Guru di Sumbawa Dipolisikan dan Dituntut Rp 50 Juta Karena Hukum Siswa Tak Salat
Viral di TikTok kisah Pak Akbar, seorang guru di Sumbawa dipolisikan dan dituntut Rp 50 juta oleh wali murid karena hukum siswa yang tak salat.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, SUMBAWA - Viral di media sosial TikTok aksi solidaritas sesama guru untuk Pak Akbar.
Pak Akbar Sarosa merupakan Guru Pelajaran Agama Islam yang dipolisikan wali murid.
Tak hanya dipolisikan, Akbar Sarosa juga dituntut Rp 50 juta.
Ini karena wali murid tersebut tak terima anaknya dihukum Akbar Sarosa karena tak mau salat.
Awalnya Akbar Sarosa mencoba menegur tiga murid yang tak mau salat, tetapi teguran tersebut tidak dihiraukan.
Situasi semakin memanas ketika ketiga siswa tersebut dihukum dengan cara dipukul di telapak tangan dan pundak sebagai bentuk hukuman atas penolakan mereka untuk melaksanakan salat.
Berikut sejumlah fakta soal Kisah Pak Guru Akbar Sarosa:
1. Viral Guru Agama Islam Dipolisikan dan Dituntut Rp 50 Juta
Beredar kabar viral Guru dilapor Polisi gara-gara menghukum muridnya yang tak salat.
Kabar viral ini pertama kali gegerkan pengguna TikTok.
Kisah Akbar Sarosa viral lewat unggahan seorang guru di TikTok @deni_ali28.
Guru PAI bernama Akbar Sarosa saat ini menghadapi masalah hukum karena menghukum muridnya yang tidak melaksanakan salat.
Orangtua murid yang merasa tidak puas dengan tindakan Akbar, akhirnya memutuskan untuk menuntutnya sejumlah Rp50 juta.
2. Kronologi
Peristiwa ini terjadi setelah Akbar memerintahkan siswanya untuk melaksanakan salat berjamaah karena waktu zuhur telah tiba.
Namun, tiga siswa menolak melaksanakan salat berjamaah. Akbar mencoba menegur mereka, tetapi teguran tersebut tidak dihiraukan.
Situasi semakin memanas ketika ketiga siswa tersebut dihukum dengan cara dipukul di telapak tangan dan pundak sebagai bentuk hukuman atas penolakan mereka untuk melaksanakan sholat.
Orangtua murid yang merasa marah dengan tindakan tersebut melaporkan Akbar kepada pihak berwajib karena merasa anaknya tidak pantas dihukum dengan cara tersebut.
"Pak Akbar dilaporkan oleh orangtua murid karena anaknya dihukum lantaran tidak mau disuruh shalat.
Semoga Pak Akbar mendapatkan keadilan," tulis Deni Ali dalam videonya.
Akbar Sarosa tidak hanya menghadapi protes dari orangtua murid, tetapi juga mendapat masalah hukum.
Ia dilaporkan ke polisi oleh orangtua murid yang merasa marah dengan perlakuan Akbar terhadap anak mereka.
Dalam laporan tersebut, Akbar dituntut membayar denda sebesar Rp 50 juta sebagai kompensasi atas tindakan yang dianggap tidak pantas terhadap muridnya.
"Sidang ditunda sampai minggu depan, kasus Pak Akbar yang dituntut 50jt oleh orangtua murid karena anaknya dihukum lantaran tidak mau ikut salat zuhur."
3.Solidaritas Sesama Guru: Semoga Pak Akbar bebas dari segala Tuntutan Hukum
Menanggapi hal itu, akun tersebut juga mengunggah video aksi solidaritas para guru di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
"Aksi solidaritas PGRI Kab. Sumbawa Barat dan Kab. Sumbawa NTB untuk Pak Akbar.
Semoga Pak Akbar bebas dari segala Tuntutan Hukum. Aamiin," tulisnya melalui caption.
Ia juga diketahui meminta dukungan dan doa netizen agar rekan sesama guru tersebut mendapatkan keadilan.
"Sedih sekali melihat keadaan Guru Saat ini. Semuanya Serba Salah," tmbahnya dalam keterangan video. (tribun network/thf/TribunTimur).