Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Wonosegoro Boyolali Rasakan Dampak Kemarau, Komunitas hingga PMI Salurkan Bantuan Air Bersih

Krisis air bersih akibat musim kemarau panjang dirasakan warga di Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, warga beri bantuan.

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Sri Juliati
zoom-in Warga Wonosegoro Boyolali Rasakan Dampak Kemarau, Komunitas hingga PMI Salurkan Bantuan Air Bersih
Kolase Tribunnews.com (Situs Pemprov Jateng-Istimewa)
PMI salurkan bantuan air bersih akibat kemarau panjang di Desa Guwo, Kecamatan Kemusu, Selasa-Rabu (26-27/9/2023) dan Kegiatan Bakti Sosial penyaluran air bersih di Bodeh, Wonosegoro, Boyolali, pada Kamis (28/9/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Krisis air bersih akibat musim kemarau panjang dirasakan warga di Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.

Termasuk Dukuh Bodeh, Desa Guwo, di Kecamatan Wonosegoro, yang kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali telah menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan melalui Surat Keputusan Bupati Boyolali Nomor: 100.3.3.2/450 tahun 2023, tertanggal 27 Juni 2023.

Bantuan air bersih pun diharapkan oleh warga untuk keperluan pokok mandi, memasak, hingga mencuci.

Seperti yang dirasakan Nurcholis, warga Dukuh Rempelas, Wonosegoro.

"Paling terdampak kekeringan Dukuh Bodeh Desa Guwo RT 7 khususnya paling terdampak kekeringan," ucapnya, Sabtu (30/9/2023).

Baca juga: Kemarau Panjang di Wilayah Banten, KS Group Peduli Salurkan Bantuan Air Bersih untuk Warga

Namun, menurut Nurcholis untuk di wilayahnya sudah ada beberapa bantuan dari pemerintah dan komunitas.

Berita Rekomendasi

Ia mengaku terbantu setelah adanya bantuan air bersih dari sejumlah komunitas dan pemerintah.

"Akhir-akhir ini dari komunitas sering memberikan bantuan air bersih. Kemarin ada bantuan bersih dari komunitas bus, dari Banser, juga dari pondok, BPDB" ungkapnya.

Mengenai kekeringan yang melanda wilayahnya, Nurcholis mengaku perlu ke tengah hutan untuk mengambil air sebelum mendapat bantuan.

Adapun jarak antara rumah dan alas (hutan) sekitar 2 Km.

"Di hutan ada (sumber air), jaraknya 2 Km, tapi ya kecil kalau untuk 1-2-3 RT tidak cukup," kata Nurcholis.


Oleh sebab itu, Nurcholis berharap, pemerintah tak hanya memberikan bantuan air bersih, tetapi juga sumur bor.

"Berharap bantuan pemerintah tidak cuma air bersih, tetapi sumur bor yang saya harapkan juga. Nantinya, (air bersihnya) buat masak, minum, dan mandi."

"Selama ini kalau tidak ada bantuan komunitas memang sangat kesulitan, warga sini sangat kesulitan," harap Nurcholis.

Hal senada juga disampaikan Nanik Lestari, warga RT 7 Desa Bodeh, Wonosegoro.

Ia mengatakan, awalnya ia mengandalkan air bersih dari sumber mata air, tapi sudah mengering.

"Sudah 5 bulan (kekurangan air). Jadi, warga mengambil air di aliran air di wono (alas/tengah hutan), jaraknya 3 Km," ucapnya saat ditemui di rumahnya, Kamis (28/9/2023).

Meski begitu, Nanik menyebut, kini pemerintah setempat sudah turun tangan.

Kegiatan Bakti Sosial penyaluran air bersih untuk warga Dukuh Rempelas, Desa Bodeh, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, pada Kamis (28/9/2023).
Kegiatan Bakti Sosial penyaluran air bersih untuk warga Dukuh Rempelas, Desa Bodeh, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, pada Kamis (28/9/2023). (Istimewa)

Sementara itu, menurut Marno Kepala Dusun (Kadus) di Desa Bodeh, Wonosegoro, mulai awal Agustus 2023 kemarin, sudah ada drop air bersih dari sejumlah pihak.

"Dimulai dari awal Agustus 2023, sudah didrop air bersih, alhamdulillah dari pemerintah dari pihak yang lain juga sering memberikan bantuan air bersih," ucapnya.

Ia merasa terbantu adanya bantuan air bersih yang diberikan sejumlah pihak.

"Sekarang sudah ada (bantuan), dari PMI dan BPBD, komunitas juga ada, dari masyarakat donasi ada," ucap Marno.

Lebih lanjut, Marno berharap pemerintah memberikan dapat membantu mencarikan sumber air di Desa Bodeh untuk dibuat sumur bor.

"Harapannya sebetulnya untuk kelanjutannya itu kan sumur bor. Di sini pribadi ada yang buat sumur bor, tapi kurang berhasil, jadi untuk sumbernya sampai sekarang ini belum ditemukan."

"Harapannya, dari pemerintah bisa membantu mencari sumber yang bagus," tuturnya.

