemah, EW dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY untuk menjalani perawatan intensif.
Dari pengakuannya, EW menyebut dirinya memiliki seorang kekasih berinisial SW.
Polisi pun bergerak mengamankan SW di rumahnya di Piyungan pada Minggu (17/9/2023) dini hari.
Pengakuan EW
Kepada polisi EW mengakui sudah melahirkan darah dagingnya sendiri pada Selasa, 12 September 2023, sekitar pukul 23.00 di kamar indekos.
Bayi itu ternyata lahir dua hari sebelum akhirnya ditemukan mengambang di Kali Buntung, Berbah.
Kapolsek Berbah, Kompol Parliska Febrihanoto didampingi Kasi Humas Polresta Sleman, AKP Edy Widaryanta mengungkapkan, dari pengakuan EW, dua bayi perempuan itu dilahirkan seorang diri di dalam kamar kosnya.
Bayi pertama lahir dalam kondisi tidak bergerak.
Sementara bayi kedua lahir bergerak namun napasnya tersengal-sengal.
Setelah itu, EW kemudian menelepon pacarnya untuk datang ke kos.
Baca juga: Polsek Berbah Mengamankan 2 Orang yang Diduga Pembuang Bayi Kembar di Sleman, Orangtua Kedua Bayi?
Kedua bayi tersebut lalu dibungkus kain dan diletakkan di bak kamar mandi dalam kondisi sudah tidak bergerak.
Rabu dini hari sekitar pukul 01.00, EW dan SW keluar mencari makan karena kondisinya lemah pascamelahirkan.
Dua bayi malang tersebut turut dibawa ke dalam mobil, dimasukkan dalam plastik putih, dan diletakkan di sebuah kardus.
Setelah makan, keduanya kembali ke kos. Kala itu, kondisi bayi sudah tidak bergerak.
EW meminta kepada kekasihnya agar bayi tersebut dimakamkan.
Bayi yang masih di mobil terbalut kain, plastik, dan kardus itu lalu dibawa sang pacar.
SW rencananya memakamkan bayi tersebut di pekarangan rumahnya di Piyungan.
Namun di tengah perjalanan, sempat berhenti di wilayah Berbah.
Pelaku panik karena hari beranjak pagi dan khawatir diketahui orang tuanya.
SW akhirnya berhenti di dekat aliran Kali Buntung, Berbah, lalu turun ke kali dengan ketinggian lebih kurang 3-5 meter.
Bayi tersebut kemudian diambil dari mobil lalu dibuang begitu saja di aliran kali.
Bayi dibuang ke kali bersama kain pembungkus. Sedangkan kardusnya dibawa pelaku dan dibuang ke tempat sampah.
"Pelaku berhenti sebentar dan agak panik. Akhirnya bayi tersebut tidak jadi dimakamkan tetapi dibuang di sungai (Kali Buntung)," ucap Parliska.
Kesaksian Pak RT
SW diketahui adalah warga Sandeyan, Srimulyo, Piyungan, Bantul.
Ketua RT 6 Sandeyan, Suwarno mengaku sempat melihat proses pengamanan SW oleh jajaran kepolisian.
"Iya benar itu warga saya. Semalam saya lihat dia ditangkap polisi," jelasnya kepada wartawan, Minggu, kemarin.
Ia saat itu sedang berjualan di warung angkringan dekat Polsek Piyungan, tak jauh dari kediaman SW.
Sejumlah orang yang menggunakan beberapa mobil dan motor kemudian mampir ke warungnya membeli minum.
Tiba-tiba, SW pulang dengan menggunakan jasa ojek online.
Mengetahui hal itu, sejumlah orang yang ternyata anggota polisi itu langsung menyergap SW dan membawanya ke dalam mobil.
Suwarno menjelaskan, SW yang informasi dan fotonya tersebar di media sosial tersebut memiliki status administrasi warga RT 6, Padukuhan Sandeyan.
Namun, SW masih mengontrak di RT 6, Padukuhan Sandeyan, bersama dengan orang tuanya cukup lama.
"Saya enggak tahu pekerjaannya dia (SW). (Setahunya) kerjanya itu membawa mobil ojek online (pengemudi taksi online)," tutur Suwarno.
Menurutnya, SW memang jarang bergaul dengan masyarakat sekitar.
"Saya sendiri juga jarang lihat dia sejak beberapa waktu lalu," kata Suwarno.
Awal Mula Penemuan Mayat Bayi Kembar
Dua mayat bayi ini sebelumnya ditemukan di Sungai Buntung, Dusun Krasakan, Jogotirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Kamis (14/9/2023).
Awalnya ada laporan dari seorang pemancing sekira pukul 10.30 WIB yang melihat benda mencurigakan di Sungai Buntung.
Namun setelah dilihat ternyata jasad bayi yang mengambang.
Pemancing itu kemudian melaporkan penemuan itu kepada warga setempat hingga diteruskan ke polisi.
Selanjutnya, jenazah dua bayi dievakuasi ke RS Bhayangkara.
Kapolsek Berbah Kompol Parliska Febrihanoto mengatakan, dua mayat bayi yang ditemukan mengambang di Sungai Buntung berjenis kelamin perempuan.
Mayat tersebut ditemukan kali pertama oleh pemancing kemudian ditindaklanjuti dengan melapor ke polisi.
Saat proses evakuasi, petugas juga menemukan ari-ari dalam kondisi utuh atau lengkap.
"Dugaan sementara dibuang. Tapi dibuang (dalam kondisi) masih hidup atau sudah meninggal, itu kami belum tahu. Sekarang masih dalam penyelidikan," kata Parliska, Kamis.
Setelah dilakukan pemeriksaan, mayat bayi yang telah dievakuasi kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk proses penanganan lebih lanjut.
Dua mayat bayi kembar itu telah dimakamkan dalam satu liang lahad di UPTD Pemakaman Umum (TPU) Seyegan, Kabupaten Sleman.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul KABAR Ibu Pendarahan Tanpa Bayi Jadi Petunjuk Pembuang Orok di Kali Buntung Berbah Sleman