Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nasib 16 Jenazah Terlantar di Bali, Ada yang Dua Tahun Berada di RSUP Prof Ngoerah Bali

Sebanyak 16 jenazah terlantar dikremasi di RSUP Sanglah, atau yang kini bernama Rumah Sakit Umum Pusat Prof Ngoerah Bali. 

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Nasib 16 Jenazah Terlantar di Bali, Ada yang Dua Tahun Berada di RSUP Prof Ngoerah Bali
dok.
Ilustrasi Jenazah. Sebanyak 16 jenazah terlantar dikremasi di RSUP Sanglah, atau yang kini bernama Rumah Sakit Umum Pusat Prof Ngoerah Bali.  

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sebanyak 16 jenazah terlantar dikremasi di RSUP Sanglah, atau yang kini bernama Rumah Sakit Umum Pusat Prof Ngoerah Bali

Agenda kremasi jenazah telantar ini, memang rutin dilakukan setiap tahunnya.

Kali ini pada 2023, 16 jenazah dilakukan kremasi di Krematorium Mumbul.

Pemulasaraan jenazah dilakukan dua hari, hari pertama pada, Rabu 4 Oktober 2023 dan Kamis 5 Oktober 2023. 

Direktur Layanan Operasional RSUP Prof Ngoerah Bali, Dokter I Gusti Lanang, menyatakan dari 16 jenazah terdiri dari 15 jenazah dari RSUP Prof Ngoerah Bali dan satu lagi warga negara asing (WNA) Jerman dari RS Bali Mandara.

Proses sehingga akhirnya bisa dikremasi panjang dan rumit.

Pihak rumah sakit harus benar-benar  mendapat kejelasan, mereka tidak mendapat pengakuan dari keluarga. Sehingga bisa sah dinyatakan telantar.

BERITA TERKAIT

Kemudian, institusi terkait menyerahkan ke RSUP Prof Ngoerah Bali, dan melakukan kremasi secara massal.

Karena proses kremasi jenazah butuh kepastian hukum, ada jenazah sudah dua tahun disimpan di RSUP Prof Ngoerah Bali

"Jenazah ini telantar ada dua tahun Agustus 2021 dan terakhir Maret 2022. Setelah menelusuri kedutaan terkait bisa diserahkan akhirnya memeroleh kejelasan sehingga tidak ada diakui dikategorikan telantar sehingga diambil alih massal," ucapnya.

Baca juga: Proses Kremasi 4 Mayat yang Ditemukan di Kalideres Dilakukan Usai Proses Penyelidikan Polisi

Lanang mengatakan, pemilihan hari kremasi berdasarkan hari baik menurut agama Hindu.

Dari 15 jenazah dari RSUP Prof Ngoerah Bali, delapan di antaranya dewasa dan tujuh masih  bayi. Selain itu tiga WNA. Satu Jerman dan dua orang Australia.

Pembiayaan kremasi jenazah terlantar dari program corporate social responsibility (CSR).

Jumlah biaya pembebasan perawatan dan penitipan jenazah di RSUP Prof Ngoerah Bali sebesar Rp. 2.386.276.800. 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul 16 Jenazah Telantar Kembali Dikremasi RSUP Prof Ngoerah Bali, Tiga Orang Diantaranya WNA

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas