Polisi Selidiki Motif Penganiayaan yang Menewaskan Panji Nurhakim Aktivis Kemanusiaan di Garut
Panji Nurhakim (37), seorang aktivis kemanusiaan di Kabupaten Garut, Jawa Barat meninggal dunia setelah dianiaya orang tak dikenal.
Editor: Dewi Agustina
Pihak kepolisian masih menyelidiki motif penganiayaan yang menyebabkan meninggalnya Panji Nurhakim.
"Untuk motif (penganiayaan) masih kami selidiki, mohon waktu. Keempat terduga pelaku sudah kami amankan," ujar Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Ari Rinaldo, saat dihubungi Tribunjabar.id, Minggu.
Pantauan Tribunjabar.id Minggu sore, jenazah korban sudah selesai diautopsi di RS Sartika Asih Bandung.
Korban kini dalam perjalanan ke Kabupaten Garut untuk disalatkan terlebih dulu di masjid Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Persis (STAIPI) Garut di Jalan Sukasenang-Tanjungkamuning, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Iya (jenazah akan disalatkan di STAIPI), ini jenazah masih autopsi di Bandung," ujar kakak korban, Faturakhman saat dihubungi Tribunjabar.id Minggu sore.
Saat ini jenazah Panji tengah dalam proses autopsi di Rumah Sakit Sartika Asih Bandung.
Kepergian aktivis kemanusiaan asal Garut itu menjadi duka yang mendalam, salah satunya bagi sejumlah organisasi kemanusiaan di Garut.
Sebelum meninggal dunia, Panji diketahui sempat mengikuti pengajian malam Minggu di salah satu masjid dekat kediamannya.
Foto aktivitas pengajian itu pun kini beredar di lini masa perpesanan WhatsApp di Garut.
"Almarhum sebelum meninggal, sempat ikut pengajian," ujar seorang anggota Grup Forum Relawan Kebencanaan Garut.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kasus Meninggalnya Aktivis Persis Garut, Polisi Amankan Empat Orang, Masih Dalami Motif Penganiayaan