Baca juga: Fasilitas Kesehatan di Makassar Terdampak Kemarau, Kepala Dinkes: Beberapa Puskesmas Kekurangan Air

Bantuan Air Bersih dari Warga Desa di Boyolali

Adapun bantuan air bersih diberikan oleh warga desa di kecamatan lain di wilayah Boyolali.

Seperti bakti sosial (BAKSOS) berupa penyaluran air bersih yang diinisiasi warga Dukuh Bulurejo, Desa Blagung, Kecamatan Simo, Boyolali.

Kegiatan penyaluran bantuan air bersih untuk warga Dukuh Rempelas, Desa Bodeh, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, dilakukan pada Kamis (28/9/2023).

Hal ini dilakukan untuk membantu warga Bodeh yang terdampak kekeringan pada musim kemarau saat ini.

Kegiatan ini dilaksanakan dari pagi hari pukul 08.30 WIB sampai 15.30 WIB.

Adapun penyaluran air bersih dilakukan menggunakan mobil pick up berisi jerigen (tempat air) sebanyak 10 buah berukuran besar.

"Melalui bakti sosial penyaluran air bersih tersebut, diharapkan dapat membantu warga yang terdampak kekeringan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mencuci dan lain sebagainya," ucap Dandi, seorang warga Bulurejo.

PMI Salurkan Bantuan Air Bersih

Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Boyolali menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat Desa Guwo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Selasa-Rabu (26-27/9/2023).
Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Boyolali menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat Desa Guwo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Selasa-Rabu (26-27/9/2023). (https://jatengprov.go.id/)

Tak hanya dari warga desa tetangga, sejumlah organisasi dan komunitas pun telah mengirimkan bantuan air bersih ke daerah tersebut.

Termasuk Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Boyolali yang memberikan bantuan air bersih kepada masyarakat di Kecamatan Kemusu dan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.

Dikutip dari situs Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, krisis air bersih di wilayah yang mengalami kekeringan semakin meluas.

Untuk itu, PMI Boyolali menyalurkan bantuan berupa air bersih.

Staf Humas PMI Boyoali, Muh Aziz Nugroho, mengatakan bantuan air bersih itu dilaksanakan dua hari, yakni Selasa-Rabu (26-27/9/2023).

"Selama dua hari, PMI Kabupaten Boyolali menyalurkan bantuan di dua Kecamatan di Kabupaten Boyolali yang mengalami krisis air di antaranya Kecamatan Wonosegoro di Dukuh Ngumul Gilirejo RT 03, 04, 05 RW 02 Desa Gilirejo dan Kecamatan Kemusu di Dukuh Bodeh; Desa Guwo,” tuturnya.

Menurut Aziz, pada  September 2023, permintaan air bersih di Boyolali terus bertambah terutama warga yang bermukim di wilayah terpencil.

Untuk kebutuhan droping air bersih, PMI pun telah menyiapkan dua unit mobil tangki berkapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter.

Kegiatan droping air ini bekerja sama dengan Ikatan Alumni SMA Negeri Boyolali angkatan 1979.

Adapun droping air bersih disambut antusias oleh warga Desa yang mendapat bantuan.

Selanjutnya, program ini akan dilaksanakan berkelanjutan untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak kekeringan.

Baca juga: Musim Kemarau, Kyai Muda Ganjar Bantu Air Bersih dan Sumur Bor Bagi Warga Desa Butoh Bojonegoro

Pemkab Boyolali Melalui BPBD Salurkan Air Bersih

Tak hanya PMI, pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali pun  menyalurkan bantuan air bersih.

Diketahui, musim kemarau ini telah berdampak kekeringan bagi beberapa kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Boyolali.

Seperti Kecamatan Juwangi, Wonosegoro, Wonosamodro, Kemusu, Musuk dan Tamansari.

Masih mengutip Jatengprov.go.id, penyaluran bantuan air bersih tersebut, diberangkatkan oleh Bupati Boyolali M. Said Hidayat di halaman kantor setempat, Selasa (8/8/2023) lalu.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Boyolali, Suratno, mengatakan bantuan air bersih sebanyak 14 tangki dikirim ke empat kecamatan yakni Kecamatan Tamansari, Wonosamodro, Wonosegoro, dan Kemusu.

“Sebelumnya, sejak ditetapkan status siaga darurat bencana kekeringan, secara periodik dan sesuai permintaan, BPBD Kabupaten Boyolali sudah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 42 tangki di wilayah terdampak bencana kekeringan,” ucapnya.

Pemkab Boyolali juga bekerjasama dengan para pemangku kepentingan untuk menyalurkan bantuan air bersih seperti CSR BUMN maupun BUMD, DAPM, organisasi masyarakat dan yang lainnya.

Bupati Boyolali M. Said Hidayat, pun mengapresiasi kegiatan penyaluran bantuan air bersih kepada kecamatan-kecamatan terdampak bencana kekeringan.

“Tentunya harapan kita keterpaduan langkah, kebersamaan langkah seperti ini dapat setidaknya menangani persoalan-persoalan kekeringan di Kabupaten Boyolali ini dapat tertangani dengan sebaik-baiknya.” ungkapnya.

(Tribunnews.com)

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Sumber: TribunStyle.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas